Integrated Reporting Bakal Jadi Kewajiban Setiap Perusahaan, Mengapa?
JURNAL PERGURUAN TINGGI -- Arief Rahman, SE, MCom, PhD, Ketua Program Studi Akuntansi Program Magister, Fakultas Bisnis dan Ekonomika, Universitas Islam Indonesia (FBE UII) mengatakan Integrated Reporting akan menjadi kewajiban setiap perusahaan. Integrated Reporting adalah laporan keuangan perusahaan sekaligus memuat laporan pengalokasian dana untuk kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR).
Arief Rahman, mengemukakan hal tersebut kepada wartawan di Kampus FBE UII Condong Catur Yogyakarta, Jumat (25/11/2022). Integrated Reporting menjadi pokok bahasan pada 1st International Conference on Accounting and Finance (1st InCAF) dan 6th National Conference on Accounting and Finance (6th NCAF) yang berlangsung secara hybrid dari Kampus FBE Yogyakarta, Kamis-Jumat (24-25/11/2022).
BACA JUGA : Abi Fadillah: Tak Perlu Khawatir Resesi Ekonomi 2023, Tetapi Tetap Waspada
Konferensi yang diselenggarakan Prodi Magister Akuntasi FBE UII ini mengangkat tema 'New Challenges and Opportunities of Integrated Reporting.' Ada 141 makalah terpilih dari perguruan tinggi Indonesia dan luar negeri yang dipresentasikan dalam konferensi tersebut. Prodi Magister Akuntasi FBE UII juga menggandeng 27 perguruan tinggi Indonesia dan satu perguruan tinggi Cina untuk menjadi co-host.
"Integrated Reporting menjadi paradigma baru. Tetapi baru Afrika Selatan yang mewajibkan perusahaan menerapkan Integrated Reporting. Di negara lain, termasuk Indonesia belum mewajibkan Integrated Reporting. Namun tidak tertutup kemungkinan akan menerapkannya," kata Arief Rahman.
Dijelaskan Arief Rahman, kewajiban membuat Integrated Reporting ini dilatarbelakangi bahwa perusahaan sudah dianggap sebagai satu organisme yang memiliki tanggung jawab sosial dan lingkungan. "Ke depan, perusahaan tidak bisa lagi hanya menyerahkan uang kepada masyarakat yang menjadi sasaran CSR dan tidak ada program pemberdayaan yang jelas," kata Arief Rahman.
BACA JUGA : Kemenkop UKM Gandeng IBISMA UII Tingkatkan Jumlah Startup
Ke depan, tambah Arief Rahman, perusahaan dituntut untuk mengalokasikan dana CSR dan membuat program pemberdayaan masyarakat secara rinci. Kemudian laporan pemberdayaan masyarakat menggunakan dana CSR tersebut dilaporkan bersama dengan laporan keuangan tahunan perusahaan.
Menurut Arief Rahman, paradigma baru Integrated Reporting ini akan memberikan dampak positif bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Apalagi jika perusahaan dalam mengalokasikan dana CSR menggandeng perguruan tinggi yang telah memiliki program dan kemampuan implementasi pemberdayaan masyarakat.
"Program CSR itu bisa diimplementasikan melalui Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) oleh mahasiswa KKN (Kuliah Kerja Nyata) tematik dan pengabdian kepada masyarakat (PKM) oleh dosen. Sehingga hasilnya akan nyata," jelas Arief Rahman.
Sedang Ketua Panitia 1st InCAF dan 6th NCAF, Ayu Chairina Laksmi, SE,. M AppCom, MRes, PhD, Ak, CA menjelaskan sejak dirilis Kerangka Kerja Internasional Desember 2013, kecepatan dan skala adopsi pelaporan terintegrasi oleh organisasi terus meningkat. 1st InCAF dan 6th NCAF ini membahas berbagai analisis, perspektif, dan hasil riset dari para akademisi, praktisi, pelaku usaha, dan regulator selaku pembuat kebijakan terkait isu-isu integrated reporting.
"Kegiatan 1st InCAF dan 6th NCAF ini diharapkan memberikan pencerahan dan solusi konstruktif atas persoalan bangsa dan memberikan kontribusi ilmiah yang bermanfaat bagi dunia akademik," kata Ayu Chairina Laksmi.
BACA JUGA : Eksklusivitas Konglomerat Ganjal Aktualisasi Kekuatan Lokal
Dijelaskan Ayu, ada 141 pemakalah yang terpilih mempresentasikan hasil penelitiannya dalam forum konferensi 1st INCAF & 6th NCAF. Mereka berasal dari berbagai universitas di Indonesia dari Pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua, dan juga universitas luar negeri. Di antaranya, University of Southampton (UK), University of Pécs (Hungary), Universiti Teknologi MARA (Malaysia), Universiti Malaysia Sabah (Malaysia), Wirtschaftsuniversitat (WU) Wien (Austria), dan Universitat de Barcelona (Spain).
Konferensi ini, tambah Ayu, juga mengajak universitas-universitas lain sebagai mitra. Ada 28 universitas mitra sebagal co-host, satu universitas luar negeri yaitu Nanjing Xiaozhuang University dan 27 universitas di Indonesia. Perguruan tinggi Indonesia yang menjadi co host adalah STIE Sutaadmaja Subang, Universitas Aisyiyah Yogyakarta, Universitas Amikom Yogyakarta, Universitas Andalas, Universitas Atmajaya Yogyakarta, Universitas Bengkulu, Universitas International Batam.
Kemudian, Universitas Islam Bandung, Universitas Islam Sumatera Utara, Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Muhammadiyah Jember, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Mulawarman, Universitas Pancasila, Universitas Papua, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Selanjutnya, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta, Universitas PGRI Yogyakarta, Universitas Potensi Utama, Universitas Putra Bangsa Kebumen, Universitas Sam Ratulangi Manado, Universitas Sarjanawiyata Taman Siswa, Universitas Syiah Kuala, Universitas Widyagama Malang, Universitas Yapis Papua.
Pembicara seminar, kata Ayu, Prof Phil Hancock, Director of Student Experience in the UWA Business School, Australia sebagai keynote speaker. Kemudian Zuni Barokah, SE, M Comm, PhD CA, Anggota Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntansi Indonesia (DSAK IAI), Stevanus Alexander Sianturi, Partner, Forensic and Integrity Services EY, dan Rifqi Muhammad, SE, SH, MSe, PhD, SAS, ASPM dari UII.
"Ini merupakan bagian dari ikhtiar kita di mana kita bisa berdiskusi mengenai gagasan dan strategi tantangan utama bagi pelapor terintegrasi saat menerapkan filter materialitas berpusat pada mengidentifikasi pemangku kepentingan utama organisasi," kata Ayu. (*)
BACA JUGA : Tips Hadapi Resesi 2023, Cari Penghasilan Tambahan dan Penghematan
Ikuti informasi penting tentang berita terkini perguruan tinggi, wisuda, hasil penelitian, pengukuhan guru besar, akreditasi, kewirausahaan mahasiswa dan berita lainnya dari JURNAL PERGURUAN TINGGI. Anda juga bisa berpartisipasi mengisi konten di JURNAL PERGURUAN TINGGI dengan mengirimkan tulisan, foto, infografis, atau pun video. Kirim tulisan Anda ke email kami: [email protected].