Prof Ali Agus Siap Bangun Gelanggang dan Implementasikan MBKM

Info Kampus  
Prof Ali Agus (paling kiri) menunjukkan Ayam Bahagia kepada Prof Gunawan Somodiningrat (paling kanan) dan Ketua Umum Perkumpulan Insan Tani dan Nelayan Indonesia (Intani), Guntur Subagyo Mahardika di Bengkel Sapi Sleman, DIY. (foto : heri purwata)

JURNAL PERGURUAN TINGGI -- Prof Dr Ali Agus, DAA, DEA, IPU, ASEAN Eng, Calon Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta bila mendapat amanah menjadi Rektor UGM periode 2022-2027 siap membangun kembali Gelanggang Mahasiswa dan mengimplementasikan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Model problem based learning dan experiencial learning akan diterapkan dengan pendekatan multidisiplin.

"Akhir tahun 2027, indikator berupa sarana olah raga lengkap seperti eks gelanggang selesai dibangun dan telah difungsikan dengan baik. Di samping sebagai pusat kebugaran, juga pusat pendidikan kebhinekaan dan kepemimpinan bagi civitas akademika UGM," kata Prof Ali Agus.

Selain itu, kata Ali Agus, sarana pembinaan kerohanian bagi dosen, tenaga kependidikan (Tendik) dan mahasiswa selesai dibangun dan berfungsi baik. Kemudian laboratorium lapangan (mono dan multisidiplin) berfungsi secara produktif (praktikum, magang dan break event point secara finansial).

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Selanjutnya, infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) serta big data di UGM berfungsi optimal sebagai Ipteks hub Tridharma Perguruan Tinggi (pendidikan, penelitian, pengabdian, perpustakaan digital) bagi perguruan tinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Indonesia, dan dunia. "Kemajuan dan keunggulan yang dicapai UGM bermanfaat juga bagi perguruan tinggi lain untuk maju bersama sesuai keunggulan masing-masing. Pendidikan berbasis platform digital, distance learning dan kerja sama dengan perguruan dalam dan luar negeri akan diperluas dan diperkuat," kata Ali Agus.

BACA JUGA : Mahasiswa Harapkan Rektor UGM 2022-2027 Segera Bangun Gelanggang

Ali Agus menambahkan, model problem based learning dan experiencial learning akan diterapkan dengan pendekatan multidisiplin. Hal ini sangat penting untuk menanamkan spirit kebhinekaan, nasionalisme, toleransi, dan keterampilan berkomunikasi secara baik, lisan dan tulisan.

Dijelaskan Ali Agus, bersama empat program studi (Prodi) lain dari Fakultas Farmasi, Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) dan Fakultas Teknik, tahun 2021 Program Studi S1 Ilmu dan Industri Peternakan, Fakultas Peternakan mendapatkan hibah Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) sebesar Rp 3,68 miliar. Dana tersebut digunakan untuk mendukung penyelenggaraan kegiatan akademik Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

"Berkat program PKKM 2021 pelaksanaan MBKM di Fakultas Peternakan mencapai 16% dari target 20% mahasiswa yang terlibat. Ini merupakan capaian tertinggi di lingkungan UGM. Pengalaman pelaksanaan PKKM di Fakultas Peternakan UGM dapat digunakan sebagai model dan referensi untuk mengembangkan program MBKM di tingkat universitas," tandas Ali Agus.

Agus juga memiliki rencana untuk mengembangkan digital/edutech yaitu platform pembelajaran digital, learning management system (LMS), dan otomasi/digital analytics, untuk mendukung efektivitas pembelajaran dan sekaligus mendukung tata kelola universitas. Sistem pembelajaran syncronous dan asyncronous akan dipersiapkan dan dilaksanakan untuk meningkatkan keluwesan dalam proses belajar-mengajar.

"Kurun waktu 2022–2027, UGM sebagai bagian dari institusi pendidikan tinggi penting di Indonesia bahkan dunia sangat ditunggu, kepeloporan dan keunggulannya dalam membantu mengatasi berbagai persoalan bangsa dan kemanusiaan. Karena itu, pengelolaan UGM harus beradaptasi terhadap perubahan yang begitu cepat dengan pola manajemen yang ramping dan agile," jelas Ali Agus.

Selama ini, Prof Ali Agus memiliki pengalaman manajerial di lingkungan UGM sejak 1998. Di antaranya, sebagai Direktur Eksekutif Small and Medium Enterprises Development Centre (SMEDC), Sekretaris Laboratorium Ilmu Hayati (saat ini LPPT), Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerja Sama Fakultas Peternakan; Pengelola KP4 (saat ini PIAT), Ketua Departemen, Dekan dua periode (2012–2016 dan 2016–2021).

"Terhadap berbagai dinamika internal UGM, saya cukup memahami apa yang sebaiknya dan seharusnya dilakukan andai mendapatkan tanggung jawab yang lebih besar di level universitas," kata Ali Agus.

Ali Agus yang kini berumur 55 tahun dan 7 bulan, lahir dan dibesarkan di lingkungan perdesaan pinggir hutan di Blora, Jawa Tengah. Ibunya seorang petani dan bapaknya seorang guru SD. Ali Agus memiliki tiga orang adik yang ketiganya lulusan UGM dari Fakultas Pertanian, Peternakan, dan Kedokteran Hewan.

Ali Agus menyelesaikan pendidikan dasar hingga SMA dilalui di Blora, SD Kebonrejo, SMP Swasta ‘Merdeka’ di Ngawen, SMA Muhammadiyah Blora, kemudian melanjutkan ke Fakultas Peternakan UGM. Setelah lulus dari Fakultas Peternakan UGM, menikah dengan teman satu angkatan 1984, Chusnul Hanim (56 tahun). Chusnul Hamim adalah putri ragil dari tujuh bersaudara dari keluarga santri-wiraswasta di Kauman Timur, Semarang Jawa Tengah.

Hasil pernikahannya, dikaruniai tiga orang putra yang semuanya menjalani pendidikan tinggi di UGM. Dua putra pertama lahir di Prancis dan yang ragil kelahiran Yogyakarta. Putra pertama, Ade Rizal Hazmi (27 tahun) lulus dari FKKMK dan sekarang sedang melanjutkan pendidikan spesialis di Fakultas yang sama. Putra kedua, Arya Khoirul Hammam (26 tahun) menempuh pendidikan S1 di FEB dan saat ini sedang menyelesaikan S2 (MM) sembari menjalankan usaha keluarga.

Putra ragil, Alfian Arsyad Amirulhaq (19 tahun) sedang menempuh pendidikan S1 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik UGM. "Jadi mayoritas anggota keluarga besar kami, bahkan 100% keluarga kami, adalah keluarga yang mendapatkan pendidikan tinggi di UGM," kata Ali Agus.

Ali Agus menamat S1 di Fakultas Peternakan UGM dengan predikat cum laude (Agustus 1984- Februari 1989), Kemudian diangkat sebagai dosen Fakultas Peternakan UGM per 1 Oktober 1990. Tiga tahun kemudian mendapat beasiswa dari Pemerintah Prancis untuk melanjutkan studi S2 dan S3 di ENSA Rennes (April 1992-Desember 1996). Pada usia 30 tahun, lulus dan mendapatkan ijazah doktor, disamping sebelumnya mendapatkan ijazah S2 (DEA) dan D4 (DAA).

Sekembali dari Prancis, Ali Agus memulai meniti karir sebagai dosen dengan jabatan Asisten Ahli Madya (1997). Kemudian mendapat amanah menjadi Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerja Sama Fakultas Peternakan (2004–2008). Pengalaman menjadi wakil dekan ini mengantarkan Ali Agus sebagai Dekan Fakultas Peternakan UGM selama dua periode 2012–2016 dan 2016–2021.

Menurut Ali Agus, janji kerja Rektor 2022-2027 akan dapat dilaksanakan dengan baik jika UGM semakin sukses, luas dan kuat dalam membangun jaringan kerja sama (perbanyak sahabat) dengan berbagai pihak di dalam dan di luar negeri. Semangat bergotong royong dan kompak di dalam UGM dan bermitra di luar UGM. Kerja sama yang dilaksanakan harus secara profesional baik dengan dunia usaha dan industri, pemerintah maupun masyarakat.

"Seorang Rektor tidak dapat bekerja sendirian dalam menjalankan tugas rutin maupun tugas strategisnya menghantarkan UGM mencapai visi misinya. Diperlukan gotong royong dan kerja sama yang baik antara semua pihak terkait, baik di lingkungan internal maupun ekternal. Dengan mengedepankan integritas, spirit persatuan dan profesionalisme, serta berjiwa pengabdian maka siapapun Rektornya akan memudahkan dalam memimpin dan mengelola institusi besar selevel UGM," pungkasnya. (*)

Ikuti informasi penting tentang berita terkini perguruan tinggi, wisuda, hasil penelitian, pengukuhan guru besar, akreditasi, kewirausahaan mahasiswa dan berita lainnya dari JURNAL PERGURUAN TINGGI. Anda juga bisa berpartisipasi mengisi konten di JURNAL PERGURUAN TINGGI dengan mengirimkan tulisan, foto, infografis, atau pun video. Kirim tulisan Anda ke email kami: [email protected].

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image