UAJY Gelar Diskusi Marketing Berbasis Empati
JURNAL PERGURUAN TINGGI -- Model marketing tradisional seringkali dinilai hanya fokus pada tujuan profit semata. Sehingga muncul anggapan marketing tradisional itu bersifat manipulatif dan merugikan lingkungan. Karena itu, dibutuhkan marketing yang berbasis empati yang menawarkan perspektif basis nilai-nilai transparansi, berkelimpahan (abundance), dan komunitas.
Itulah yang melatarbelakangi Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik Universitas Atma Jaya Yogyakarta (FISIP UAJY) menyelenggarakan diskusi bertema ‘Utopia Brands: Era Baru Marketing Berbasis Empati.’ Diskusi yang dilaksanakan di Auditorium Kampus IV Gedung Theresa UAJY, Jumat (13/10/2023), menghadirkan tiga pembicara.
BACA JUGA : Mahasiswa UAJY Belajar Tari Gaya Yogyakarta Mataraman
Ketiga pembicara adalah Cilla Henriette (Business Humanizer & Partner Innate Motion), Ari Astuti (Head of Marketing Nutrition Indonesia PT Unilever Indonesia, Tbk.), dan Sherly Hindra N, M.I.Kom (Dosen Departemen Ilmu Komunikasi FISIP UAJY).
Ketua Departemen Ilmu Komunikasi UAJY, Mario Antonius Birowo, PhD menyampaikan diskusi ini melibatkan dosen dan mahasiswa. Tujuannya, mengembangkan paradigma mengenai brand awareness, brand loyalty, brand image, dan perceived quality yang terinspirasi dari tujuan dan misi utopia.
"Kalau bicara tentang utopia, walaupun kedengaran cukup ideal, tetapi bukan berarti tidak bisa dicapai. Utopia ini bisa dikatakan sebagai kekuatan untuk membayangkan realitas baru dan bagaimana kita mewujudkannya," kata Birowo.
BACA JUGA : Mahasiswa KKN UNY Bantu Pasarkan Batik UMKM via Digital Marketing
Menurut Cilla, kehadiran Utopia Brands menawarkan perspektif dan riset baru dengan merombak cara tradisional dengan mengintegrasikan bisnis dan preservasi dengan basis nilai-nilai transparansi, berkelimpahan (abundance), dan komunitas.
Utopia merupakan visi perusahaan dan bisnis, serta bagaimana membayangkan kontribusi perusahaan mampu membawa impact yang besar dan berguna bagi masyarakat dan bumi. "Karena itu, kita butuh kolaborasi dengan komunitas karena idealnya utopia tidak bisa kita capai sendirian," kata Cilla.
Cilla mengharapkan diskusi mengenai model baru marketing ini, memberikan kebaruan perspektif dalam ranah akademik. "Dunia marketing merupakan bidang yang dinamis dan cepat berkembang sehingga dibutuhkan ide-ide baru untuk menunjang peningkatan kajian ilmiah," kata Cilla. (*)
BACA JUGA : Tuksono Dapat Sentuhan Digital Marketing Dosen FEBI UIN Surakarta
Ikuti informasi penting tentang berita terkini perguruan tinggi, wisuda, hasil penelitian, pengukuhan guru besar, akreditasi, kewirausahaan mahasiswa dan berita lainnya dari JURNAL PERGURUAN TINGGI. Anda juga bisa berpartisipasi mengisi konten di JURNAL PERGURUAN TINGGI dengan mengirimkan tulisan, foto, infografis, atau pun video. Kirim tulisan Anda ke email kami: [email protected].