GIK UGM Wujud Pembelajaran Kampus dan Praktik Dunia Usaha
JURNAL PERGURUAN TINGGI -- Gedung Gelanggang Inovasi dan Kreativitas Universitas Gadjah Mada (GIK UGM) masih dalam tahap penyelesaian. GIK berada di area gerbang pintu masuk kampus UGM ini direncanakan selesai Februrari 2024. Gedung GIK menempati lahan bekas Gelanggang Mahasiswa dan Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri (PKKH).
Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) UGM Prof Dr Pratikno, MSoc Sc, mengatakan pembangunan GIK bertujuan untuk membawa praktik dunia industri masuk ke dalam kampus. Sehingga mahasiswa memiliki dua ekosistem pembelajaran yakni pembelajaran akademik di fakultas dan ekosistem pembelajaran praktik dunia usaha di gedung GIK.
BACA JUGA : UKM Kopma UGM Miliki Pertashop, Mantapkan Inkubator Kewirausahaan Mahasiswa
“Kita harapkan ada pengkayaan dan saling melengkapi pendidikan yang dikelola akademik dengan konsep pendidikan yang dimentoring oleh industri,” kata Pratikno dalam talkshow sosialisasi GIK dengan perwakilan organisasi mahasiswa di lantai 1 Grha Sabha Pramana, Jumat (29/9/2023).
Talkshow juga menghadirkan narasumber Direktur Edukasi Gedung Inovasi dan Kreativitas (GIK) UGM, Fero Ferizka. Sedang pemandu talkshow, Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran Prof Dr Wening Udasmoro.
Menurut Pratikno, setiap mahasiswa UGM yang mengikuti pembelajaran di GIK akan mendapatkan sertifikat yang sudah diakui universitas. Sertifikat tersebut sekaligus sebagai tanda pengalaman kerja yang dapat digunakan ketika akan melamar kerja.
Pratikno menambahkan, tujuannya mahasiswa bukan hanya sekedar mendapatkan sertifikat, tetapi mahasiswa diharapkan memiliki keahlian dan keterampilan yang diperoleh di bangku kuliah bisa meningkat. “Mahasiswa bisa melakukan upskilling, bisa membangun startup, menjadi lebih profesional dan siap untuk bekerja sebagai entrepreneur,” katanya.
BACA JUGA : Metode TRIZ Mempercepat Terciptanya Wirausaha Mahasiswa, Ini Faktanya
Sedang Fero Ferizka menambahkan GIK terdapat program pegembangan talenta dengan adanya 38 mata kuliah yang bisa didapat oleh mahasiswa lintas disiplin. “Nantinya ada 15 pengajar dengan lintas profesi. Kita menggunakan kurikulum dari Amazon, Alibaba, atau kurikulum dari Google. Belajar lebih ke praktiknya,” kata Fero Ferizka.
Ketua BEM KM UGM, Gielbran Muhammad Noor, menyampaikan harapannya jika GIK nantinya bisa mensinkronkan pengetahuan yang dimiliki oleh mahasiswa dengan pengembangan keahlian di dunia kerja. “Kadang banyak orang bekerja tidak related. Mengubah pola pendidikan related dengan industri, saya kira itu sebuah lompatan luar biasa. Tapi soal inklusivitas, mahasiswa nantinya bisa mengakses dan bisa memanfaatkan fasilitas GIK,” kata Muhammad Noor.
Sementara Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian Masyarakat dan Alumni UGM, Dr Arie Sujito, mengatakan GIK merupakan sebuah upaya pimpinan UGM untuk membangun ekosistem pembelajaran. Sehingga mahasiswa memiliki karakter, kreativitas hingga semangat kewirausahaan.
“UGM itu harus kreatif dan survive untuk membangun ekosistem pembelajaran. Adanya GIK ini sedapat mungkin tidak saling meminggirkan namun saling merangkul, saling ketergantungan satu sama lain. Setiap mahasiswa memiliki porsi yang sama dengan yang lain,” kata Arie. (*)
BACA JUGA : Tim Mahasiswa Wirausaha 'Ezparenting' UGM Raih Emas di KMI Expo XIII, Ini Bidang Usahanya
Ikuti informasi penting tentang berita terkini perguruan tinggi, wisuda, hasil penelitian, pengukuhan guru besar, akreditasi, kewirausahaan mahasiswa dan berita lainnya dari JURNAL PERGURUAN TINGGI. Anda juga bisa berpartisipasi mengisi konten di JURNAL PERGURUAN TINGGI dengan mengirimkan tulisan, foto, infografis, atau pun video. Kirim tulisan Anda ke email kami: [email protected].