D'Sava, Plastik Inovasi Mahasiswa UII dari Kulit Singkong Sabet Gold Award di INDES 2022
JURNAL PERGURUAN TINGGI -- D'Sava merupakan edible plastik hasil inovasi Tim D'Sava mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) yang terbuat dari kulit singkong, aloe vera, cuka dan gliserin. Inovasi ini berhasil memenangkan Gold Award pada The 11th International Intention Innovation and Design (INDES) 2022. Sebuah kompetisi tahunan yang diselenggarakan Universiti Teknologi Mara, Cawangan Perak, Malaysia, Selasa-Jumat (14-25/11/2022).
Tim D'Sava terdiri dari enam mahasiswa yaitu Eriko Elsa Daje, Ola Navita Tsanie, Mutiara Nur Insani, Astrid Yuliana dari Program Studi (Prodi) D3 Analisis Kimia, Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dan Ika Pramudita dan Refina Alinda H dari D4 Analisis Keuangan, Fakultas Bisnis dan Ekonomika FBE).
BACA JUGA : Persiapan Hanya 11 Hari, Mahasiswa UII Raih Medali Perak di INDES 2022, Ini Rahasianya
Sebelum terbentuk tim, empat mahasiswa dari Prodi D3 Analisis Kimia tidak kenal dengan dua mahasiswi dari D4 Analisis Keuangan. Namun berkat dukungan dari dua dosen pembimbing, Kuntari SSi, MSi, dosen D3 Analisis Kimia FMIPA, dan Ahmad Rifqi Hidayat, SIP, MM, dosen D4 Analisis Keuangan FBE, mereka bisa cepat akrab bisa menjalin kerjasama.
Dijelaskan Eriko Elsa Daje, Ketua Tim D'Sava, kerjasama yang baik sangat dibutuhkan dalam sebuah tim. Namun hal tersebut merupakan sesuatu yang terkadang cukup sulit untuk diwujudkan.
"Alhamdulillah, masing-masing individu dari tim kami memiliki kesadaran bahwa satu tim harus bisa kerjasama dengan baik. Juga ditambah keramahan masing-masing individu membuat kami mudah saling mengenal dan bekerjasama. Tujuan yang sama yaitu ingin mencoba hal baru, dan meraih prestasi juga merupakan salah satu faktor perekat kerjasama yang solid," kata Daje di Yogyakarta, Jumat (9/12/2022).
Dalam menciptakan inovasi D'Sava, mereka membagi tugas. Daje dan Ola Navita Tsani memiliki peran sebagai pencetus ide inovasi edible plastik. Kemudian penyusunan paper dilakukan Daje dengan mengambil referensi dari berbagai jurnal ilmiah. Ola Navita Tsani membantu Daje dalam men-translate paper ke Bahasa Inggris.
Proses pembuatan plastik dibantu Mutiara Nur Insani dan Astrid Yuliana. Sedangkan Ika Pramudita dan Refina Alinda H bertugas untuk komersialisasi produk edible plastik. Ika dan Alinda menyusun strategi pemasaran, business model canvas (BMC), dan perhitungan untung rugi dari produk edible plastik.
BACA JUGA : Metode TRIZ Mempercepat Terciptanya Wirausaha Mahasiswa, Ini Faktanya
Sebetulnya, Daje sudah mengetahui pengumuman INDES 2022 dua bulan sebelum pelaksanaan. Namun Tim D'Sava baru bersemangat mengikutinya dua pekan sebelum pelaksanaan.
"Persiapan kami sekitar dua pekan. Satu pekan digunakan untuk mencoba dan terjadi kegagalan. Pekan berikutnya kami baru berhasil menciptakan produk ini," jelas Daje.
Ketika hendak mengikuti kompetisi, kata Daje, Tim D'Sava merasa canggung. Sebab INDES merupakan kompetisi internasional tahunan dan pasti pesertanya sangat banyak. Saat pengumuman terdapat ratusan peserta dari berbagai negara.
Saat persiapan, kata Daje, teman-temannya sempat merasa pesimis. Tetapi Daje selaku ketua terus memberikan semangat tidak perlu takut kalah. Sebab kalah menang merupakan hal yang biasa dalam sebuah kompetisi.
"Pada pekan pertama, percobaan kami gagal. Karena kami salah dalam mengutip jurnal. Kemudian di pekan berikutnya, kami mencoba lagi dan berhasil. Akhirnya dua hari sebelum penutupan pendaftaran, produk kami sudah jadi. Kemudian H-1 hari kami membuat video presentasi. Dan ternyata berhasil mendapatkan emas. Alhamdulillah," kata Deja dengan bangga.
BACA JUGA : Tips Roaida Yanti Menjadi Mahasiswa UII Berprestasi, Aktivis, Entrepreneur, dan Penulis
D'Sava memfokuskan pembuatan edible plastik yang biasa digunakan untuk pembungkus bumbu makanan instan seperti mie instan, dan produk makanan instan lainnya. Bahan yang digunakan kulit singkong, aloe vera atau lidah buaya, cuka dan gliserin.
Kulit ketela, jelas Deja, mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral. Sedangkan lidah buaya mengandung antioksidan. Sehingga edible plastik D'SAVA ini memiliki sejumlah keunggulan. Di antaranya, mudah terdegradasi, ramah lingkungan, bisa dimakan, kaya nutrisi, tidak mencemari lingkungan, memanfaatkan kulit sisa industri singkong, berperan dalam mengawetkan bumbu dari kandungan aloe vera-nya.
Plastik yang beredar saat ini menggunakan bahan dasar polimer sintetis sehingga sulit terdegradasi (terurai) dan dapat mencemari lingkungan. Selain itu, kandungan kimia pada plastik juga berbahaya bagi kelangsungan hidup lingkungan. "Plastik dari polimer sintetis membutuhkan waktu 50 tahun untuk terurai secara alami. Sedang plastik D'SAVA akan terurai secara alami setelah satu bulan," kata Daje.
Plastik D'SAVA merupakan plastik yang terbuat dari polimer alami yaitu pati dari kulit singkong. Plastik ini mudah terdegradasi, jika dibiarkan di ruang terbuka, hanya dalam waktu satu bulan plastik sudah mulai tergeradasi. Bahan tambahan juga tidak berbahaya bagi lingkungan dan manusia.
Untuk komersialisasi plastik D'Sava, menunggu fasilitator. Sebab untuk memproduksi secara massal membutuhkan dana dan kerjasama dengan pihak terkait agar produk ini bisa direalisasikan. Jika memang sudah benar-benar ada yang mau memfasilitasi, Tim D'Sava berencana melakukan pengembangan lebih lanjut dan melakukan pengujian lanjutan agar produk ini dapat diproduksi dengan biaya yang sekecil-kecilnya.
"Dalam pembuatan plastik ini masih memerlukan peralatan yang tidak ada di laboratorium kami. Sehingga cukup sulit jika tidak didukung oleh pihak terkait. Produk ini juga mengambil konsep makanan instan, sehingga perlu ada kerja sama dengan perusahaan makanan instan," harap Daje. (*)
BACA JUGA : Inovasi Baru Cap Batik Kertas untuk Hemat Beaya Produksi, Ini Cara Membuatnya
Ikuti informasi penting tentang berita terkini perguruan tinggi, wisuda, hasil penelitian, pengukuhan guru besar, akreditasi, kewirausahaan mahasiswa dan berita lainnya dari JURNAL PERGURUAN TINGGI. Anda juga bisa berpartisipasi mengisi konten di JURNAL PERGURUAN TINGGI dengan mengirimkan tulisan, foto, infografis, atau pun video. Kirim tulisan Anda ke email kami: [email protected].