Mahasiswa KKN UNY Cawan Berkawan Tularkan Tip Cegah Stunting

Info Kampus  
Saidatul Fauziah saat menyampaikan materi mencegah stunting dan kekurangan gizi. (foto : istimewa)

JURNAL PERGURUAN TINGGI -- Tim mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Cawan Berkawan 2022 yang berjumlah 10 orang memberi sosialisasi mencegah stunting dan gizi anak kepada warga Kelurahan Cawan, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Sosialisasi dilakukan pemerhati kesehatan, Saidatul Fauziah, alumni Pendidikan Bidan Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta.

Menurut Ketua KKN UNY Cawan Berkawan, Aditya Wardana sosialisasi ini merupakan salah satu solusi untuk memberikan pencerahan pada warga tentang stunting di Desa Cawan. Sosialisasi ini diharapkan dapat menekan angka stunting dan juga memberikan informasi serta pemahaman kepada orang tua terkait bahaya dari permasalahan stunting.

BACA JUGA : Tim Dosen S2 PEP UNY Latih Guru SD Membuat Soal HOTS

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

"Penyuluhan menekankan pada bagaimana memberikan asupan gizi dan nutrisi yang baik kepada anak atau Balita (bawah lima tahun),” kata Aditya Wardana, mahasiswa Program Studi Teknik manufaktur Fakultas Teknik UNY di sela-sela sosialisasi, Kamis (15/9/2022).

Dijelaskan Saidatul Fauziah, stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak Balita akibat kekurangan gizi kronis terutama dalam seribu hari pertama kehidupan. Masa seribu hari pertama kehidupan adalah masa sejak pertama kali terbentuknya janin dalam kandungan, atau 280 hari selama kehamilan hingga 720 hari pada dua tahun pertama kehidupan buah hati. Fase ini disebut juga ‘periode emas’ karena pada masa ini terjadi pertumbuhan otak yang sangat pesat.

Faktor penyebab stunting di antaranya, kekurangan gizi dalam waktu lama. Selain itu, buruknya keragaman pangan dan sumber protein hewani, rendahnya asupan vitamin dan mineral, kehamilan remaja dan jarak kelahiran anak yang pendek, serta rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan termasuk akses sanitasi dan air bersih.

BACA JUGA : Timnas WSDC 2022 Siap Berlaga Secara Luring di Vietnam

"Dampaknya tumbuh kembang anak akan terganggu. Selain itu, hambatan dalam perkembangan kognitif dan motoriknya akan mempengaruhi produktivitasnya saat dewasa serta lebih beresiko untuk menderita penyakit tidak menular," jelas Saidatul Fauziah.

Lebih lanjut, Saidatul Fauziah mengatakan ibu hamil wajib memperhatikan asupan gizi yang cukup. “Hampir semua zat gizi harus ditambahkan, tapi pada saat hamil kebutuhan asam folat dan zat besinya dibutuhkan paling banyak jika dibandingkan pada ibu menyusui dan ibu normal” kata Saidatul Fauziah.

Karena itu, ibu hamil perlu asupan vitamin E, zinc, zat besi dan asam folat. Vitamin E berguna untuk menebalkan dinding rahim, zinc untuk menjaga siklus ovulasi, zat besi untuk mencegah anemia sehingga anak yang dilahirkan berat badannya normal, dan asam folat untuk pembentukan otak dan syaraf penyusunnya pada janin.

Pada ibu menyusui, tambah Saidatul Fauziah, kebutuhan nutrisinya sangat meningkat sehingga ibu harus mengonsumsi makanan ringan di antara waktu makan serta harus makan 5-6 kali sehari. Di sisi lain, kebutuhan cairan ibu mengalami peningkatan dengan adanya kondisi menyusui sehingga harus mengonsumsi air minimal 8 hingga 12 gelas setiap hari untuk mencegah terjadinya dehidrasi dan minum minuman yang tidak mengandung gula.

Wanita kelahiran Tanjung Sanggau 25 Februari 1999 yang sedang menempuh pendidikan S2 di UGM itu menyarankan para ibu hendaknya mengkonsumsi asam folat untuk cegah cacat bawaan pada janin minimal sebulan sebelum hamil atau rutin konsumsi zat besi saat menstruasi. Minum suplemen tambah darah selama kehamilan serta rutin kontrol kehamilan minimal 6 kali yaitu dua kali saat trimester pertama, satu kali saat trimester kedua, dan tiga kali saat trimester ketiga.

BACA JUGA : Mahasiswa KKN UP 45 Ajak Warga Pantai Depok Kelola Sampah

Selain itu, para ibu disarankan melakukan inisiasi menyusui dini begitu bayi lahir, memberikan ASI ekslusif, dan meneruskan ASI sampai usia anak dua tahun atau lebih. "Memberikan asupan karbohidrat, protein hewani, protein nabati, dan sayuran serta dan buah mulai usia 6 bulan dengan memperhatikan kapan anak lapar/kenyang, cara makan, dan oleh siapa (responsive feeding)," tambah Saidatul Fauziah.

Saidatul Fauziah juga berpesan agar para ibu selalu mencuci tangan dengan sabun di air mengalir sebelum dan setelah makan. Juga setelah bermain, sebelum memasak, sesudah BAB, sebelum menyusui atau memerah ASI, dan sebelum menyiapkan alat makan atau minum anak.

“Jangan lupa kunjungi Posyandu setiap bulan untuk mendapat vitamin A dan obat cacing secara berkala. Biarkan anak bermain di ruang terbuka agar mendapat asupan vitamin D yang menjadi penyokong tulang dan otot” tandas Saidatul Fauziah.

Salah satu peserta sosialisasi, Risnawati mengatakan merasa senang dengan adanya penyuluhan yang diinisiasi mahasiswa KKN UNY ini. Sosialisasi ini dapat memberi tambahan ilmu tentang stunting pada anak sehingga dapat lebih dini dalam mencegahnya. (*)

BACA JUGA : Mahasiswa KKN PPM UGM Promosikan Kecamatan Plumpang, Tuban

Mahasiswa KKN UNY Cawan Berkawan 2022 bersama warga peserta sosialisasi stunting. (foto : istimewa)

Ikuti informasi penting tentang berita terkini perguruan tinggi, wisuda, hasil penelitian, pengukuhan guru besar, akreditasi, kewirausahaan mahasiswa dan berita lainnya dari JURNAL PERGURUAN TINGGI. Anda juga bisa berpartisipasi mengisi konten di JURNAL PERGURUAN TINGGI dengan mengirimkan tulisan, foto, infografis, atau pun video. Kirim tulisan Anda ke email kami: [email protected].

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image