Teknologi

Rektor UII : Masyarakat Wajib Tingkatkan Literasi Medsos di Tahun Politik, Ini Tujuannya

Rektor UII saat menyampaikan keynote speech di Yogyakarta, Kamis (11/5/2023). (foto : heri purwata)

JURNAL PERGURUAN TINGGI -- Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Prof Fathul Wahid ST, MSi, PhD mengingatkan masyarakat Indonesia agar berhati-hati dalam mencerna informasi yang ada di media sosial (Medsos) di tahun politik. Masyarakat juga wajib meningkatkan literasi Medsos agar tidak salah dalam menentukan pilihan.

Prof Fathul Wahid mengungkapkan hal tersebut saat menyampaikan keynote speech pada Diskusi Publik 'Apakah Politik Identitas masih Relevan dalam Kampanye Pemilu 2024 di Media Sosial?' di Kampus UII Yogyakarta, Kamis (11/5/2023). Diskusi publik menghadirkan pembicara Ismail Fahmi PhD, Dosen Informatika UII & Founder Drone Emprit; Rizki Dian Nursita, MHI, Dosen Hubungan Internasional UII; Wawan Mas'udi, PhD, Dekan FISIPOL UGM; dan Shafiq Pontoh, Chief Strategy Officer Provetic. Moderator Ika Krismantari, Chief Editor/Content Director The Coversation Indonesia (TCID).

BACA JUGA : UGM Wisuda Sembilan Lulusan Program ASEAN Master, Ini Tujuan Programnya

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Lebih lanjut Fathul Wahid menjelaskan Media Sosial dibangun dengan algoritma yang tidak semua orang tahu. Ada tiga algoritma Media Sosial yaitu penyetelan (tuning), penggiringan (herding), dan pengkondisian (conditioning) pengguna secara massal.

Dijelaskan Fathul, penyetelan (tuning) adalah menyetel alir perilaku pengguna media sosial yang disesuaikan dengan waktu dan lokasi. Sehingga ketika pengguna media sosial menghidupkan account akan ada pesan-pesan terkait dengan lokasi, dan waktu.

Penggiringan (herding), kata Fathul, melibatkan konteks terdekat pengguna media sosial yang selanjutnya akan direspons pengguna media sosial lain. "Ada kejadian tertentu, situasi tertentu, kita diingatkan untuk meresponnya," kata Fathul.

Sedang pengkondisian (conditioning), adalah mengkondisikan pengguna media sosial secara massal untuk melakukan tindakan tertentu yang telah ditentukan oleh orang-orang, kawan-kawan terdekat pengguna media sosial.

"Sehingga sering kali tindakan kita tanpa pertimbangan yang matang, karena opini dimanipulasi dan perilaku telah diarahkan," tandas Fathul Wahid yang juga profesor di bidang sistem informasi ini.

BACA JUGA : Sosiolog UGM : Transmigrasi Harus Ciptakan Pertumbuhan dan Pemerataan Ekonomi

Selain itu, kata Fathul Wahid, algoritma pencarian akan terus meningkatkan sesuatu yang sering dicari dan selalu naik. "Inilah filter gelembung (bubble filter) yang kita terima, yang terpapar di wajah kita, monitor kita, akan mengisolasi kita. Sebab kita hanya akan terpapar informasi tertentu saja. Dipengaruhi lokasi kita, klik terakhir kita, sejarah pencarian kita," tandas Fathul.

Menurut Fathul, hal yang akan terjadi selanjutnya adalah bias informasi. Sebab pengguna media sosial hanya akan mendapatkan informasi yang sesuai dengan prekonsepsinya dan apa yang diyakini sebelumnya. "Ujungnya, kita seakan-akan hidup di ruang gema (eco chamber). Kita berteriak dan akan terdengar berulang-ulang. Suara yang sama dan juga dari kawan-kawan kita," kata Fathul.

Fathul menambahkan bila pengguna media sosial mendukung salah satu calon kontestan Pemilu 2024, misalnya A. Maka ia akan memperoleh informasi tentang calon kontestan Pemilu A yang baik-baik. Di sisi lain, ia akan menerima informasi calon kontestan B dengan informasi yang tidak baik atau jelek-jelek. "Akibatnya, akan terjadi keterbelahan atau perpecahan di masyarakat," tandasnya.

Anehnya, kata Fathul, para pengguna media sosial dengan bahagia mengikuti algoritma tersebut karena ketidaktahuannya. "Karena itu, diperlukan literasi yang cukup sekaligus perlu kesadaran etis yang baik," harap Fathul. (*)

BACA JUGA : Pakar UGM: Lansia di DIY Butuh Pemberdayaan dan Pendampingan Sosial

Ikuti informasi penting tentang berita terkini perguruan tinggi, wisuda, hasil penelitian, pengukuhan guru besar, akreditasi, kewirausahaan mahasiswa dan berita lainnya dari JURNAL PERGURUAN TINGGI. Anda juga bisa berpartisipasi mengisi konten di JURNAL PERGURUAN TINGGI dengan mengirimkan tulisan, foto, infografis, atau pun video. Kirim tulisan Anda ke email kami: [email protected].

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image