Info Kampus

Prof Bambang Suwignyo: Tanaman Kacang Ratu Tingkatkan Kualitas Telur dan Susu Ternak

Prof Bambang Suwignyo saat menyampaikan pidato pengukuhan. (foto : istimewa)

JURNAL PERGURUAN TINGGI -- Prof Ir Bambang Suwignyo, SPt, MP, PhD, IPM, ASEAN Eng mengatakan tanaman Kacang Ratu (Alfalfa Tropik) dapat meningkatkan kualitas telur dan susu ternak. Selanjutnya, produk peternakan tersebut dapat digunakan untuk mengatasi masalah stunting di Indonesia.

Bambang Suwignyo mengemukakan hal tersebut pada pidato pengukuhan sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak di ruang Balai Senat, Gedung Pusat Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Selasa (5/9/2023). Bambang Suwignyo menyampaikan pidato yang berjudul 'Manfaat dan Peluang Pengembangan Kacang Ratu (Alfalfa Tropik) di Indonesia.'

BACA JUGA : Semakin Sedikit Profesor Menjadi Intelektual Publik

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Lebih lanjut Bambang mengatakan berdasarkan hasil risetnya, tanaman Kacang Ratu atau Alfalfa Tropik pada formula pakan dapat dijadikan solusi untuk menghasilkan produk telur bergizi tinggi. Sebab tanaman tersebut mengandung protein tinggi, asam amino esensial, kalsium dan phospor.

“Kandungan Fe (zat besi) dan Zn (seng) yang tinggi pada Kacang Ratu BW bisa menjadi komponen pakan ayam karena dapat mempengaruhi kandungan Fe dan Zn pada telur yang dihasilkan,” kata Bambang Suwignyo.

Bambang menjelaskan kandungan Zn pada Kacang Ratu mencapai 67 mg/kg atau dua kali lipat dari kandungan Zn pada beras. Sedang kandungan Fe pada Kacang Ratu BW mencapai 0,042 persen, lebih tinggi dibanding berbagai jenis makanan sumber zat besi lainnya seperti daging merah, seafood, tahu, sayuran hijau, dan kacang-kacangan lainnya.

Selain telur, imbuhnya, susu juga merupakan produk peternakan dengan kandungan nutrisi lengkap. Namun sayangnya, produksi susu di Indonesia belum mencukupi kebutuhan nasional. Sebanyak 80 persen pasokan susu Indonesia masih impor dari total kebutuhan nasional yang mencapai 4,4 juta ton per tahun.

BACA JUGA : Rumput Gama Umami, Temuan Peneliti UGM Bisa Panen Enam Kali Setahun

Hal ini disebabkan, kata Bambang, produksi susu sapi perah di Indonesia rata-rata baru berkisar 3.000-4.000 liter per masa laktasi atau 10 liter per ekor per hari. “Berbeda dengan produksi susu sapi perah di negara beriklim subtropis bisa mencapai 7.421 liter per laktasi atau dua kalinya dari Indonesia,” jelasnya.

Menurut Bambang Suwignyo, pakan hijauan Kacang Ratu BW bisa meningkatkan produksi susu dari ternak sapi perah dengan proporsi hijauan mencapai 60-70 persen dan proporsi konsentrat 30-40 persen. “Legum Kacang Ratu BW berpotensi menjadi sumber pakan untuk meningkatkan produktivitas susu sapi atau kambing perah di Indonesia,” katanya.

Menurut perhitungan Bambang Suwignyo, jika setiap peternak sapi perah menanam Kacang Ratu BW maka produktivitas ternak sapi perah dipastikan meningkat. Sebab Kacang Ratu BW dapat menghasilkan panen 8 hingga 13 ribu ton per hektare segar dengan masa panen per 30 hari. “Dalam satu tahun bisa menghasilkan 120 ton per hektare,” prediksinya.

BACA JUGA : Prof Edy Suyanto : Pengelolaan Sampah Belum Sentuh Aspek Sosial

Menurut Bambang, produk peternakan berupa telur dan susu yang berkualitas dapat digunakan untuk mencegah stunting di Indonesia. Saat ini, kasus stunting di Indonesia masih menjadi perhatian serius karena dampak buruk stunting mempengaruhi kualitas SDM generasi muda ke depan.

Salah satu solusi dalam pemberantasan stunting adalah pemenuhan asupan zat gizi berkualitas tinggi secara konsisten dan berkesinambungan kepada ibu hamil, menyusui dan bayi berusia sampai minimal umur enam bulan dalam bentuk makan pendamping air susu ibu. Sumber zat gizi yang paling lengkap adalah telur dan susu.

Menurut Suwignyo, makanan telur fungsional dapat mengatasi masalah stunting karena dapat memenuhi asupan mineral mikro seperti zat besi (Fe) dan seng (Zn) pada anak Indonesia. “Inovasi telur dengan kandungan tinggi zat besi dan seng sangat diperlukan. Untuk menghasilkan telur fungsional yang menghasilkan kandungan zat besi dan seng dipengaruhi dari pakan hijauan pada ransum ayam,” katanya. (*)

BACA JUGA : Prof Bertha : ABM Membantu Perancangan Strategi, Intervensi dan Kebijakan Industri

Ikuti informasi penting tentang berita terkini perguruan tinggi, wisuda, hasil penelitian, pengukuhan guru besar, akreditasi, kewirausahaan mahasiswa dan berita lainnya dari JURNAL PERGURUAN TINGGI. Anda juga bisa berpartisipasi mengisi konten di JURNAL PERGURUAN TINGGI dengan mengirimkan tulisan, foto, infografis, atau pun video. Kirim tulisan Anda ke email kami: [email protected].

Berita Terkait

Image

Kisah Wisudawan Berprestasi UGM, Kuliah Sambil Jalani Pengobatan

Image

UGM dan 13 BUMN Kerjasama Program Magang Eksklusif Bagi Mahasiswa

Image

UGM, Perguruan Tinggi Terbanyak Tambah Guru Besar Baru

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image