Program Magang Untungkan Mahasiswa dan Pengusaha
JURNAL PERGURUAN TINGGI -- Kehadiran mahasiswa magang di perusahaan-perusahaan atau dikenal dengan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) sangat menguntungkan mahasiswa dan pengusaha. Sebab mahasiswa magang bisa memberikan masukan untuk kemajuan bagi perusahaan di tempat magangnya. Bahkan ada mahasiswa magang langsung direkrut sebagai karyawannya.
Seperti diungkapkan Bambang Wijaya SE, Direktur Utama PT Dekor Asia Jayakarya, perusahaan yang mengolah bambu menjadi furniture, kerajinan tangan dan pagar untuk kebutuhan eksport. Selama ini, Dekor Asia Jayakarya mengekspor hasil produksinya berupa pagar bambu ke Australia. Sebulan mengekspor pagar kuang lebih 10 kontainer. Sedang kerajinan tangan dan furniture ke Belanda, Inggris, Belgia, Prancis dan Jerman (Eropa).
"Biasanya pagar bambu ini untuk pagar atau taman, pagar untuk memproteksi tanaman kecil-kecil (biasanya terbuat dari pucuk-pucuk bambu). Sedangkan, akar bambu yang sudah tidak dikehendaki dijadikan hiasan, gantungan baju, gantungan handuk. Juga sebagai tangga di kamar mandi, tempat gantung handuk, pakaian, serta untuk atap dan dekorasi," kata Bambang.
"Jika ada kerajinan terbuat dari kayu, masyarakat Eropa ingin tahu jenis kayu, asal kayu dari mana. Kayu kan banyak yang berasal dari illegal logging. Nah kalau kayu berasal dari illegal logging akan mereka tolak,” jelasnya.
BACA JUGA : SDM, Kunci Keberhasilan Mewujudkan Target Perusahaan
Bisnis bambu pada bentuk home decoration dan export bamboo merupakan memiliki prospek yang sangat cerah. Sebab masyarakat internasional senang pada produk-produk yang sustainable, serta produk ramah lingkungan.
Adanya mahasiswa magang yang berasal dari Program Studi Teknik Industri S1 dan Program Magister Fakuktas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia (FTI UII) dan dari perguruan tinggi lainnya sangat membantu untuk meningkatkan kecepatan berproduksi. "Mahasiswa magang memberikan masukan yang berkaitan dengan managemen, layout, teknik-teknik pekerjaan. Selama ini hal tersebut menjadi kendala dan kecepatan produksi. Kini sudah ada progress yang berjalan," kata Bambang.
Pekerjaan yang berkaitan dengan manajemen, layout, sistem kerja, sudah diterapkan. Bahkan saat ini, PT Dekor Asia Jayakarya sedang melakukan renovasi pabrik untuk bisa mewujudkan saran-saran dari mahasiswa magang. "Kalau yang berkaitan dengan teknologi membutuhkan waktu. Mahasiswa FTI UII akan ciptakan alat-alat yang mempercepat produksi dan bisa terjadi efisiensi bagi pekerja dan perusahaan," katanya.
BACA JUGA : Kolaborasi Perguruan Tinggi dan Kota Prabumulih Tingkatkan Kualitas Benang Serat Nanas
Sabila Rizqi Alfian, mahasiswa S1 Prodi Teknik Industri FTI UII mengatakan saat magang berdiskusi untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi PT Dekor Asia Jayakarya. Kemudian ia berdiskusi dengan teman-teman magangnya untuk memecahkan masalah.
"Saya sendiri fokus pada masalah teknologi untuk pembuatan mesin pembuat lubang pada bambu. Kita masih melakukan trial and error untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi Dekor Asia," kata Sabila.
Sedang Muhammad Ridwan Andi Purnomo, ST, MSc, PhD, Ketua Jurusan Teknik Industri UII mengatakan alumni sering memberikan masukan jika kurikulumnya masih ada gap dengan dunia industri. Sehingga menghasilkan lulusan yang belum bisa langsung bisa digunakan industri.
"Sehingga perguruan tinggi perlu menciptakan link and match dengan industri. Kebetulan Dekor Asia menawarkan sebagai laboratorium hidup yang bisa kita gunakan untuk belajar bagi mahasiswa FTI," kata Ridwan.
BACA JUGA : Prof Ali Agus Siap Bangun Gelanggang dan Implementasikan MBKM
Saat menitipkan mahasiswa untuk magang, beberapa dosen juga ikut. Sehingga para dosen bisa mengetahui kondisi riil di lapangan dan mendapatkan ilmu yang bisa digunakan untuk memperbaiki kurikulum.
Ridwan mengharapkan mahasiswa sebelum lulus, telah mempunyai pengalaman di industri nyata. Kemudian mereka bisa melakukan matching dengan teori-teori yang dipelajari di kampus.
Sehingga ketika mereka lulus dan bekerja di dunia industri bisa langsung digunakan. "Saya kira ini sesuai dengan idenya, Mas Menteri Nadiem, Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Mahasiswa didorong untuk belajar di luar kampus. Ini kita respon dengan program magang yang kita laksanakan," kata Ridwan.
Sementara Ir Winda Nur Cahyo, ST, MT, PhD, IPM, Ketua Program Studi Teknik Industri, Program Magister FTI UII, pihaknya telah memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk magang kerja di PT Dekor Asia Jayakarya. Program magang ini bertujuan untuk menerapkan ilmu selama kuliah, juga dapat meningkatkan kompetensi soft skill.
Selain itu, mahasiswa mendapatkan pengalaman kerja yang berharga untuk bekal setelah lulus. Program magang ibarat gerbang awal untuk masuk dan mengenal seluk beluk dunia kerja. Setelah melewati masa magang, mahasiswa tidak akan kaget lagi ketika sudah lulus dan harus bekerja di industri.·
Mahasiswa dapat menambah jaringan dan relasi, hal penting dalam dunia kerja. Sehingga dengan ikut program magang, mahasiswa dapat bertemu orang-orang baru dan berpengalaman di dunia industri. Jaringan baru ini dapat sangat berguna saat menapaki dunia kerja.·
"Saat ini program magang pada belum menjadi salah satu syarat kelulusan bagi mahasiswa S2, namun dapat dijadikan obyek dari penelitian tugas akhir atau tesis. Hal ini sangat membantu mahasiswa dalam menyelesaikan kuliah S2 secara tepat waktu," kata Winda. (*)
Ikuti informasi penting tentang berita terkini perguruan tinggi, wisuda, hasil penelitian, pengukuhan guru besar, akreditasi, kewirausahaan mahasiswa dan berita lainnya dari JURNAL PERGURUAN TINGGI. Anda juga bisa berpartisipasi mengisi konten di JURNAL PERGURUAN TINGGI dengan mengirimkan tulisan, foto, infografis, atau pun video. Kirim tulisan Anda ke email kami: [email protected].