Prof Jaka Nugraha : Mahasiswa Butuh Pengayaan Ketrampilan agar Siap Kerja

Info Kampus  
Prof Jaka Nugraha saat membuka Kuliah Umum Tantangan Generasi Muda Menghadapi Tsunami di Era Dunia Digital' di Kampus UII Terpadu Yogyakarta, Jumat (3/2/2023). (foto : heri purwata)

JURNAL PERGURUAN TINGGI -- Prof Dr Jaka Nugraha, SSi, MSi, Wakil Rektor Bidang Pengembangan Akademik dan Riset Universitas Islam Indonesia (UII) kurikulum yang disusun empat tahun sekali tidak dapat mengikuti perkembangan teknologi yang sangat cepat. Sehingga mahasiswa harus didorong untuk memperkaya ketrampilan sesuai dengan minat agar siap kerja.

Prof Jaka Nugraha mengatakan hal tersebut pada pembukaan 'Kuliah Umum Tantangan Generasi Muda Menghadapi Tsunami di Era Dunia Digital' di Kampus UII Terpadu Yogyakarta, Jumat (3/2/2023). Kuliah umum menghadirkan pembicara Samsu Sampena, Direktur Teknologi Manajemen Pelaksana Program Kartu (MPPK) Prakerja.

BACA JUGA : Mahasiswa UGM dan SUTD Singapura Kolaborasi Belajar Kelompok

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Lebih lanjut Jaka Nugraha menambahkan di era disrupsi, perkembangan teknologi begitu cepat. Karena itu, mahasiswa yang akan lulus masih membutuhkan pengayaan ketrampilan agar bisa terserap atau menciptakan lapangan kerja.

Dijelaskan Jaka Nugraha, kurikulum perguruan tinggi dirancang untuk menyiapkan mahasiswa agar setelah belajar kurang lebih empat tahun, siap menghadapi tantangan di dunia kerja. Namun, di era disrupsi, bidang teknologi setiap saat berubah, sehingga menuntut perubahan kurikulum lebih cepat. "Tetapi perubahan kurikulum pasti akan ada ketertinggalan untuk kemajuan teknologi," kata Jaka Nugraha.

Karena itu, kata Jaka, adanya program Prakerja, akan memberikan alternatif untuk pengayaan atau penguatan bagi mahasiswa yang mau lulus dan alumni yang masih membutuhkan. Dalam kurikulum dirancang ada aspek sikap, pengetahuan, ketrampilan (umum atau khusus), sehingga ketika mahasiswa lulus masih membutuhkan pengayaan atau penambahan ketrampilan.

BACA JUGA : Pakar UGM: Lansia di DIY Butuh Pemberdayaan dan Pendampingan Sosial

"Mungkin dulu ketika masuk ke program studi, ada sedikit penyesuaian minat. Penyesuaian itu dapat dilakukan dengan penambahan kompetensi yang saat ini bisa diambil dan banyak platform yang bisa kita lakukan. Salah satunya, fasilitasi dari pemerintah yaitu program Prakerja," kata Jaka.

Sementara Samsu Sampena mengatakan banyak industri yang membutuhkan tenaga kerja di antaranya bidang marketing, administrasi, akuntasi, desain, teknologi informasi dan lain-lain. Namun banyak sumber daya manusia (SDM) yang tersedia tudaj memiliki ketrampilan praktis yang bisa digunakan langsung untuk kerja.

"Karena itu, dibutuhkan upaya untuk meningkatkan kompetensi angkatan kerja melalui pelatihan-pelatihan kerja. Saat ini Prakerja telah memiliki 186 lembaga pelatihan dan 1.224 program pelatihan. Diharapkan setelah mengikuti pelatihan SDM memiliki ketrampilan yang bisa terserap di dunia kerja atau membuka usaha sendiri," kata Samsu. (*)

BACA JUGA : Rektor UII Mengajak Ilmuwan Mitigasi Pengembangan AI untuk Kemanusiaan, Ini Alasannya

Ikuti informasi penting tentang berita terkini perguruan tinggi, wisuda, hasil penelitian, pengukuhan guru besar, akreditasi, kewirausahaan mahasiswa dan berita lainnya dari JURNAL PERGURUAN TINGGI. Anda juga bisa berpartisipasi mengisi konten di JURNAL PERGURUAN TINGGI dengan mengirimkan tulisan, foto, infografis, atau pun video. Kirim tulisan Anda ke email kami: [email protected].

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image