Mahasiswi UII Ciptakan Prototipe Aplikasi Deteksi Halal-Haram di Norwegia
JURNAL PERGURUAN TINGGI -- Dua mahasiswi Universitas Islam Indonesia (UII), Adinda Meutia dan Isna Khoirunnisa yang mengikuti Student Exchange di University of South-Eastern Norway (USN) Hønefoss, Norwegia sempat mengalami kesulitan untuk mengetahui makanan halal dan haram. Sebab semua label makanan menggunakan Bahasa Norwegia.
Namun kesulitan ini justru memunculkan kreativitas, keduanya sepakat membuat aplikasi untuk mendeteksi makanan halal dan haram. Aplikasi yang masih berujud prototipe menggunakan Figma ini bisa membantu orang, khususnya muslim yang baru datang di Norwegia untuk mengenali makanan halal dan haram.
BACA JUGA : Dua Mahasiswi Magister Informatika UII Ikuti Student Exchange di Norwegia
Dua mahasiswi Program Studi Magister Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia (FTI UII) tersebut menceritakan pengalamannya selama di Norwegia. Mereka mengikuti student exchange selama satu semester di USN, Januari- Juni 2023.
Dijelaskan Adinda Meutia, membuat aplikasi tersebut merupakan tugas mata kuliah dan tugas kelompok. Dosen meminta membuat prototipe aplikasi yang dibutuhkan dan bermanfaat bagi orang lain. Ide tersebut muncul dari kesulitan yang dihadapinya saat berbelanja di super market.
"Saat itu, kita baru satu atau dua minggu di Norwegia. Kita belum familiar dengan bahasanya. Waktu itu, mau mencari mentega tidak tahu. Susu, yogurt itu kemasannya sama kotak. Kemudian muncul ide untuk mencari tahu susu kemasannya seperti apa, yogurt cirinya seperti apa," kata Adinda dan Isna yang didampingi Dr Ahmad Luthfi, S Kom, M Kom, Manajer Administrasi Keilmuan Magister Informatika FTI UII kepada wartawan secara virtual, Kamis (3/8/2023).
BACA JUGA : UAD Kerjasama The SEA-Teacher Student Exchange dengan 11 Perguruan Tinggi Tiga Negara
Selain itu, Adinda menjelaskan makanan apa saja yang mengandung alkohol, babi dan bahan-bahan makanan haram lainnya. Label makanan di sana semua menggunakan Bahasa Norwegia, Adinda dan Isna belum familiar. "Namun setelah beberapa bulan jadi tahu tentang bahasa Norwegia dan jenis-jenis makanan," katanya.
Figma, jelas Adinda, suatu aplikasi berbasis website. Aplikasi ini dapat membantu klien untuk mendapatkan informasi tentang makanan dengan label Bahasa Norwegia dan dilengkapi dengan visualnya. "Prototipe ini cukup membantu. Memang waktu itu tidak diminta sampai akhir, hanya prototipe," kata Adinda.
Adinda menambahkan di Norwegia, label halal haram itu hanya pada pangan segar seperti daging. Sedang makanan lain mereka belum mencantumkannya. Sehingga sebagai konsumen yang harus memperhatikan kandungan makanan.
"Setelah kita jelaskan ada kondisi halal dan haram bagi muslim sehingga perlu hati-hati dalam memilih makanan. Usulan kami langsung diterima oleh dosen. O ya, itu bisa bermanfaat," kata Adinda.
Selama di Norwegia, kedua mahasiswi konsentrasi Forensika Digital ini masuk ke Program Studi (Prodi) Science of Management Information System (MIS), Department Business and Information Technology, USN. Mereka berhasil menyelesaikan empat mata kuliah yaitu Management Engine Project, Business Analytic, Theoritical Digital Information, dan Reseach Method. (*)
BACA JUGA : Usia 17 Tahun, Timothy Dillan Lulus Magister Informatika UII dengan Summa Cumlaude
Ikuti informasi penting tentang berita terkini perguruan tinggi, wisuda, hasil penelitian, pengukuhan guru besar, akreditasi, kewirausahaan mahasiswa dan berita lainnya dari JURNAL PERGURUAN TINGGI. Anda juga bisa berpartisipasi mengisi konten di JURNAL PERGURUAN TINGGI dengan mengirimkan tulisan, foto, infografis, atau pun video. Kirim tulisan Anda ke email kami: [email protected].