Teknologi

Rektor UII Mengajak Ilmuwan Mitigasi Pengembangan AI untuk Kemanusiaan, Ini Alasannya

Fathul Wahid saat memberikan sambutan pada penyerahan SK Profesor Allwar. (foto : screenshotyoutube/heri purwata)

JURNAL PERGURUAN TINGGI -- Rektor Universitas Islam Indonesia (UII), Prof Fathul Wahid ST, MSc, PhD mengajak ilmuwan untuk melakukan mitigasi perkembangan dan penggunaan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. Saat ini AI telah banyak disalahgunakan untuk mengeksploitasi manusia oleh manusia lain. AI juga telah memudahkan surveilans, persuasi, dan juga kendali, termasuk mengendalikan perilaku manusia.

Fathul Wahid mengemukakan hal tersebut pada penyerahan Surat Keputusan Jabatan Akademik Profesor kepada Drs Allwar, MSc, PhD di Yogyakarta, Kamis (19/1/2023). Prof Allwar merupakan guru besar ke-29 UII dan kini proporsi dosen yang bergelar profesor adalah 3,7 % (29 dari 771 dosen).

BACA JUGA : Teknologi Rekayasa Jaringan Bakal Jadi Terapi Regeneratif Biomedis, Ini Penjelasannya

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Menurut Fathul Wahid, kuasa yang dihasilkan dari penggunaan teknologi AI merupakan kuasa intrumentarianisme (instrumentarianism power). Kuasa ini kontras dengan kuasa totalitarianisme (totalitarianism power).

"Kuasa totalitarianisme menggunakan teror. Sedang kuasa intrumentarianisme menggunakan teknologi untuk memodifikasi perilaku. AI dapat membantu pendekatan ini. AI juga bisa melengkapi pengembangan senjata otonom yang mematikan," jelas Fathul.

Dijelaskan Fathul Wahid, ketika temuan ilmu pengetahuan dan teknologi diperkenalkan pertama kali, rasa bahagia dan takjub, karena hanya melihat sisi baiknya saja. Padahal seharusnya, perspektif temporal perlu melihat dalam horizon waktu yang jauh.

Fathul mencontohkan, Robert Oppenheimer, ahli fisika berkebangsaan Amerika, yang dikenal sebagai bapak bom atom. Robert Oppenheimer menyesal karena bom atom buatannya telah membunuh ratusan ribu orang. Pada suatu saat, dia menyatakan, 'tanganku berlumuran darah.'

BACA JUGA : Guru Besar Geodesi UGM : Implementasi IIG Belum Optimal, Ini Penjelasannya

Contoh lain, kata Fathul, Mikhail Kalashnikov sang penemu senapan serbu AK-47, yang sangat terkenal karena desainnya yang sederhana, mudah diproduksi, dan mudah dirawat. Kalashnikov menyadari senapan temuannya telah digunakan di banyak peperangan dan konflik senjata dan telah membunuh banyak orang. Suatu saat menjelang kematiannya, Kalashnikov mengakui merasakan 'penderitaan spiritual yang sangat perih.'

Demikian pula, tambah Fathul, Alfred Nobel yang dikenal sebagai nama penghargaan untuk ilmuwan dalam beragam bidang juga yang menemukan dinamit. Awalnya dinamit digunakan untuk kepentingan sipil, tetapi kemudian juga untuk perang.

"Sebelum meninggal, dia dihantui oleh kematian dan kerusakan yang diakibatkan oleh temuannya. Di dalam surat wasiat yang ditinggalkan, ia meminta kekayaannya dimanfaatkan untuk mendirikan yayasan yang merayakan pencapaian ilmu pengetahuan dan perdamaian," katanya.

Saat ini, kata Fathul, penggunaan AI telah banyak disalahgunakan untuk mengeksploitasi manusia oleh manusia lain. AI telah memudahkan surveilans, persuasi, dan juga kendali, termasuk mengendalikan perilaku kita.

"AI juga bisa melengkapi pengembangan senjata otonom yang mematikan. Tentu saja, AI juga dapat mengambil alih sebagian pekerjaan yang selama ini memerlukan kehadiran fisik manusia," katanya.

Mengutip Stuart Russell dari Inggris, yang saat ini menjadi profesor di University of California, Berkey, Fathul mengajak ilmuwan untuk menyadari potensi masalah yang dapat terjadi ketika AI berkembang ke depan. "Kita harus memitigasi pengembangan AI yang lebih altrustik untuk kepentingan manusia yang baik, lebih rendah hati dengan mengenalkan ketidakpastian, dan lebih memahami preferensi manusia yang beragam," saran Fathul. (*)

BACA JUGA : Suparman, Satu-satunya Profesor Ilmu Matematika Terapan di LLDikti DIY

Ikuti informasi penting tentang berita terkini perguruan tinggi, wisuda, hasil penelitian, pengukuhan guru besar, akreditasi, kewirausahaan mahasiswa dan berita lainnya dari JURNAL PERGURUAN TINGGI. Anda juga bisa berpartisipasi mengisi konten di JURNAL PERGURUAN TINGGI dengan mengirimkan tulisan, foto, infografis, atau pun video. Kirim tulisan Anda ke email kami: [email protected].

Berita Terkait

Image

Prof Tri Untari Dikukuhkan sebagai Guru Besar Mikrobiologi FKH UGM

Image

Guru Besar Neurologi : Terapi Reperfusi, Metode Baru Mengobati Stroke

Image

UAD Kukuhkan Tiga Guru Besar

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image