Info Kampus

Temuan Mahasiswa UGM Pengetahuan Etnobotani Suku Rejang Terancam Punah

Mahasiswa UGM bersama perangkat Desa Rindu Hati, Kecamatan Taba Penanjung, Bengkulu. (foto : istimewa)

JURNAL PERGURUAN TINGGI -- Etnobotani merupakan salah satu praktik pemanfaatan keanekaragaman hayati yang berbasis pada lokus kelompok etnis. Jika dimanfaatkan dengan baik, etnobotani dapat menjadi kunci untuk mewujudkan ketahanan pangan.

Namun, kini pengetahuan etnobotani mengalami pergeseran dan terancam punah. Salah satu kelompok etnis di Indonesia yang memiliki potensi etnobotani yang dapat digunakan sebagai role model dan masih dapat dipreservasi adalah Suku Rejang, di Desa Rindu Hati, Kecamatan Taba Penanjung, Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu.

BACA JUGA : Hasil Penelitian Mahasiswa UGM, Wong Tengger Terabaikan dalam Pembangunan TNBTS

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

"Dari hasil riset, pengetahuan etnobotani paling banyak dimiliki oleh kelompok usia di atas 60 tahun dan kelompok usia 45-60 tahun. Sedang terendah pada kelompok umur termuda 15-30 tahun sebesar 39,09%,” kata Abdila, salah satu anggota Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) UGM kepada wartawan di Yogyakarta, Kamis (5/10/2023).

Selain Abdila (Sejarah 2020) , anggota tim riset yang lain adalah Ilham Nur Rahman (Teknologi Industri Pertanian 2021), Mia Fadilah (Biologi 2020), Ilham Andriyanto (Antropologi 2021), dan Hanieke Syahla Magular (Antropologi 2020). Mereka didampingi dosen pembimbing Dr Aprilia Firmonasari, SS, MHum, DEA.

Lebih lanjut Abdila menjelaskan penelitian ini fokus pada retensi pengetahuan etnobotani pada Suku Rejang dari sisi pergeseran, pewarisan, dan strategi konservasi berdasarkan pada kelompok usia. “Kita menggunakan pendekatan interdisipliner meliputi penghitungan indeks pengetahuan etnobotani untuk menghitung pergeseran pengetahuan antargenerasi, dan etnografi dan sejarah untuk melihat pola pewarisan pengetahuan,” kata Abdila.

Responden masyarakat Suku Rejang yang menetap di Desa Rindu Hati, Kecamatan Taba Penanjung, Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu. Tim melakukan survei terhadap 40 orang Suku Rejang, dengan metode observasi dan wawancara terhadap masyarakat Suku Rejang. “Sebagai data pendukung, kita melakukan pembacaan terhadap arsip, literatur, termasuk literatur lokal tentang sistem pertanian setempat,” kata Abdila.

BACA JUGA : Mahasiswa UGM Latih Warga Buat Gula Cair dari Limbah Kulit Singkong

Sedang Hanieke Syahla Magular, anggota tim PKM lainnya menuturkan pewarisan pengetahuan etnobotani pada Suku Rejang dilakukan melalui tiga cara, yakni pewarisan pengetahuan melalui tradisi lisan antara generasi tua ke muda dengan cara bertutur. Kedua, pewarisan pengetahuan etnobotani secara alami melalui aktivitas sehari-hari. “Ketiga, pewarisan pewarisan etnobotani dilakukan secara non-formal tanpa adanya hal-hal struktural yang ada pada masyarakat Rejang,” kata Hanieke.

Hanieke menambahkan belum adanya lembaga lokal dalam upaya pewarisan pengetahuan etnobotani. Hal ini menjadi penyebab melemahnya proses pewarisan pengetahuan etnobotani Suku Rejang. Ia merekomendasikan perlunya sebuah kemitraan baru yang dibangun antara pegiat konservasi, akademisi, aktor pemerintah, dan masyarakat lokal sebagai pemilik pengetahuan.

“Kemitraan ini harus dijalankan dengan prinsip pemberdayaan masyarakat yang mengutamakan masyarakat lokal dalam pelaksanaannya. Dengan demikian, diharapkan terjadi keadilan kultural bagi pelaku konservasi pewarisan pengetahuan etnobotani,” pungkasnya.

Indonesia memiliki keanekaragaman tanaman pangan yang tinggi. Namun, kekayaan tersebut tidak dimanfaatkan dengan baik. Meningkatnya laju pertambahan penduduk yang tidak diikuti dengan peningkatan produktivitas pangan sehingga menyebabkan ketergantungan pada makanan pokok beras yang sekarang ini masih harus impor. Padahal terdapat beragam jenis bahan pangan alternatif sebagai pengganti beras. (*)

BACA JUGA : UGM Berdayakan Warga KHDTK Ngawi dan Blora, Apa Saja Upayanya?

Ikuti informasi penting tentang berita terkini perguruan tinggi, wisuda, hasil penelitian, pengukuhan guru besar, akreditasi, kewirausahaan mahasiswa dan berita lainnya dari JURNAL PERGURUAN TINGGI. Anda juga bisa berpartisipasi mengisi konten di JURNAL PERGURUAN TINGGI dengan mengirimkan tulisan, foto, infografis, atau pun video. Kirim tulisan Anda ke email kami: [email protected].

Berita Terkait

Image

Kisah Wisudawan Berprestasi UGM, Kuliah Sambil Jalani Pengobatan

Image

UGM dan 13 BUMN Kerjasama Program Magang Eksklusif Bagi Mahasiswa

Image

UGM, Perguruan Tinggi Terbanyak Tambah Guru Besar Baru

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image