UGM dan Kabupaten Serang Kembangkan Wisata Religi Syekh Nawawi al-Bantani
JURNAL PERGURUAN TINGGI -- Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang, Provinsi Banten mengembangkan destinasi wisata religi tokoh Islam Syekh Nawawi al-Bantani. Wisata religi di Desa Tanara, Kecamatan Tanara, akan fokus wisata pada pengembangan islamic center.
“Kita ingin menghadirkan kembali sejarah Syekh Nawawi sebagai sarana pendidikan dan sumber inspirasi generasi kini,” kata Dosen Program Studi Agama dan Lintas Budaya, Sekolah Pascasarjana UGM, Achmad Munjid, MA, PhD dalam presentasinya di Kantor Pemkab Serang, Selasa (26/7/2022).
BACA JUGA : Satu-satunya Tim Luar Eropa, Tim Bimasakti UGM Juara di Formula Student Netherlands 2022
Pengembangan destinasi wisata religi ini untuk mengenang tokoh Banten yang pernah menjadi ulama besar di dunia. Para generasi muda diharapkan bisa melakukan napak tilas perjalanan hidup sang tokoh, sekaligus mengambil inspirasi dari kebesaran tokoh tersebut melalui kisah kecil dan remajanya saat tinggal di Serang, Banten.
Syekh Nawawi, jelas Achmad Munjid, merupakan seorang ulama besar Indonesia yang dikenal luas di Timur Tengah dan Eropa. Bahkan Syekh Nawawi pernah menjadi imam Masjidil Haram, Arab Saudi.
Ulama dan intelektual kelahiran Banten ini juga dikenal produktif menulis berbagai kitab. Sedikitnya ada 115 karya yang meliputi bidang ilmu fiqih, tauhid, tasawuf, tafsir dan hadis. Pria kelahiran Serang, Banten ini meninggal di Makkah pada tahun 1897 pada usia 84 tahun.
Achmad Munjid megusulkan kepada Pemkab Serang untuk membangin Islamic Center di Desa Tanara yang menjadi pusat preservasi, riset dan komunikasi tentang sejarah Syekh Nawawi dan pusat studi Islam secara luas. Ada beberapa peninggalan tokoh tersebut di Desa Tanara, yakni peninggalan masjid Jami’ Tanara, rumah tempat lahir, lokasi tempat ia belajar dan menulis kitab.
“Kita ingin mendorong revitalisasi sejarah lisan seputar Syekh Nawawi lewat para akademisi, ulama senior, tokoh, dan budayawan melalui revitalisasi semua peninggalan beliau di Tanara,” kata Achmad Munjid.
BACA JUGA : UGM dan Kirikkale University Turki Jalin Kerjasama
Pembangunan museum sejarah Syekh Nawawi ini menurut Achmad Munjid sangat penting dan relevan untuk dikenal luas oleh generasi sekarang. Sebab pada abad ke-19 di Serang telah muncul ulama dengan karya dan pengaruh berkelas global. “Apa yang bisa diraih generasi Banten dan Indonesia pada abad 21? Ini, inspirasi masa silam dan aspirasi masa depan agar kita selalu sadar sejarah untuk mengukir sejarah,” katanya
Pembangunan kawasan wisata religi Syekh Nawawi ini menurutnya bertujuan untuk mengelola khazanah Islam di Tanah Air melalui pemahaman terhadap sejarah tokoh Islam nusantara. Ia menilai pembangunan wisata religi ini bisa bekerjasama dengan universitas dan lembaga akademik di Banten serta kampus-kampus yang memiliki Prodi relevan terhadap pusat kajian Islam.
“Sebagai pusat riset, kajian, pengembangan dan penopang agar museum Syekh Nawawi menjadi mitra akademik lembaga pendidikan dan pusat edukasi masyarakat yang efektif,” katanya.
Wakil Bupati Serang, Pandji Tirtayasa menyampaikan apresiasi atas kajian dari tim Universitas Gadjah Mada dalam pengembangan wisata religi Syekh Nawawi al-Bantani. Menurutnya kajian tersebut sejalan dari keinginan Bupati Serang yang ingin menjadikan Tanara sebagai pusat kawasan wisata religi mengenang tokoh islam kelahiran Serang, Banten.
“Kita ingin mengembangkan semacam petilasan Syekh Nawawi Al-Bantani di Tanara menjadi kebanggan masyarakat Banten. Dari membangun islamic center, masjid, dan pusat kajian, selain keberadaan wisata pantai dan pemandangan alam yang ada di sana,” kata Pandji.
Meski ada keinginan dari Pemkab Serang untuk membangun kawasan wisata religi namun hal itu perlu diikuti dengan mengubah pola pikir masyarakat untuk sadar pariwisata.”Mengubah cara berpikir masyarakat tentang pentingnya berwisata sangat penting,” katanya.
Pandji mengakui bahwa dirinya bahkan warga masyarakat Serang tidak begitu mengenal lebih dalam dengan sosok Syekh Nawawi. Namun dari kajian tim dari UGM ia bisa tahu banyak soal tokoh tersebut.
“Kita pun belum banyak tahu. Padahal Syekh Nawawi dikenal luas di Belanda, Inggris, Mesir, Libanon, dan Arab Saudi. Harapan kami, bantuan dari teman perguruan tinggi selalu kami harapkan. Masukan konstruktif bisa dijadikan kebijakan akan kami laksanakan,” harap Pandji.
Staf Ahli Bupati Serang, Bimo mengatakan pihaknya bekerja sama dengan UGM melalui Program Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM). Program KKN PPM melakukan pemberdayaan masyarakat Tanara untuk meningkatkan edukasi warga terkait pengembangan wisata religi.
"Pengembangan pusat kajian karya Syekh Nawawi al-Bantani untuk menambah nilai daya tarik wisata. Kegiatan pengembangan wisata religi ini dikaitkan dengan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat,” ujar Bimo.
Sementara Rektor Universita Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Banten, Prof Fatah Sulaeman mengapresiasi perhatian UGM dalam mengembangkan kawasan wisata religi Syekh Nawawi al- Bantani di Serang. “Sebagai warga Banten, saya sangat apresiasi kerja keras tim dari UGM. Kita ingin nantinya kawasan wisata religi ini mencakup tentang jejaring beliau, kehidupan pribadi, cerita perjalanan haji hingga karya-karyanya,” kata Fatah Sulaeman. (*)
BACA JUGA : Mahfud MD Ungkap Dua Indikator Menuju Indonesia Emas di Tahun 2045
Ikuti informasi penting tentang berita terkini perguruan tinggi, wisuda, hasil penelitian, pengukuhan guru besar, akreditasi, kewirausahaan mahasiswa dan berita lainnya dari JURNAL PERGURUAN TINGGI. Anda juga bisa berpartisipasi mengisi konten di JURNAL PERGURUAN TINGGI dengan mengirimkan tulisan, foto, infografis, atau pun video. Kirim tulisan Anda ke email kami: [email protected].