Konsil Kefarmasian Lantik dan Sumpah 85 Apoteker Baru Lulusan UAD
JURNAL PERGURUAN TINGGI -- Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta melantik dan mengambil sumpah 85 apoteker baru di Amphitarium Kampus Utama Yogyakarta, Sabtu (1/10/2022). Pengambilan sumpah periode Oktober 2022 ini dilakukan oleh apt Maryani S Farm, MKM, Konsil Kefarnasian Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Dijelaskan Dr apt Iis Wahyuningsih MSi, Dekan Fakultas Farmasi UAD, lulusan memiliki rata-rata indek prestasi komulatif (IPK), 3,68 dan IPK tertinggi 3,9 diraih Tsanawiyah Indah Safira dan Shinta Nur Fajriyah. "Ada 36 persen lulus dengan predikat cumlaude, 52 persen sangat memuaskan, dan 12 persen memuaskan. Periode ini, 11 persen dari lulusan telah mendapatkan tempat pegabdian di institusi farmasi, rumah sakit atau apotek. Ada satu yang langsung pendidikan lanjut ke S2," kata Iis Wahyuningsih.
BACA JUGA : Haedar Nashir : Mahasiswa Baru UAD Jadilah Sosok Pembaru
Selain itu, Iis berpesan jika tantangan apoteker ke depan semakin komplek. Apoteker tidak hanya dituntut untuk memberikan pelayanan kefarmasian secara komprehensif saja, tetapi juga harus bisa menjadi pemimpin dalam dunia kerja bidang farmasi. Apoteker lulusan UAD harus bisa memimpin sebuah apotek, instalasi farmasi, maupun di mana saudara bekerja.
"Apoteker lulusan UAD harus bisa berkontribusi secara meyakinkan dalam melayani masyarakat juga bisa bekerja sama dengan profesi lain di bidang kesehatan. Apoteker harus bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman," kata Iis.
Sedang Konsil Kefarnasian, Maryani mengungkan rasa bangga atas dilantik dan disumpah apoteker baru lulusan UAD. Pelantikan apoteker baru dilaksanakan oleh Konsil Kefarmasian. Suatu lembaga yang terbentuk berdasarkan Undang-undang nomor 36/2013 tentang Tenaga Kesehatan.
"Hal ini untuk kepentingan peningkatan profesionalisme tenaga kesehatan Indonesia. Apoteker harus melaksanakan pekerjaan yang profesional bertanggung jawab dan mengedepankan etika legal," kata Maryani.
BACA JUGA : Dua Kontribusi UAD pada Negara untuk Cetak Generasi Unggul
Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), apt Arief Sidharta Buana SSi, mengatakan apoteker yang diambil sumpahnya karena sudah dinyatakan lulus dalam ujian kompetensi apoteker Indonesia (UKAI). UKAI merupakan momen bersejarah dalam transformasi pendidikan apoteker.
Menurut Arief, prosesi pelantikan apoteker ini merupakan model paling ideal dibandingkan dengan pelantikan dan pengambilan sumpah tenaga kesehatan lainnya. Salah satunya, pelantikan dan pengambilan sumpah ini ditetapkan peraturan Menteri Kesehatan yang melibatkan tiga pemangku kepentingan yaitu Pemerintah (diwakili KTKI/Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia), Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) sebagai organisasi profesi, dan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) institusi pendidikan.
Arief menambahkan apoteker yang baru dilantik akann menerima dokumen yang dibutuhkan untuk pengurusan izin praktek sebagai apoteker yaitu ijazah, sertifikat kompetensi/profesi dari UAD, sertifikat kompetensi dari IAI, surat sumpah.
"Kemudian akan menyusul Surat Tanda Regristasi Apoteker Elektronik atau e-STRA yang bisa diurus melalui layanan online. Sehingga ketika sejawat meninggalkan ruangan ini ada tawaran untuk berpraktek di sarana kefarmasian, semua dokumen untuk mengurus e=STRA sudah tersedia," kata Arief.
BACA JUGA : Pastron UAD Buka Wisata Pendidikan Tinalah Astrocamp Kulonprogo
Sementara Dr Gatot Sugiharto SH, MH, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni mengatakan sumpah apoteker yang hanya beberapa menit diucapkan memiliki makna dalam. Artinya, apoteker tidak hanya bertanggung jawab kepada manusia, tetapi juga kepada Allah SWT.
Menurut Gatot, untuk mengarungi kehidupan di masa datang apoteker mesti memiliki tiga modal. Pertama, kompetensi intelektual. Apoteker sudah menempuh jenjang S1, dan melanjutkan profesi apoteker. Artinya, kompetensi intelektual sudah saudara raih. Tetapi apoteker masih memiliki waktu panjang sehingga waktu itu wajib digunakan untuk meningkatkan kemampuan di bidang kefarmasian.
Kedua, modal sosial. Sebab hidup manusia kalau tidak dibarengi dengan jejaring sosial akan merasa hidup sendiri. Karena itu, modal sosial juga harus apoteker miliki agar bisa berhubungan dengan masyarakat.
Ketiga modal moral. Sebagai alumni UAD, moral kapital ini akan mengontrol apoterker saat berprofesi. "UAD serius dalam mengembangkan potensi apa pun yang ada di dalam diri mahasiswanya. Kalian telah dibekali kompetensi Keislaman dan Kemuhammadiyahan. Ini menjadi nilai plus bagi saudara saat berkiprah di masyarakat," kata Gatot. (*)
BACA JUGA : UAD Bina Karir Mulai Mahasiswa Hingga Jadi Alumni
Ikuti informasi penting tentang berita terkini perguruan tinggi, wisuda, hasil penelitian, pengukuhan guru besar, akreditasi, kewirausahaan mahasiswa dan berita lainnya dari JURNAL PERGURUAN TINGGI. Anda juga bisa berpartisipasi mengisi konten di JURNAL PERGURUAN TINGGI dengan mengirimkan tulisan, foto, infografis, atau pun video. Kirim tulisan Anda ke email kami: [email protected].