Mahasiswa UGM Ajak Warga Semunten Olah Buah Kelapa Jadi VCO
JURNAL PERGURUAN TINGGI -- Buah kelapa yang dihasilkan warga Dusun Semuten hanya dihargai rata-rata Rp 4.000 per satu butir. Saking tidak berharganya buah kelapa, warga sering membiarkannya jatuh dan membusuk di kebun.
Padahal setiap satu kepala keluarga warga Semuten, Kalurahan Jatimulyo, Kapanewon Dlingo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) minimal memiliki 16 pohon kelapa. Bila rata-rata satu pohon menghasilkan kelapa 20-25 butir, maka hasilnya 320-400 butir maka bila diuangkan menjadi Rp 1.280.000 - 1.600.000 per bulan.
BACA JUGA : UGM Jadi Tempat Pelatihan Remote Pilot Drone Tersertifikasi
Untuk mengoptimalkan hasil warga Semutan, mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta mengajak warga, khususnya ibu-ibu rumah tangga mengolah kelapa menjadi produk yang memiliki nilai tambah. Di antaranya, mengolah menjadi virgin coconut oil (VCO), sabun blondo, dan cookies ampas. Harapannya, inovasi tersebut dapat meningkatkan kesejahtaraan masyarakat Semuten.
Kegiatan peningkatan nilai tambah kelapa dilakukan Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Pengabdian Masyarakat UGM. Mereka terdiri dari Invia Etika Zain, Francesco Timothy Primaananta, Salsabila Amatul Karim, Siti Nur Aisyah (Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam/FMIPA), dan Zaid Alfarizi (Fakultas Ekonomika dan Bisnis/FEB). Mereka mendapat pendanaan dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset Teknologi (Kemendikbudristek).
Invia mengatakan program pengembangan potensi produk olahan kelapa ini untuk memberdayakan anggota kelompok PKK RT 05 Dusun Semuten. Mereka mayoritas adalah ibu rumah tangga agar memiliki alternatif sumber mata pencaharian baru.
Kepada ibu rumah tangga, kata Invia, diajarkan cara memilih bahan baku, pelatihan pembuatan produk, produksi pembuatan produk, pengemasan serta pemasaran dilakukan dengan baik oleh tim maupun anggota PKK itu sendiri. “Melalui kolaborasi antar Program Studi ini, Ibu-ibu PKK Dusun Semuten mendapatkan pengetahuan dan keterampilan baru dalam mengolah kelapa menjadi produk bernilai tambah,” kata Invia.
BACA JUGA : Sudah Dipasarkan, Inovasi Mahasiswa UGM Olah Cangkang Telur Jadi Pupuk Gama Organic
Zaid Alfarizi, anggota tim PKM lainnya mengatakan setiap warga memiliki rata-rata 16 pohon kelapa dengan satu pohon memiliki 20-25 butir dengan usia panen dua bulan sekali. Ketiga produk olahan tersebut menurutnya memiliki harga jual tinggi yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan hanya dijual kelapa utuh. “Selain memberikan manfaat ekonomi juga membantu dalam menjaga kelestarian alam,” kata Zaid Alfarizi.
Salah satu produk unggulan dari PKM Pengabdian Masyarakat ini adalah VCO atau minyak kelapa murni. VCO yang dihasilkan menggunakan metode ekstraksi dari daging kelapa segar tanpa proses pemanasan dan tambahan bahan kimia. “VCO memiliki manfaat untuk kesehatan, seperti meningkatkan sistem kekebalan tubuh, serta menjaga kesehatan kulit,” kata Zaid.
Selain VCO, mahasiswa juga membuat produk sabun blondo dan cookies ampas kelapa yang merupakan produk turunan dari hasil pembuatan VCO. Dalam pembuatan sabun blondo, digunakan minyak kelapa sebagai bahan dasar yang memiliki kandungan alami untuk menjaga kelembaban kulit dan mengurangi masalah kulit seperti jerawat atau iritasi.
Sementara produk cookies ampas kelapa dibuat dengan bahan-bahan berkualitas. Sehingga menghasilkan cookies dengan rasa yang enak dan bergizi serta kaya akan serat dan baik untuk kesehatan pencernaan. (*)
BACA JUGA : Mahasiswa Teknik Elektro dan Kedokteran UII Kolaborasi Ciptakan Alat Pencegah Miopia
Ikuti informasi penting tentang berita terkini perguruan tinggi, wisuda, hasil penelitian, pengukuhan guru besar, akreditasi, kewirausahaan mahasiswa dan berita lainnya dari JURNAL PERGURUAN TINGGI. Anda juga bisa berpartisipasi mengisi konten di JURNAL PERGURUAN TINGGI dengan mengirimkan tulisan, foto, infografis, atau pun video. Kirim tulisan Anda ke email kami: [email protected].