MTI UII Dampingi UKM Batik Omah Ngesti Pandowo Semarang

Teknologi  
Winda Nur Cahyo (kiri bawah) dan Imam Djati Widodo saat memberikan keterangan kepada wartawan secara virtual, Kamis (30/6/2022). (foto : screenshootzoom/heri purwata)

JURNAL PERGURUAN TINGGI -- Kelemahan Usaha Kecil Menengah (UKM) Batik Omah Ngesti Pandowo Semarang pada desain yang sesuai dengan segmentasi dan pemasaran produk. Untuk mengatasinya, Program Studi Teknik Industri, Program Magister Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia (FTI UII) melakukan pendampingan pada UKM Batik Omah Ngesti Pandowo.

Ketua Program Studi Teknik Industri Program Magister FTI UII, Ir Winda Nur Cahyo, ST, MT, PhD, IPM mengemukakan hal tersebut pada wartawan secara virtual Kamis (30/6/2022). Selain Winda, juga Muhammad Madrofil Banin, Mahasiswa Program Studi Teknik Industri, Program Magister FTI UII dan dosen pembimbingnya, Dr Drs Imam Djati Widodo, MEng Sc.

BACA JUGA : Kolaborasi Perguruan Tinggi dan Kota Prabumulih Tingkatkan Kualitas Benang Serat Nanas

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

"Selama ini banyak UKM struggle pada produk dan pemasaran. Omah Batik Ngesti Pandowo masih belum mampu menciptakan produk yang memiliki ciri khas yang mudah untuk dikenali masyarakat. Dampaknya konsumen masih kesulitan membedakan produk yang dibeli di Omah Batik Ngesti Pandowo dan toko-toko batik lainnya," kata Winda.

Sedang Muhammad Madrofil Banin menjelaskan segmentasi pasar Omah Batik Ngesti Pandowo membidik wanita. Sebab wanita memiliki kebutuhan fashion yang lebih tinggi dibandingkan dengan kaum laki-laki, termasuk dalam memilih produk batik.

Usia disegmentasi antara 30-39 tahun dengan status sosial kelas menengah ke atas dan berpenghasilan Rp 3 - 6 juta. "Berdasarkan analisis risk mapping terdapat dua risiko berada pada kategori extreme (merah) yaitu cuaca yang kurang mendukung dan kurangnya motif batik yang terkesan membosankan," kata Banin.

Sementara Imam Djati Widodo, mengatakan untuk mengatasi cuaca atau di musim hujan, MTI FTI UII membuatkan alat Smart Dryer ataupun alat pengering dengan metode Verein Deutser Ingenieure (VDI) 2221. Alat ini sebagai pengganti sinar matahari ketika cuaca sedang tidak mendukung atau sedang hujan.

BACA JUGA : Milad 40, Teknik Industri FTI UII Gelar Webinar dan Bhakti Sosial

Sedang untuk desain batik agar memiliki ciri khas, membuatkan aplikasi desain batik yang bertujuan meningkatkan kuantitas dan kualitas. Software ini diharapkan bisa mempermudah berinovasi para pengrajin menciptakan motif-motif batik yang beragam atau kontemporer.

"Untuk pengoperasiannya, MTI FTI UII melakukan pendampingan dan konsultasi. Klinik UMKM untuk meningkatkan kemampuan manajemen. Kami berharap strategi ini memenuhi target pasar," harap Imam Djati Widodo. (*)

BACA JUGA : Pastron UAD Buka Wisata Pendidikan Tinalah Astrocamp Kulonprogo

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image