Ketua APTISI DIY: PTS Menghendaki PMB PTN Ditutup Akhir Juli
JURNAL PERGURUAN TINGGI -- Perguruan Tinggi Swasta Daerah Istimewa Yogyakarta (PTS DIY) menghendaki Penerimaan Mahasiswa Baru Perguruan Tinggi Negeri (PMB PTN) ditutup akhir Juli. Hal ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan PTS agar mendapatkan mahasiswa baru lebih banyak.
Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) Wilayah V Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Prof Fathul Wahid ST, MSc, PhD mengemukakan hal tersebut pada Breakfast Seminar Leadership and Management Development Program (LMDP) Indonesian Higher Education Leadership (iHiLead) Erasmus+ di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Jumat (27/10/2023).
BACA JUGA : Rektor UAA : Pemerintah Seharusnya Dorong PTN Jadi World Class University
Selain Prof Fathul Wahid, Rektor Universitas Islam Indonesia (UII), juga menghadirkan pembicara Rektor UAD, Prof Dr Muchlas MT; dan Pelaksana Tugas Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah V, Prof drh Aris Junaidi PhD. Seminar dihadiri perwakilan perguruan tinggi swasta (PTS) Wilayah V Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), serta perwakilan Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (PTMA) DIY dan Jawa Tengah.
Lebih lanjut Fathul Wahid mengatakan seminar ini merupakan wadah Aptisi Wilayah V untuk menyikapi menurunnya mahasiswa baru tahun 2023 ini. Karena itu, Fathul Wahid mengangkat judul makalah 'Tantangan Perguruan Tinggi Swasta Menghadapi Penurunan Jumlah Mahasiswa.'
Makalah tersebut, kata Fathul, disusun berdasarkan hasil survei terhadap PTS yang dilakukan 9-10 Oktober 2023. Survei dilaksanakan dengan pengisian kuesioner bersifat sukarela. Ada 40 PTS yang dengan sukarela mengisi kuesener. Sebanyak 40 PTS tersebut memiliki 372 program studi (Prodi), 135.210 mahasiswa aktif, 4.549 dosen, dan 29.184 mahasiswa baru.
BACA JUGA : APTISI DIY Kembali Lakukan PMB Bersama via Jogjaversitas.id, Ini Kemudahan Calon Mahasiswa
Keterisian kursi atau kuota tahun 2023, kata Fathul, 19,5 persen menjawab 'Tahun Lalu Jauh Lebih Tinggi' dibandingkan tahun ini. Kemudian sebanyak 29,3 persen menjawab 'Tahun Lalu Lebih Tinggi' dibandingkan tahun ini. Sebanyak 24,4 persen menjawab 'Tahun Lalu Mirip/Sama' dengan tahun ini.
"Tetapi ada juga PTS yang mengalami peningkatan mahasiswa baru sebesar 24,4 persen. Sisanya, menjawab 'Tahun Lalu Jauh Lebih Rendah' dibandingkan tahun ini," kata Fathul.
Untuk menghadapi penurunan mahasiswa baru, PTS di DIY mengusulkan melakukan program bersama. Saat ini, program bersama yang sudah berjalan adalah promosi bersama melalui website jogjaversitas.id. Selain itu, PTS juga meminta pemerintah membatasi jumlah mahasiswa PTN sebanyak 87 persen, kemudian disusul mempercepat penutupan penerimaan mahasiswa baru PTN sebesar 82 persen.
Sementara Rektor Universitas Alma Ata (UAA) Yogyakarta, Prof Dr Hamam Hadi MS ScD mengatakan pemerintah seharusnya mendorong perguruan tinggi negeri (PTN) masuk ke World Class University. Bukan memperbanyak kuota mahasiswa Strata Satu (S1) dan Diploma, sedang Sumber Daya Manusia (SDM), sarana dan prasarana begitu-begitu saja.
"PTN BH Indonesia yang sudah difokuskan untuk masuk ke World Class University tidak masuk-masuk. Atau masuk sebentar, terus turun lagi. Jadi naik turun-naik turun. Menata PTN BH saja belum bisa, apalagi menata perguruan tinggi lain yang nota bene swasta," kata Hamam. (*)
BACA JUGA : APTISI Yogyakarta Mencari Solusi Atasi Klithih
Ikuti informasi penting tentang berita terkini perguruan tinggi, wisuda, hasil penelitian, pengukuhan guru besar, akreditasi, kewirausahaan mahasiswa dan berita lainnya dari JURNAL PERGURUAN TINGGI. Anda juga bisa berpartisipasi mengisi konten di JURNAL PERGURUAN TINGGI dengan mengirimkan tulisan, foto, infografis, atau pun video. Kirim tulisan Anda ke email kami: [email protected].