Peneliti UGM Kembangkan Teknologi Geo Flow Imaging untuk Deteksi Sumber Panas Bumi

Teknologi  
Dekan FMIPA UGM, Kuwat Triyana; Wiwit Suryanto, Yudistian Yunis, dan Graeme Saunders seusai penandatangan nota kesepahaman di FMIPA UGM Yogyakarta. (foto : istimewa)

JURNAL PERGURUAN TINGGI -- Tim Peneliti Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Gadjah Mada (FMIPA UGM) bekerjasama tim ahli dari perusahaan Geo Flow Imaging Ltd dari Selandia Baru berhasil mengembangkan teknologi untuk mendeteksi titik sumber panas bumi lebih akurat. Teknologi ini sudah diujicobakan di kawasan panas bumi di Ciwidey Jawa Barat. Kini teknologi tersebut akan digunakan untuk mendukung perusahaan PT Geo Dipa Energi.

Untuk penggunaan teknologi tersebut telah ditandatangani nota kesepakatan bersama dalam bentuk kajian Peningkatan Keandalan Perencanaan Panas Bumi melalui Kegiatan Proof of Concept antara FMIPA UGM, PT Geo Dipa Energi dan Geo Flow Imaging, Ltd. Penandatangan kesepakatan dilaksanakan di ruang sidang Dekanat Kampus FMIPA UGM, Kamis (2/3/2023).

BACA JUGA : Kuliah Pakar : Indonesia Bakal Gagal Mencapai Target Bauran Energi di 2025, Ini Sebabnya

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Dekan FMIPA UGM Prof Dr Eng Kuwat Triyana, MSi, mengatakan kerja sama ini bertujuan mendukung kegiatan eksplorasi sumber energi panas bumi menggunakan sistem yang dikembangkan tim ahli dari UGM dan bekerja sama dengan tim dari Selandia Baru. “Ada teknologi baru yang dikembang oleh tim UGM, dari Selandia Baru dan tenaga ahli dari Amerika dan Inggris. Konsep baru ini mampu memetakan posisi sumber sumur panas bumi yang lebih detail dan akurat,” kata Kuwat Triyana.

Salah satu tim peneliti FMIPA UGM, Dr rer nat Wiwit Suryanto, MSi, menambahkan teknologi yang mereka kembangkan dinamakan Geo Flow Imaging. Cara kerjanya, memanfaatkan sumber berbahan bakar jet untuk menghasilkan energi dengan kecepatan tinggi namun masih di bawah kecepatan suara yang merambat melalui medium bumi untuk direkam oleh ratusan seismometer array di permukaan.

“Kita meletakkan propelan di bawah tanah dan sinyalnya direkam di permukaan. Ibarat seperti rontgen, propelan tadi menghasilkan getaran yang membantu tingkat akurasi sebelum pengeboran,” kata Wiwit Suryanto.

Menurut Wiwit apabila uji coba ini berhasil dan terbukti efektif menentukan titik pengeboran sumber panas bumi yang lebih akurat maka teknologi bisa diadopsi di seluruh dunia dalam model pengeboran eksplorasi panas bumi. “Jika ini terbukti maka bisa dipakai untuk eksplorasi panas bumi di seluruh dunia dan ini kita baru baru pertama kali akan melakukan. Di selandia baru konsepnya sudah selesai, teori bahkan model dan simulasi sudah dilakukan namun belum dilakukan uji di lapangan,” kata Wiwit.

BACA JUGA : Prof Bambang Sumiarto : Penjaminan Kesehatan Hewan Belum Jadi Prioritas di Indonesia, Ini Akibatnya

Meski demikian, Wiwit menerangkan uji coba teknik baru pengeboran sumber panas bumi ini memang tetap berisiko mengalami kegagalan. Namun dari konsep hingga pemodelan sudah terbukti berhasil dilakukan, ia optimis realisasi pengujian di lapangan dipastikan akan berhasil. “Jika ini berhasil nantinya perusahaan eksplorasi tidak lagi harus banyak melakukan titik pengeboran karena sudah mengetahui titik yang betul-betul lebih akurat,” jelasnya.

CEO Geo Flow Imaging, Ltd, Graeme Saunders menyambut baik keterlibatan tim peneliti UGM dalam pengujian teknologi baru ini di lapangan. Ia mengharapkan nantinya UGM menjadi kampus yang terdepan dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi eksplorasi sumber energi panas bumi. "Saya berharap nantinya Indonesia bisa menjadi negara terdepan dalam pengembangan geothermal dan FMIPA UGM memiliki kontribusi besar,” kata Saunders.

Sementara Direktur Pengembangan Bisnis dan Eksplorasi PT Geo Dipa, Yudistian Yunis, mengatakan pihaknya membuka peluang bagi para akademisi untuk melakukan riset dalam hal sistem eksplorasi energi panas bumi. “Kita ingin nantinya semakin banyak peneliti dan mahasiswa melakukan riset soal panas bumi yang kita lakukan dan kita terbuka dalam menyampaikan data seluas-luasnya untuk kepentingan akademik,” kata Yudistian. (*)

BACA JUGA : Prof Poppy Sulistyaning: World Trade Organization Perlu Direformasi, Ini Alasannya

Ikuti informasi penting tentang berita terkini perguruan tinggi, wisuda, hasil penelitian, pengukuhan guru besar, akreditasi, kewirausahaan mahasiswa dan berita lainnya dari JURNAL PERGURUAN TINGGI. Anda juga bisa berpartisipasi mengisi konten di JURNAL PERGURUAN TINGGI dengan mengirimkan tulisan, foto, infografis, atau pun video. Kirim tulisan Anda ke email kami: [email protected].

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image