Teknologi

Lentera DESA UGM, Aplikasi Penyuluhan untuk Tingkatkan Kualitas Usaha Pertanian

Presiden Jerman, Frank-Walter Steinmeier (kanan) mendapat penjelasan tentang Lentera DESA saat berkunjung ke Kampus UGM, Jumat (17/6/2022). (foto : istimewa)

JURNAL PERGURUAN TINGGI -- Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta berhasil mengembangkan aplikasi berbasis website (Web App) Lentera DESA (Digital Extension Society for Agriculture), Aplikasi ini untuk memudahkan komunikasi penyuluhan pertanian kepada petani agar kualitas usaha tani meningkat.

"Lentera DESA sebagai platform edukasi dan pelatihan online di bidang agrokompleks. Sehingga aplikasi ini lebih mudah dijangkau oleh siapapun dan dimanapun, serta mampu menjangkau lebih banyak audiens dengan waktu dan biaya yang jauh lebih efisien," kata Dekan Fakultas Pertanian UGM Ir Jaka Widada, MP, PhD di Yogyakarta, Senin (20/6/2022).

BACA JUGA : Mardhani Rintis Kemandirian Teknologi Big Data dan Cloud Computing di Indonesia

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Dijelaskan Jaka Widada, Lentera DESA ini diluncurkan pada 19 Desember 2016 dengan nama DESA Apps. Aplikasi ini, menawarkan fitur-fitur yang membantu para petani dalam meningkatkan kualitas usahatani. Fitur-fiturnya adalah Tanya Jawab, Artikel, Catatan Tani, Info Cuaca, Info Toko, Info Kantor, dan Pasar.

Hingga 16 Juni 2022, kata Jaka Widada, aplikasi Lentera DESA memiliki lebih dari 14.900 pengguna di seluruh Indonesia. Lentera DESA secara rutin menyelenggarakan program webinar series 'Bincang Desa (BISA)' yang hadir setiap dua pekan sekali.

Lentara DESA atau DESA Apps dipamerkan di Balairung saat kunjungan Presiden Jerman, Frank-Walter Steinmeier ke Kampus UGM, Jumat (17/6/2022). Manager Operasional DESA Apps, Nurul Trya Wulandari kepada Presiden Jerman, Frank-Walter Steinmeier menjelaskan DESA Apps yang dikelola Fakultas Pertanian UGM fokus pada upaya peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) di sektor pertanian.

“Bidang yang menjadi perhatian Desa Apps UGM adalah seputar agrokomplek. Aplikasi Desa Apps ini dapat digunakan oleh petani untuk melakukan konsultasi pertanian dengan penyuluh dan ahli di bidangnya baik pertanian, perikanan, dan peternakan, maupun dengan sesama petani,” kata Nurul Trya Wulandari.

Selain meninjau produk DESA Apps UGM, Presiden Jerman juga meninjau produk riset yang lain yakni GamaAlgin-F dan Pupuk Hayati Bacillus Plus. Dekan Fakultas Pertanian menjelaskan GamaAlgin merupakan produk imunostimulan untuk ikan dan udang yang berfungsi untuk meningkatkan kekebalan ikan dan udang.

“Produk ini hasil formulasi alginat yang telah dikembangkan oleh Departemen Perikanan UGM untuk mendapatkan teknologi aplikasi alginat sebagai imunostimulan pada ikan,” kata Jaka Widada.

Selain GamaAlgin-F, Fakutas Pertanian juga memiliki produk GamaAlgin-S yang dikembangkan sebagai produk imunostimulan dari hasil formulasi alginat Sargassum sp. Kandungan multivitamin dan asam amino pada alginat Sargassum sp tersebut potensial mencegah penyakit virus pada budidaya udang vaname. “Riset ini dikembangkan karena banyaknya serangan penyakit pada udang jenis tersebut,” kata Jaka.

BACA JUGA : FT UGM dan ThorCon Kerjasama Desain Keselamatan PLTN

Alginat, terang Jaka, merupakan polisakarida yang berasal dari rumput laut coklat, khususnya Sargassum sp. Alginat berfungsi sebagai immunomodulator yaitu dapat menstimulasi kekebalan nonspesifik ikan maupun udang. Pada Sargassum sp, memiliki kandungan alginat relatif tinggi, mencapai 40,3 - 61,4%. “Saat ini jumlahnya sangat melimpah di perairan Indonesia, tetapi pemanfaatannya masih sangat rendah,” katanya.

Sedangkan pupuk hayati Bacillus Plus merupakan salah satu produk hasil penelitian yang dipamerkan pada Presiden Jerman, Frank-Walter Steinmeier dan rombongan. Pupuk Hayati ini adalah satu jenis pupuk yang mengandung mikroorganisme hidup. Jenis mikroorganisme yang dimanfaatkan adalah bakteri genus Bacillus. “Perannya dalam memacu pertumbuhan tanaman sangat baik, bakteri ini dimanfaatkan sebagai pupuk hayati cair. Bakteri ini dapat membantu dalam pemanjangan akar, pertumbuhan daun dan batang, serta pertumbuhan bunga dan buah,” katanya.

Seusai meninjau stand pameran milik Fakultas Pertanian UGM, Steinmeier mengikuti diskusi bertajuk 'Food Security, Global Challenges, and Dependencies' di ruang Balai Senat UGM. Dalam pemaparannya, ia mengatakan bahwa negaranya merupakan salah satu pendukung utama Program Pangan Dunia atau World Food Programme (WFP).

Baginya, hal ini bukan sesuatu yang perlu dibanggakan lantaran dukungan macam ini sudah sepatutnya diberikan oleh masyarakat internasional. Steinmeier berujar, Pemerintah Jerman, saat ini mempunyai kesiapan serta kepedulian untuk membantu negara-negara dunia dalam menghadapi krisis pangan. (*)

BACA JUGA : International Student Mobility untuk Ciptakan Agile Global Leader

Ikuti informasi penting tentang berita terkini perguruan tinggi, wisuda, hasil penelitian, pengukuhan guru besar, akreditasi, kewirausahaan mahasiswa dan berita lainnya dari JURNAL PERGURUAN TINGGI. Anda juga bisa berpartisipasi mengisi konten di JURNAL PERGURUAN TINGGI dengan mengirimkan tulisan, foto, infografis, atau pun video. Kirim tulisan Anda ke email kami: [email protected].

Berita Terkait

Image

Kisah Wisudawan Berprestasi UGM, Kuliah Sambil Jalani Pengobatan

Image

UGM dan 13 BUMN Kerjasama Program Magang Eksklusif Bagi Mahasiswa

Image

UGM, Perguruan Tinggi Terbanyak Tambah Guru Besar Baru

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image