PSPG UGM Miliki Unit Produksi Probiotik Berserifikat Halal
JURNAL PERGURUAN TINGGI -- Pusat Unggulan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni (IPTEKS) Perguruan Tinggi (PUIPT) - Probiotik Pusat Studi Pangan dan Gizi (PSPG) UGM telah memiliki Unit Produksi Kultur Starter dan Probiotik bersertifikat halal sejak 2019. Para peneliti di unit ini telah menghasilkan bubuk probiotik yang dapat digunakan sebagai suplemen probiotik dan diaplikasikan untuk menghasilkan makanan probiotik.
Demikian diungkapkan Prof Dr Ir Tyas Utami, MSc dalam pidato pengukuhan jabatan Guru Besar Bidang Ilmu Mikrobiologi Pangan pada Fakultas Teknologi Pertanian UGM di Yogyakarta, Selasa (14/3/2023). Bubuk probiotik dapat diaplikasikan untuk menghasilkan makanan probiotik seperti coklat probiotik, snack-bar probiotik, dan es krim probiotik. Juga dapat digunakan sebagai kultur starter untuk produksi makanan fermentasi probiotik, seperti yoghurt, susu fermentasi probiotik, serta keju probiotik.
BACA JUGA : Penerapan Pharmacovigilance, Upaya Menjamin Keamanan Obat
Tyas menambahkan PSPG UGM telah memiliki koleksi bakteri probiotik yang diisolasi dari berbagai makanan tradisional Indonesia. Salah satunya, L platarum Dad-13, yang penamaannya menjadi Lactiplantibacillus plantarum subsp. plantarum Dad-13. "Bakteri probiotik tersebut telah melewati serangkaian penelitian dan terbukti aman untuk dikonsumsi dan dapat memberikan manfaat kesehatan," kata Tyas.
Selain memenuhi karakteristik sebagai probiotik, bakteri L plantarum Dad-13 dapat digunakan sebagai kultur starter pada fermentasi susu, serta memiliki kemampuan dalam meningkatkan aktivitas antioksidan pada fermentasi susu, sari legume dan serealia. "Produksi probiotik indigenous ini telah melewati penelitian yang cukup panjang untuk menghasilkan media produksi probiotik yang halal menggunakan bahan-bahan lokal," tandas Dosen Departemen Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian FTP UGM ini.
Selama pandemi Covid-19, tambah Tyas, PSPG UGM telah melakukan intervensi suplemen probiotik indigenous yang berisi L plantarum Dad-13 pada orang tanpa gejala (OTG) Covid-19 di Buleleng, Bali, serta Bantul dan Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Intervensi suplemen probiotik indigenous ini melibatkan sekitar 230 pasien.
"Hasilnya menunjukkan bahwa intervensi probiotik secara signifikan dapat meringankan keluhan yang dirasakan pasien serta dapat menekan kejadian diare pada pasien OTG Covid-19. Diperkirakan probiotik dapat membantu menjaga keseimbangan mikrobiota usus dan mengurangi keparahan akibat serangan Covid-19," jelasnya.
BACA JUGA : Mahasiswa Asing UGM Ikut Tingkatkan Kesehatan Lingkungan di Kulonprogo
Tyas menjelaskan probiotik indigenous dihasilkan dari strain probiotik yang diisolasi dari bahan alami Indonesia, seperti makanan tradisional maupun feses bayi sehat dan ASI Indonesia. Para peneliti telah melakukan isolasi, seleksi, identifikasi dan karakterisasi probiotik dari berbagai sumber di Indonesia seperti dari dadih, asinan kubis, sarang lebah, susu kuda Sumbawa dan ASI.
Menurut Tyas, pengembangan produk-produk probiotik indigenous yang memberikan manfaat kesehatan akan diperluas jangkauan pemanfaatnya. Di samping itu penggunaan bahan-bahan lokal akan mendukung program pemerintah dalam peningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). "Untuk itu kerja sama yang sinergis antara peneliti dari berbagai disiplin ilmu, mitra industri dan perguruan tinggi sangat diperlukan," harap Tyas. (*)
BACA JUGA : Ahli Gizi UGM: Cegah Diabetes, Batasi Anak Konsumsi Makanan Manis dan Perbanyak Olahraga
Ikuti informasi penting tentang berita terkini perguruan tinggi, wisuda, hasil penelitian, pengukuhan guru besar, akreditasi, kewirausahaan mahasiswa dan berita lainnya dari JURNAL PERGURUAN TINGGI. Anda juga bisa berpartisipasi mengisi konten di JURNAL PERGURUAN TINGGI dengan mengirimkan tulisan, foto, infografis, atau pun video. Kirim tulisan Anda ke email kami: [email protected].