Rektor UAD : Perguruan Tinggi Memasuki Fase Dinamis dan Kritis. Ini Penjelasannya
JURNAL PERGURUAN TINGGI -- Rektor Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Dr Muchlas MT menegaskan tantangan perguruan tinggi telah memasuki fase dinamis dan kritis. Hal ini disebabkan merebaknya cyber campus, online university dan sejenisnya.
Rektor UAD mengungkapkan hal tersebut pada Pelantikan Ketua Program Studi di Lingkungan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) masa jabatan 2023-2026, beberapa waktu lalu. Selain itu, isu digitalisasi di semua landscape kehidupan, termasuk di dalamnya bidang pendidikan, telah memunculkan perubahan karateristik baru peserta didik dan regulasi serta kebijakan yang tak terduga sebelumnya.
BACA JUGA : Prestasi UAD di Tingkat Nasional dan Internasional Dapat Apresiasi LLDikti, Apa Saja?
Saat ini, kata Muchlas, masyarakat, termasuk civitas AUD dapat mengakses dengan mudah fasilitas open sources melalui internet. Di sisi lain, perguruan tinggi menghadapi kurangnya validasi dari sumber-sumber tersebut.
"Tantangan ini harus kita hadapi, tidak hanya dengan memperkuat literasi digital saja, tetapi juga diberikan literasi manusia dan kebudayaan kepada civitas UAD, termasuk mahasiswa di home base program studi," kata Muchlas.
Selain itu, tambah Muchlas, juga diperlukan adaptasi kurikulum dan strategi pembelajaran. Sehingga semua pembelajaran di UAD dapat memenuhi target learning outcome yang ditetapkan dan sekaligus mengimplementasikan outcome base kurikulum UAD.
Menurut Muchlas, kebijakan pemerintah tentang Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), telah membawa implikasi berubahnya kebijakan tata kelola secara internal UAD. Hal ini harus direspon secara cepat, tepat dan bijaksana.
BACA JUGA : Dua Kontribusi UAD pada Negara untuk Cetak Generasi Unggul
Kemudian tantangan di bidang riset, inovasi, dan pengabdian kepada masyarakat mengharuskan UAD untuk mendorong sumber daya manusia (SDM) agar bisa memberikan kontribusi yang signifikan dalam membangun negara Indonesia.
"Kaprodi perlu mendorong dosennya untuk melakukan riset hingga level hilir. Kaprodi juga perlu mendorong dosennya agar meningkatkan kualitas jumlah penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, artikel pada jurnal bereputasi, HaKI yang didaftarkan, jurnal ilmiah yang terindek Sinta, dan produk inovasi," harap Muchlas.
Kaprodi, harap Muchlas, dituntut untuk meningkatkan jumlah dosen bergelar doktor, Lektor Kepala, dan Guru Besar, jumlah dosen bersertifikasi pendidik dan perbaikan rasio mahasiswa terhadap dosen. Sebab awal tahun 2023 ini, UAD akan mengajukan Instrumen Suplemen Konversi Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (ISK BAN-PT) Unggul. "Ini menjadi tugas Kaprodi yang baru dan berharap di awal tahun 2023 ini mendapat akreditasi Unggul," kata Muchlas. (*)
BACA JUGA : UAD Bina Karir Mulai Mahasiswa Hingga Jadi Alumni
Ikuti informasi penting tentang berita terkini perguruan tinggi, wisuda, hasil penelitian, pengukuhan guru besar, akreditasi, kewirausahaan mahasiswa dan berita lainnya dari JURNAL PERGURUAN TINGGI. Anda juga bisa berpartisipasi mengisi konten di JURNAL PERGURUAN TINGGI dengan mengirimkan tulisan, foto, infografis, atau pun video. Kirim tulisan Anda ke email kami: [email protected].