UAD Gelar Seminar dan Workshop Kampus dan Sekolah Cerdas Digital, Ini Tujuannya
JURNAL PERGURUAN TINGGI -- Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta menggelar 'Seminar dan Workshop Kampus dan Sekolah CerDig' bagi mahasiswa, pelajar dan masyarakat. Seminar dan Workshop ini menekankan pada literasi digital agar peserta memiliki etika digital, budaya digital, kecakapan digital, dan keamanan digital.
Dr Gatot Sugiharto, SH, MH, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UAD mengatakan kalau masyarakat menggunakan media sosial tidak menggunakan etika akan menjadi masalah. "Seiring banyaknya pengguna internet, pengguna media sosial, hampir setiap hari banyak orang yang dilaporkan ke polisi gara-gara tidak bijak menggunakan media sosial," kata Gatot saat menyampaikan keynote speech, Rabu (16/11/2022).
BACA JUGA : Kehadiran UU PDP Wajib Dibarengi Peningkatan Literasi Digital Masyarakat
Lebih lanjut Gatot Sugiharto mengatakan kehadiran Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dimaksudkan agar terwujudnya keadilan, ketertiban umum, dan kepastian hukum. UU ITE merupakan peraturan agar pengguna internet memiliki etika. "UU ITE yang mengatur kita supaya bijak bermedia sosial dan berinternet," kata Gatot.
Selain beretika, kata Gatot, pengguna internet wajib memiliki budaya digital. Budaya digital ini mengatur bagaimana berinteraksi di dalam media sosial menggunakan internet supaya selamat. "Saat ini, banyak kejahatan yang dilakukan menggunakan media sosial. Selain berdampak hukum, juga berdampak pada interaksi sosial di dunia digital.
Kemudian pengguna internet juga dituntut untuk memiliki ketrampilan digital. Sehingga penggunaan teknologi informasi lebih banyak untuk kepentingan positif. "Saat ini banyak Like dan Share yang tidak sesuai dengan fakta sesungguhnya. Ada informasi menarik dan dikira benar. Tetapi tidak tahu sumbernya terpercaya tidak," jelas Gatot.
BACA JUGA : Peneliti UII Kembangkan Aplikasi Permudah Siswa SD Belajar Matematika, Apa Saja Fiturnya?
Gatot juga mengingatkan agar pengguna internet memperhatikan keamanan akun digital agar tidak diretas oleh orang yang tidak bertanggung jawab. "Email, media sosial Facebook saya pernah dibobol oleh mahasiswa UAD. Mahasiswa ini bisa masuk ke semua akun saya. Tetapi pembobol itu bisa dideteksi Biro Sistem Informasi (BSI) UAD," katanya.
Sementara Semuel Abrijani Pangerapan, Direktur Jendral Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kekominfo) mengatakan kehadiran teknologi digital telah menjadi bagian dari masyarakat. Hal ini semakin mempertegas bahwa masyarakat Indonesia berada di era transformasi digital.
Awal tahun 2022, jumlah pengguna internet di Indonesia sebanyak 204,7 juta orang. Jumlah ini meningkat 2,1 juta dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Diprediksikan angka tersebut akan terus meningkat dari tahun ke tahun.
Namun masifnya penggunaan internet di Indonesia membawa serta berbagai resiko. Di antaranya, penipuan online, hoax, cyberbulling, dan konten negatif lainnya. "Karena itu, penyikapan penggunaan teknologi ini perlu diimbangi kapasitas literasi digital yang mumpuni. Agar masyarakat dapat memanfaatkan teknologi digital dengan produktif, bijak dan tepat guna," harap Pangerapan.
BACA JUGA : Prof Fathul Wahid : Pegang Teguh Nilai Abadi Saat Mengolah Big Data
Hasil survei nasional literasi digital yang dilakukan Kementerian Kominfo, tahun 2021, menemukan indek literasi digital masyarakat Indonesia masih berada di angka 3,49 dari skala 5. Artinya, masih masuk katagori Sedang, dan belum mencapai katagori Baik.
"Angka ini perlu terus kita tingkatkan dan menjadi tugas kita bersama untuk membekali masyarakat kita dengan kemampuan literasi digital agar selalu siap dalam mengawal percepatan transformasi digital nasional," katanya.
Seminar dan Workshop ini menampilkan pembicara Lovandri Dwanda Putra, MPd, Founder High tech teacher Indonesia, jaWAra Internet Sehat DIY dengan tema Etika Menjadi Digital Citizen. Choirul Fajri, SIKom, MA, Kepala Biro Kemahasiswaan & Alumni UAD mengangkat tema Keterampilan Digital bagi Generasi muda Unggul Indonesia. Kemudian Prita Haryani, SPd, MEng, Dosen Informatika IST Akprind Yogyakarta dengan tema Digital Citizen Berlandaskan Kebudayaan.
Kemudian paparan dan praktek bersama Dedy Hariyadi, ST, MKom, Dosen Teknologi Informasi UNJAYA tentang Perlindungan Data Pribadi dan Privasi Digital. Sesi terakhir, Diskusi dan Praktek Keterampilan Digital bersama Lovandri Dwanda Putra tentang Penggunaan Canva for Education. (*)
BACA JUGA : Ahli Forensik UII : Analisis Forensik Digital Masih Lemah dalam Validasi
Ikuti informasi penting tentang berita terkini perguruan tinggi, wisuda, hasil penelitian, pengukuhan guru besar, akreditasi, kewirausahaan mahasiswa dan berita lainnya dari JURNAL PERGURUAN TINGGI. Anda juga bisa berpartisipasi mengisi konten di JURNAL PERGURUAN TINGGI dengan mengirimkan tulisan, foto, infografis, atau pun video. Kirim tulisan Anda ke email kami: [email protected].