Psikolog Sosial UGM: Flexing Dorong Masyarakat Percaya Dukun Pengganda Uang

Tips  
Dukun Slamet saat ditangkap polisi. (foto : istimewa)

JURNAL PERGURUAN TINGGI -- Prof Koentjoro, Psikolog Sosial Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta mengatakan flexing atau tindakan memamerkan kekayaan melalui media sosial (Medsos) mendorong banyak orang percaya kepada dukun yang dinilai bisa mengubah hidup seseorang. Hal ini bisa muncul karena cara berpikir masyarakat Indonesia matrealistis.

Prof Koentjoro mengungkapkan hal tersebut menanggapi terungkapnya aksi pembunuhan terhadap 12 pasien yang dilakukan Dukun Slamet. Para korban berkeyakinan Dukun Slamet dapat menggandakan uang yang bisa membuatnya menjadi kaya raya. "Kalau dari perspektif korban, masyarakat kita itu konsep berpikirnya sangat matrealistis,” jelas Koentjoro kepada wartawan di Yogyakarta, Selasa (11/4/2023).

BACA JUGA : Berkolaborasi, Tips Psikolog UGM untuk Atasi Hustle Culture, Ini Penjelasannya

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Guru Besar Fakultas Psikologi UGM ini menyampaikan ada dua faktor yang menyebabkan masyarakat mudah percaya dukun. Pertama, korban terkena hipnotis gendam atau magic. Kedua, ada orang tertentu yang mampu memengaruhi, meyakinkan bahkan memikat para korban untuk memercayai iming-imingan yang disampaikan.

Koentjoro menambahkan dari sisi pelaku kriminalitas, pelaku melakukan praktek penipuan berkedok dukun untuk mendapatkan uang dengan jalan pintas. "Biar tidak ditagih terus penggandaan uang yang dijanjikan, korban diajak melakukan ritual yang sebenarnya untuk menghabisi nyawa korban dan mereka percaya kalau itu bagian dari ritual," kata Koentjoro.

Koentjoro memberikan tips agar masyarakat tidak terjebak penipuan termasuk berkedok dukun. Di antaranya, perlunya pendidikan keluarga yang mengajarkan ketentraman dan kesejahteraan hidup bukan dari simbol status sosial. Namun memaknai kebahagiaan dengan selalu bersyukur kepada tuhan.

“Sebenarnya agak susah mencegahnya, selama motif ingin diakui masih ada. Perlu belajar sufisme untuk melawan materialisme sehingga di sini pendidikan keluarga menjadi penting dalam mengajarkan kehidupan untuk senantiasa bersyukur pada Tuhan,” sarannya.

BACA JUGA : Pakar UGM : Hindari Olahraga Pagi Saat Puasa, Ini Alasannya

Koentjoro menjelaskan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi, masyarakat bisa dengan mudah melihat unggahan seseorang di dunia maya dan media sosial yang memamerkan kemewahan hidup atau flexing. Hal tersebut menjadi salah satu faktor yang turut memicu orang memiliki keinginan untuk tampil seperti mereka yang memperlihatkan simbol-simbol kepemilikan material.

Tontonan flexing itu membuat banyak orang berupaya untuk ikut memamerkan kekayaan di dunia maya walaupun kemampuannya terbatas. Sehingga untuk mewujudkannya orang berusaha dengan berbagai cara, termasuk dengan jalan pintas menemui dukun.

Keontjoro menjelaskan masyarakat Indonesia saat ini sudah mengalami perubahan. Apabila dulu menjalin relasi di komunitas yang didorong pada motif berafiliasi, berkumpul, serta bersahabat. Namun sekarang ini, hubungan sosial mulai berubah pada motif kekuasaan maupun simbol-simbol status sosial kian menggejala.

Mereka cenderung memamerkan simbol status sosial agar bisa diakui dan dihormati. “Orang berpengaruh, berbakat, maupun terdidik yang jadi korban dukun itu karena serakah, ingin mendapatkan kekayaan lebih. Mereka ingin diakui dan dihormati lewat memerkan simbol-simbol status sosial,” jelasnya. (*

BACA JUGA : SMART, Tips Psikolog UGM untuk Susun Resolusi Tahunan Anti Gagal, Ini Rahasianya

Ikuti informasi penting tentang berita terkini perguruan tinggi, wisuda, hasil penelitian, pengukuhan guru besar, akreditasi, kewirausahaan mahasiswa dan berita lainnya dari JURNAL PERGURUAN TINGGI. Anda juga bisa berpartisipasi mengisi konten di JURNAL PERGURUAN TINGGI dengan mengirimkan tulisan, foto, infografis, atau pun video. Kirim tulisan Anda ke email kami: [email protected].

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image