Info Kampus

Undip dan Kemenko PMK Kerjasama Tangani Kemiskinan Ekstrem

Penandatanganan naskah MoU Undip dan Kemenko PMK. (foto : istimewa)

JURNAL PERGURUAN TINGGI -- Universitas Diponegoro (Undip) Semarang menjalin kerjasama dengan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK). Kerjasama ini meliputi pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Naskah kerjasama ditandatangani Rektor Undip Prof Dr Yos Johan Utama, SH, MHum dan Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesejahteraan Sosial Prof Dr Ir Nunung Nuryartono, MSi mewakili Kemenko PMK. Penandatanganan naskah kerjasama dilaksanakan di Hall Kewirausahaan Lantai 4 Gedung Kewirausahaan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Tembalang, Selasa (26/9/2023).

BACA JUGA : 7,8 Juta Orang Miskin Pilih Beli Rokok dibanding Makanan Sehat

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Wakil Rektor I bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof Faisal, SE, MSi, PhD yang mewakili Rektor mengatakan Undip sudah melakukan berbagai kegiatan dalam upaya untuk penanganan kemiskinan. "Kita melakukan pemberdayaan Guru PAUD yang nantinya akan menghasilkan SDM yang baik. Undip juga memberikan beasiswa kepada anak-anak nelayan yang kurang mampu di sekitar Pantura untuk kuliah di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK),” kata Faisal.

Faisal berharap kolaborasi antara Undip dan Kemenko PMK dapat mengoptimalkan upaya penanganan kemiskinan ekstrem yang ada di Indonesia. “Kami ucapkan terima kasih kepada Kemenko PMK. Undip turut serta berkontribusi dalam program penanggulangan kemiskinan ekstrem 2024. Sumber yang ada di Undip bisa dioptimalkan dan kita bisa saling berkolaborasi,” kata Faisal.

Mewakili Menteri Kemenko PMK, Sekretaris Kemenko PMK Andie Megantara, SH, MM, PhD menyampaikan apresiasi Undip dalam penanganan kemiskinan. “Universitas Diponegoro punya inovasi untuk mengurangi kemiskinan ekstrem, dan bisa menjadi pusat dalam penanganan kemiskinan ekstrem,” kata Andie.

BACA JUGA : UGM Berdayakan Warga KHDTK Ngawi dan Blora, Apa Saja Upayanya?

Selanjutnya Andie menerangkan presentase angka kemiskinan ekstrem sudah menurun dan membaik setiap tahunnya. Namun, untuk semakin memperkuat penanganan kemiskinan ekstrem perlu keterlibatan aktif kampus dan civitas akademika.

“Upaya penurunan presentase kemiskinan sudah dilakukan, namun selama ini ada puzzle yang terlepas, yaitu keterlibatan peran aktif kampus. Kampus punya banyak resource. Kita terus menggandeng banyak kampus untuk membantu menghapus kemiskinan ekstrem,” kata Andrie.

Andie menjelaskan kemiskinan bukan hanya permasalahan ekonomi. Tetapi multidimensional melibatkan aspek sosiologis, aspek kultur, dan aspek mindset dari masyarakat. Karenanya, dia mengharapkan kampus memiliki kontribusi lebih besar dalam mencarikan solusi untuk penanganan kemiskinan.

“Semestinya jika kampus seluruh Indonesia berkontribusi maka penanganan kemiskinan dapat menjadi luar biasa. Kampus punya banyak resources. Kalau ada program setiap kampus yang membantu penanganan kemiskinan di wilayah sekitar kampus. Membangun mindset malu dianggap miskin, para civitas akademika juga bisa melakukan riset masalah-masalah kemiskinan, dan melalui program KKN serta program kampus merdeka,” ujarnya. (*)

BACA JUGA : Pakar UGM: Lansia di DIY Butuh Pemberdayaan dan Pendampingan Sosial

Ikuti informasi penting tentang berita terkini perguruan tinggi, wisuda, hasil penelitian, pengukuhan guru besar, akreditasi, kewirausahaan mahasiswa dan berita lainnya dari JURNAL PERGURUAN TINGGI. Anda juga bisa berpartisipasi mengisi konten di JURNAL PERGURUAN TINGGI dengan mengirimkan tulisan, foto, infografis, atau pun video. Kirim tulisan Anda ke email kami: [email protected].

Berita Terkait

Image

Indikator Kemiskinan PBB tak Cocok Bagi Yogyakarta

Image

Undip Bantu Sumur Bor Kecamatan Gesi Sragen untuk Atasi Kekeringan

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image