SMART, Tips Psikolog UGM untuk Susun Resolusi Tahunan Anti Gagal, Ini Rahasianya
JURNAL PERGURUAN TINGGI -- Akhir dan awal tahun merupakan waktu untuk muhasabah atau mawas diri tentang program-program atau resolusi yang telah direncanakan dan dilaksanakan selama setahun lalu. Waktu untuk mengevaluasi apakah semua program telah terlaksana dengan baik atau belum.
Sedang awal tahun merupakan waktu untuk menyusun program-program satu tahun ke depan dengan mempertimbangkan pengalaman tahun sebelumnya. Berikut tips dari Psikolog Universitas Gadjah Mada (UGM), Edilburga Wulan Saptandari, M Psi, PhD, Psikolog, untuk menyusun program dan anti gagal.
BACA JUGA : Ingin Turunkan Berat Badan? Ini Lima Tips Diet Sehat dari Ahli Gizi UGM
Edilburga menyarankan sebelum menyusun program baru, alangkah baiknya melakukan evaluasi atas apa yang telah dilalui selama setahun sebelumnya. Ia mencontohkan salah satu resolusi yang ditetapkan tahun sebelumnya adalah menjalani hidup yang lebih sehat dengan rutin berolahraga. Namun pada prakteknya, baru memasuki bulan Februari olahraga sudah tidak dilanjutkan lagi.
“Nah ini dievaluasi, kenapa tidak bisa dilakukan dengan baik? Oh ternyata karena sulit membagi waktu atau hilang semangatnya, atau juga karena tidak ada motivasi internal karena hanya ikut tren saja. Hal ini harus dilihat supaya untuk menyusun resolusi tahun depan tidak mengulangi kesalahan yang sama,” kata Edilburga.
Dosen Fakultas Psikolog UGM ini membagikan kiat dalam menyusun resolusi tahun baru secara bijak dengan SMART goals. Metode SMART merupakan singkatan dari Specific, Measurable, Achievable, Relevant, dan Time Bound.
Ia menyebutkan Spesific artinya resolusi yang dibuat harus benar-benar jelas dan detail. Misalnya, resolusi tahun depan adalah menjalankan gaya hidup sehat. Resolusi tersebut perlu dibuat secara spesifik seperti menambah satu porsi buah dalam setiap kali makan.
Measurable yakni menyusun resolusi secara terukur. Resolusi yang dibuat secara terukur akan membantu kita dalam mengukur target yang akan dicapai. “Contohnya, menambahkan satu porsi buah dalam setiap kali makan. Ukurannya kan satu porsi buah, jadi kalau tidak makan satu porsi buah di setiap kali makan berarti ini belum tercapai resolusinya,” terangnya.
BACA JUGA : Tips Aman Berinvestasi ala Pakar Ekonomi UGM
Kemudian, Achievable adalah bisa dicapai. Resolusi yang disusun juga harus realistis atau yang bisa diraih dengan begitu tujuan dari resolusi dapat lebih terarah.
Relevant yaitu resolusi yang dibuat pun harus relevan dengan kondisi pribadi masing-masing. Apakah resolusi tersebut benar-benar penting dan dibuat dengan alasan yang kuat dan benar.
Ia menekankan bahwa relevan ini sebenarnya menjadi kunci keberhasilan pencapaian resolusi. Terkadang tidak sedikit orang membuat resolusi bukan hal yang benar-benar diinginkan. Misal ingin hidup sehat, nah kenapa mau sehat? Kalau setelah medical check up lalu hasilnya kolesterol tinggi, menjalani gaya hidup lebih sehat menjadi jelas tujuannya karena memang ada kebutuhan untuk itu.
“Namun bagi kebanyakan orang tidak ada keinginan yang sangat besar, jadi ikut tren aja resolusi tahun baru berputar di kesehatan. Kenapanya ini sering tidak dipikirkan benar-benar, kalau kenapanya ini belum ketemu maka motivasi menjalani resolusi gampang turun dan tidak tercapai,” ujarnya.
Time Bound adalah batas waktu. Resolusi juga harus disusun berdasarkan waktu dalam pencapaiannya. “Jadi ada waktunya, perlu evaluasi, tahu-tahu satu tahun sudah jalan aja. Misal dua bulan sekali dievaluasi,” sarannya. (*)
BACA JUGA : Tips Hadapi Resesi 2023, Cari Penghasilan Tambahan dan Penghematan
Ikuti informasi penting tentang berita terkini perguruan tinggi, wisuda, hasil penelitian, pengukuhan guru besar, akreditasi, kewirausahaan mahasiswa dan berita lainnya dari JURNAL PERGURUAN TINGGI. Anda juga bisa berpartisipasi mengisi konten di JURNAL PERGURUAN TINGGI dengan mengirimkan tulisan, foto, infografis, atau pun video. Kirim tulisan Anda ke email kami: [email protected].