Anak Anda Batuk dan Pilek? Berikan Parasetamol Bentuk Puyer atau Kapsul

Tips  
Prof Zullies Ikawati. (foto : istimewa)

JURNAL PERGURUAN TINGGI -- Apabila anak-anak mengalami sakit demam, batuk, atau pilek sebaiknya diberikan obat parasetamol dalam bentuk puyer, kapsul, tablet, suppositoria atau bentuk lainnya. Sedang untuk mengurangi rasa pahit bisa ditambahkan pemanis yang aman bagi anak.

Itulah saran Pakar Farmakologi dan Farmasi Klinik UGM, Prof Apt Zullies Ikawati, PhD, menanggapi maraknya kasus gagal ginjal akut yang menimpa ratusan anak Indonesia dalam beberapa waktu terakhir. Kementerian Kesehatan RI pun telah mengimbau penghentian segala obat berbentuk cair atau sirup.

BACA JUGA : Ingin Turunkan Berat Badan? Ini Lima Tips Diet Sehat dari Ahli Gizi UGM

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Berdasarkan laporan, pasien anak dengan gangguan gagal ginjal akut terdeteksi terpapar tiga zat kimia berbahaya yakni ethylene glycol (EG), diethylene glycol (DEG), dan ethylene glycol butyl ether (EGBE). BPOM juga mengungkapkan ada lima obat sirup yang dinyatakan mengandung cemaran EG dan DEG di atas batas aman.

Untuk menghindari resiko tersebut Zullies Ikawati menyarankan agar anak-anak yang batuk, pilek diberikan parasetamol berbentuk puyer, kapsul, atau tablet. “Parasetamol sifatnya mengurangi gejala, mungkin penggunaan sirup lebih berisiko ketimbang manfaatnya saat ini. Di mana sedang diteliti kemungkinan adanya cemaran bahan yang bisa membahayakan. Untuk itu bisa dicoba parasetamol dalam bentuk puyer, kapsul atau bentuk lainnya,” kata Zullies.

Lebih lanjut Zullies mengatakan hingga saat ini semua masih dalam proses penyelidikan untuk memastikan hubungan antara gagal ginjal akut dan senyawa tersebut dalam kandungan obat. EG dan DEG merupakan satu cemaran yang bisa dijumpai pada bahan baku pelarut pada obat sirup.

BACA JUGA : Tips Jaga Kesehatan Saat Lebaran

Pada obat parasetamol dan banyak obat lainnya yang sukar larut air diperlukan bahan tambahan untuk kelarutan, biasanya di Indonesia digunakan propilen glikol atau gliserin. Bahan baku propilen glikol atau gliserin ini dimungkinan mengandung cemaran zat tersebut. “Sebenarnya ini wajar, selama masih dalam ambang batas, tidak berisiko efek toksik termasuk gagal ginjal akut,” kata Guru Besar Fakultas Farmasi UGM ini.

Zullies menjelaskan ada berbagai faktor penyebab gagal ginjal akut. Misalnya, adanya infeksi tertentu seperti leptospirosis yang salah satunya bisa menyerang ginjal. Selain itu, infeksi bakteri E-coli juga dapat menyebabkan gagal ginjal akut. "Kajian sementara dari Kemenkes menyebutkan bahwa penapisan terhadap virus dan bakteri telah dilakukan dan belum terbukti kuat sebagai penyebab gagal ginjal akut," katanya. (*)

BACA JUGA : Tips Aman Berinvestasi ala Pakar Ekonomi UGM

Ikuti informasi penting tentang berita terkini perguruan tinggi, wisuda, hasil penelitian, pengukuhan guru besar, akreditasi, kewirausahaan mahasiswa dan berita lainnya dari JURNAL PERGURUAN TINGGI. Anda juga bisa berpartisipasi mengisi konten di JURNAL PERGURUAN TINGGI dengan mengirimkan tulisan, foto, infografis, atau pun video. Kirim tulisan Anda ke email kami: [email protected].

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image