Motor Listrik Konversi, Inovasi Mahasiswa UII, Sabet Dua Gelar Juara di Lomba PLN ICE 2022

Teknologi  
Motor Konversi Binter Mercy. (foto : heri purwata)

JURNAL PERGURUAN TINGGI -- Motor Listrik hasil konversi dari motor berbahan bakar minyak (BBM) karya mahasiswa Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia (FTI UII) meraih dua gelar juara pada Lomba PLN Innovation and Competition in Electricity (ICE) 2022. Tim Binter Merzy Electric meraih gelar juara dua, sedangkan Tim Kawasaki W 175 Electric meraih juara tiga. Juara pertama diraih Tim Mahasiswa Institut Teknologi Surabaya (ITS).

Dijelaskan Husein Mubarok, ST, M Eng, Ketua Tim dan Dosen Program Studi Teknik Elektro FTI UII, motor listrik ini bisa diaktifkan menggunakan e-KTP dan monitoring dari smartphone dengan sistem Internet of Things (IoT). Tim Enigmatic Knight mengkonversi motor Binter Merzy dan Tim Jawallah mengubah Kawasaki W 175.

BACA JUGA : Genteng Tenaga Surya, Inovasi Mahasiswa UGM Juara Kompetisi Bisnis Pertamuda Seed and Scale

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Tim Enigmatic Knight terdiri Faris Deoband, Al Haidar Rakha, Agus Setiawan, Hanas M H, Arya Steva, dan M Rasyid Putera. Sedang Tim Jawallah beranggotakan Muhammad Aviv Sabilal Mujtahid, Aga Yanuar Hidayat, Ahmad Fadhlurrahman Sumaryono, Fitri Kurniawati Yudiasti, Muhammad Raihan Alfarij, dan Adli Sami Candra sebagai Ketua Tim.

Lebih lanjut Husein menjelaskan motor listrik ini dibuat untuk mengikuti Lomba PLN ICE 2022 yang dilaksanakan di Jakarta, Selasa-Kamis (18-20/10/2022). Proses konversi dan pembuatan motor listrik cukup berjalan cepat dengan durasi kurang lebih 5-6 pekan.

"Konversi dilakukan mulai dari pengerjaan mesin konvensional. Penyesuaian chasis dan body motor untuk menempatkan komponen-komponen elektris hingga pengujian (test ride) motor listrik," kata Husein kepada wartawan yang didampingi Ahmad M Raf’ie Pratama, ST, MIT, PhD, Wakil Dekan Bidang Sumber Daya FTI UII, dan Firdaus, ST, MT, PhD, Ketua Program Studi Teknik Elektro FTI UII di Yogyakarta, Selasa (20/12/2022).

Motor listrik konversi ini, tambah Husein, dilakukan Pusat Studi Energi, Jurusan Teknik Elektro FTI UII. Binter Merzy Electric memiliki motor penggerak QS BLDC Mid drive 3 kW (QS138 70H) 6000 rpm maksimal; controller votol EM 150; kapasitas baterai 2,88 kWh (72 V 40 Ah); jarak tempuh 70 km sekali charge penuh; kecepatan maksimal 90 km/jam; daya angkut maksimal 200 kilogram; akselerasi (0-50 km/jam) dalam waktu 5 detik.

BACA JUGA : Inovasi Baru Cap Batik Kertas untuk Hemat Beaya Produksi, Ini Cara Membuatnya

Motor konversi bisa dihidupkan menggunakan smartphone. (foto : heri purwata)

Kelebihan Binter Mercy Electric, keyless (motor dapat diaktifkan dengan e-KTP yang sudah didaftarkan. Monitoring dari smartphone dengan sistem IoT. Memiliki kapasitas baterai yang besar sehingga jarak tempuhnya cukup jauh. memiliki tiga mode kecepatan, dan memiliki safety mesin mati jika standar samping diaktifkan.

"Kekurangan Binter Mercy Electric, cara pengisian baterai yang sedikit sulit dan tidak fleksibel; bobot motor yang cukup berat; motor belum bisa dikunci stang; dan belum ada saklar on/off mekanis," kata Husein.

Sedang spesifikasi Kawasaki W 175 Electric, motor penggerak QS BLDC Mid drive 4 kW 4400 rpm maksimal. Controller Votol EM 150; kapasitas baterai 2,88 kWh (72 V 40 Ah); jarak tempuh 70 kilometer sekali charge penuh; kecepatan maksimal 85 km/jam; daya angkut maksimal 150 kilogram; akselerasi (0-50 km/jam) dalam waktu 2,5 detik.

Kelebihan Kawasaki W 175 Electric, keyless (Motor diaktifkan dengan e-KTP yang sudah didaftarkan). Monitoring dari smartphone dengan sistem IoT. Memiliki kapasitas baterai yang besar sehingga jarak tempuhnya cukup jauh. Memiliki tiga mode kecepatan. Memiliki cooling system pada controller sehingga kinerja lebih optimal.

BACA JUGA : Persiapan Hanya 11 Hari, Mahasiswa UII Raih Medali Perak di INDES 2022, Ini Rahasianya

"Kelemahan Kawasaki W 175 Electric, bobot motor yang cukup berat; pembacaan speedometer belum terlalu akurat dikarenakan pembacaan diambil dari controller bukan dari sensor proximity; belum ada sistem safety jika motor terjatuh; posisi berkendara yang belum ergonomis; belum ada saklar on/off mekanis; dan belum dapat dikunci stang," ujar Husein.

Sementara Raf’ie Pratama menambahkan inovasi ini merupakan inisiatif dari FTI UII, melalui Jurusan Teknik Elektro yang kebetulan akan membuka program magister dalam waktu dekat. Rencana pembukaan magister itu sudah disetujui Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset Teknologi (Kemendikbudristek) dan tinggal menunggu Surat Keputusan (SK).

"Ini merupakan produk kebanggaan kami berhasil meraih juara di PLN ICE 2022. Ini merupakan salah satu upaya kami untuk terlibat dan berpartisipasi aktif dalam Kampus Green yang merupakan salah satu Renstra dari UII 2022-2026. Kampus Hijau akan diisi dengan motor listrik, mobil listrik dan memasang beberapa tempat air minum," kata Raf'ie Pratama. (*)

BACA JUGA : D'Sava, Plastik Inovasi Mahasiswa UII dari Kulit Singkong Sabet Gold Award di INDES 2022

Dari kanan ke kiri : Husein Mubarok, Firdaus dan Ahmad M Raf’ie Pratama saat memberikan keterangan kepada wartawan di Yogyakarta, Selasa (20/12/2022). (foto : heri purwata)

Ikuti informasi penting tentang berita terkini perguruan tinggi, wisuda, hasil penelitian, pengukuhan guru besar, akreditasi, kewirausahaan mahasiswa dan berita lainnya dari JURNAL PERGURUAN TINGGI. Anda juga bisa berpartisipasi mengisi konten di JURNAL PERGURUAN TINGGI dengan mengirimkan tulisan, foto, infografis, atau pun video. Kirim tulisan Anda ke email kami: [email protected].

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image