Revitalisasi Islam Wasathiyah agar Selalu Relevan dengan Perkembangan Zaman
JURNAL PERGURUAN TINGGI -- Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) telah merilis beberapa isu global yang perlu menjadi perhatian. Di antaranya, perubahan iklim, krisis air, perdamaian dan keamanan, hak asasi manusia, hukum dan keadilan internasional, kesetaraan gender, big data untuk pembangunan berkelanjutan, dan sebagainya.
Islam sebagai agama wasathiyah harus selalu relevan dengan perkembangan situasi dan kondisi sepanjang masa. Islam juga wajib menanggapi dan bisa menyesuaikan terhadap isu-isu global tersebut.
BACA JUGA : Rektor UII : Islam Menjadi Pendekatan Baru 'Soft Power'
Rusydi Umar, ST, MT, PhD, Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta mengemukakan hal tersebut saat membuka Seminar Internasional 'Islam in World Perspektif Symposium (IWOS) di Amphitarium Kampus 4 UAD Yogyakarta, Sabtu (3/12/2022). IWOS diselenggarakan Fakultas Agama Islam (FAI) UAD.
IWOS menghadirkan Prof Dr KH Muhammad Chabib Chirzin (International Institute of Islamic Thought Indonesia) untuk menyampaikan keynote speech. Sedang pembicara IWOS adalah Prof Dr KH Muhammad Sirajuddin Syamsuddin (Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah), Prof Dr Zaid Ahmad (Universiti Putra Malaysia), dan Assoc Prof Parjiman MAg (Wakil Rektor Al Islam dan Kemuhammadiyahan UAD).
Lebih lanjut Rusydi Umar mengatakan para cendekiawan muslim harus merespon isu-isu global tersebut. Misalnya, dengan memikirkan kembali isu-isu teologis dan filosofis dalam Islam dengan disiplin ilmu modern dan kontemporer. "IWOS menawarkan platform bagi para sarjana, peneliti, dan sarjana studi Islam untuk mengekspresikan ide-ide mereka," tandas Rusydi.
Karena itu, simposium ini bertujuan untuk mempertemukan ilmuwan akademik, peneliti, dan peneliti terkemuka untuk bertukar dan berbagi pengalaman dan hasil penelitian tentang Islam Wasathiyah dalam menanggapi isu global. Selain itu, juga menyediakan platform interdisipliner bagi para peneliti, praktisi, dan pendidik untuk mempresentasikan dan mendiskusikan inovasi, tren, dan kekhawatiran terkini serta tantangan praktis yang dihadapi dan solusi yang diadopsi di bidang Islam Wasathiyah dalam menanggapi isu global.
BACA JUGA : UAD Gelar Seminar dan Workshop Kampus dan Sekolah Cerdas Digital, Ini Tujuannya
Menurut Rusydi, wasathiyah bukanlah pemikiran Islam yang berorientasi pada budaya negara tertentu, aliran tertentu, aliran pemikiran tertentu, jemaah tertentu, atau karena era tertentu. Tetapi wasathiyah merupakan moderasi Islam sebagai inti dari ajaran Islam yang pertama kali diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.
"Ajaran sebelum tercemar kotoran pemikiran, bercampur dengan ajaran sesat, terpengaruh perbedaan pendapat, terpapar pandangan aliran Islam dan diwarnai oleh ideologi asing," kata Rusydi.
Sementara Dekan FAI UAD, Dr Nur Kholis MAg, menjelaskan IWOS merupakan kegiatan rutin tahunan untuk seminar internasional. Setiap tahun ganti isu yang dibahas sesuai dengan topik yang sedang hangat di dunia.
"Kali ini mengangkat tema Revitalizing Wasathiyah Islam in Responding to Global Issues. Gagasan utamanya, Islam Wasathiyah dalam perspektif Muhammadiyah," kata Nur Kholis.
Nur Kholis menambahkan isu tentang perubahan iklim dinilai lebih dahsyat dari pada pandemi Covid-19. Sehingga para akademisi wajib untuk berdiskusi untuk merespon isu global tersebut.
"Di Muhammadiyah, wasathiyah adalah bagaimana Islam itu bisa menjadi saksi atas perjalanan sejarah. Sehingga Islam akan terus menjadi solusi bagi keadaan yang kurang positif, untuk memberikan tawaran-tawaran yang lebih positif," kata Nur Kholis. (*)
BACA JUGA : Aktualisasi Ilmu Hadis untuk Perangi Hoax di Era Society 5.0
Ikuti informasi penting tentang berita terkini perguruan tinggi, wisuda, hasil penelitian, pengukuhan guru besar, akreditasi, kewirausahaan mahasiswa dan berita lainnya dari JURNAL PERGURUAN TINGGI. Anda juga bisa berpartisipasi mengisi konten di JURNAL PERGURUAN TINGGI dengan mengirimkan tulisan, foto, infografis, atau pun video. Kirim tulisan Anda ke email kami: [email protected].