Bonggol dan Kulit Nanas Berpotensi Cegah Kanker Kolon

Teknologi  
Nanas yang memiliki potensi sebagai obat kanker kolon. (foto : istimewa)

JURNAL PERGURUAN TINGGI -- Lima orang mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta berhasil mengekstraksi bonggol, kulit, dan mahkota nanas untuk obat anti kanker kolon. Mereka mengekstraknya melalui proses fermentasi untuk memecah senyawa kompleks menjadi senyawa turunan.

Lima mahasiswa tersebut merupakan Tim Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE). Mereka adalah Atikah Nurunnissa’, Anisa Dewi Rahayu, Latief Al Umami, Ilma Tazkiya, dan Dwi Ardiansyah Mustofa dari Fakultas Biologi. Mereka melakukan penelitian di bawah bimbingan Dosen Pendamping Woro Anindito Sri Tunjung, SSi, MSc, PhD.

BACA JUGA : Obat Sariawan dari Kulit Buah-Buahan, Inovasi Mahasiswa UGM

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Anisa menjelaskan nanas merupakan salah satu buah yang banyak ditemukan di Indonesia. Buah ini memiliki potensi sebagai obat antikanker melalui pengambilan bonggol, kulit dan mahkota nanas.

Indonesia merupakan negara nomor empat penghasil buah nanas terbesar di dunia. Pada bagian bonggol, kulit, dan mahkota nanas menyumbang 50% dari berat total buah nanas. Namun selama ini bonggol, kulit dan mahkota nanas hanya dibuang dan belum dimanfaatkan.

"Padahal, bagian tersebut mengandung senyawa golongan fenolik, terpenoid, serta enzim bromelain yang berpotensi sebagai antikanker,” kata Annisa dalam keterangannya kepada wartawan di Kampus UGM, Rabu (21/11/2023).

BACA JUGA : Mahasiswa UGM Buat Detergent dari Belimbing Wuluh, Ramah Lingkungan

Anisa menambahkan Tim PKM-RE berhasil mengekstraksi bonggol, kulit, dan mahkota nanas untuk antikanker lewat proses fermentasi untuk memecah senyawa kompleks menjadi senyawa turunan. Untuk mempercepat proses fermentasi, mereka menggunakan jamur Rhizopus.oryzae sebagai starter fermentasi untuk meningkatkan nilai dan kandungan senyawa antikanker. “Keberhasilan proses fermentasi, terbukti menghasilkan senyawa turunan antikanker yang lebih spesifik,” kata Anisa.

Kanker kolon atau kanker kolorektal merupakan kanker yang menyerang pada usus besar dan rektum. Tingkat insidensi kanker ini menempati peringkat keempat dunia untuk semua jenis kanker.

Di Indonesia, menurut data Global Cancer Statistics (Globocan), kanker ini menjadi salah satu kanker tertinggi kedua yang menyerang pria dengan jumlah kasus baru mencapai 30.017 pada tahun 2018. Pengobatan kanker kolon saat ini masih bergantung pada keberhasilan pembedahan, radioterapi, dan kemoterapi. (*)

BACA JUGA : Penelitian Mahasiswa UGM, Ganggang Spirulina Jadi Penurun Kolesterol Daging

Ikuti informasi penting tentang berita terkini perguruan tinggi, wisuda, hasil penelitian, pengukuhan guru besar, akreditasi, kewirausahaan mahasiswa dan berita lainnya dari JURNAL PERGURUAN TINGGI. Anda juga bisa berpartisipasi mengisi konten di JURNAL PERGURUAN TINGGI dengan mengirimkan tulisan, foto, infografis, atau pun video. Kirim tulisan Anda ke email kami: [email protected].

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image