Universitas Islam Indonesia Wisuda 1.108 Lulusan

Info Kampus  
Rektor UII melakukan prosesi wisuda dengan memindahkan kucir. (foto : istimewa)

JURNAL PERGURUAN TINGGI -- Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Sabtu dan Ahad (25-26/11/2023), mewisuda aebanyak 1.108 lulusan dari berbagai jenjang. Mereka terdiri dari 26 ahli madia, 1.003 sarjana, 71 magister, dan delapan doktor.

"Hingga saat ini, UII telah menghasilkan lebih dari 120.000 lulusan yang sudah menebar manfaat dengan beragam peran, baik di dalam negeri maupun mancanegara. Ini adalah bagian dari sumbangsih UII untuk kemajuan bangsa dan kemanusiaan," kata Rektor UII, Prof Fathul Wahid ST, MSc, PhD saat memberikan sambutan wisuda di Auditorium Abdul Kahar Mudzakkir Kampus Terpadu UII, Sabtu (25/11/2023).

BACA JUGA : Rektor UGM : Lulusan Wajib Miliki Agile Thinking Ability

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Rektor UII menjelaskan menuntaskan sebuah misi (menyelesaikan studi) tidak terjadi begitu saja. Namun ada ikhtiar terbaik yang didedikasikan. Tidak semua ikhtiar berjalan dengan lancar. Kadang ada aral yang melintang. "Tetapi, alhamdulillah, dengan semangat pantang menyerah yang dilengkapi dengan dukungan dan kiriman doa tak lelah, semua berakhir dengan indah," kata Fathul Wahid.

Karenanya, kata Fathul, para wisudawan jangan lupa mengucap syukur kepada Zat Yang Maha Pemurah. Insyaallah, syukur akan menjadikan nikmat berlipat dan bertambah. Sebaliknya, kufur nikmat akan menjadikan kita menjadi manusia rendah. "Setelah wisuda, perjalanan baru menunggu Saudara. Inilah saatnya Saudara meneguhkan kiprah di tengah masyarakat," katanya.

Rektor UII mengharapkan agar alumni selalu mengasah dan menambah kecakapan. Apa yang sudah dikuasai dari kuliah sampai hari ini, insyaallah akan menjadi modal awal untuk berkontribusi dengan beragam peran. "Tapi ingat, lingkungan berubah, tuntutan bertambah," katanya.

BACA JUGA : Rektor UII Ajak Wisudawan untuk 'Berpikir Ulang' Hadapi Masa Depan

Menurut Rektor UII, untuk menjamin relevansi keberadaan lulusan dan untuk memastikan kontribusi terbaik, pilihannya tidak banyak. Salah satunya adalah dengan terus belajar dari beragam sumber, dengan berbagai cara.

"Salah satu kecakapan masa depan yang sering disebut adalah terkait dengan mahadata. Kita menjadi saksi, bahwa data dan informasi sangat melimpah, sehingga kita tidak mungkin mengunyah semuanya," katanya.

Kata Fathul, di masa lampau tantangannya adalah mencari informasi. Namun saat ini berubah, tantangannya adalah menyaring informasi yang berlimpah untuk mengambil beragam keputusan.

Kehadiran teknologi mutakhir yang menjadi bagian keseharian, seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence), juga menjadi bahan diskusi di banyak kesempatan. Sebagian orang menebar ketakutan bahwa teknologi tersebut akan menggantikan peran manusia, sebagian lain melihatnya dengan optimisme.

Bagi ahli tekno-optimis, kehadiran kecerdasan buatan tidak menghilangkan peran manusia tetapi justru membebaskannya: mengotomatiskan aktivitas yang menyita waktu manusia. Manusia bisa menggunakan waktunya untuk hal lain. "Ini soal bingkai. Pilihan bingkai akan mempengaruhi banyak hal dan ini valid untuk banyak konteks," kata Fathul Wahid. (*)

BACA JUGA : Pertama di Indonesia, UNY Wisuda 384 Aparat Desa Sarjana Kabupaten Bojonegoro

Ikuti informasi penting tentang berita terkini perguruan tinggi, wisuda, hasil penelitian, pengukuhan guru besar, akreditasi, kewirausahaan mahasiswa dan berita lainnya dari JURNAL PERGURUAN TINGGI. Anda juga bisa berpartisipasi mengisi konten di JURNAL PERGURUAN TINGGI dengan mengirimkan tulisan, foto, infografis, atau pun video. Kirim tulisan Anda ke email kami: [email protected].

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image