Tiga Dosen Kimia UII Kembangkan Fotokatalis untuk Atasi Limbah Batik
JURNAL PERGURUAN TINGGI -- Tiga dosen Jurusan Kimia, Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Indonesia (FMIPA UII) Yogyakarta, berhasil mengembangkan material fotokatalis untuk mengatasi limbah batik. Ketiga dosen adalah Dr Maisari Utami, M Miqdam Musawwa, MSc (Prodi Kimia), dan Tri Esti Purbaningtias, MSi (Prodi Analisis Kimia), serta dibantu delapan mahasiswa Prodi Kimia.
Dijelaskan Maisari Utami, Ketua Tim Peneliti, material fotokatalis dapat mempercepat penguraian senyawa komponen limbah batik dengan bantuan cahaya. Maisari Utami dan kawan-kawan menggunakan material fotokatalis berbasis titanium dioksida (TiO2). Untuk menambah efektivitas kinerja Miasari Utami menambahkan grafena oksida dan nitrogen.
BACA JUGA : Rio Rizki Aryanto Kembangkan Teknologi Memilih Program Studi yang Tepat
"Dalam pengujian di lapangan, material tersebut memiliki efektivitas fotokatalitik sebesar lebih dari 98% untuk mendegradasi zat warna sintetik dan logam berat yang terkandung pada limbah batik," kata Maisari di Prodi Kimia UII, Rabu (3/8/2022).
Penelitian ini, kata Maisari, merupakan program Riset Mandiri Dosen dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi di bawah Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Sedang sampel berasal dari limbah yang dihasilkan oleh Paguyuban Batik Giriloyo Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Latar belakang penelitian, tambah Maisari, saat ini masih terdapat pelaku industri tekstil skala rumah tangga yang belum mengolah limbahnya secara maksimal. Sebagian pengrajin batik tidak mengolah limbahnya dan langsung membuang ke sungai atau tanah.
BACA JUGA : Fitohormon Perkuat Tanaman Hadapi Perubahan Iklim Global
Menurut Maisari, limbah yang dibuang langsung akan menambah beban lingkungan untuk menguraikannya. Meskipun limbah itu sedikit, jika dilakukan dalam waktu yang lama, keberadaan limbah akan terakumulasi dan menjadi banyak.
Dampaknya, tambah Maisari, tidak hanya terhadap ekosistem, tetapi juga terhadap manusia. Pembuangan limbah ke lingkungan sekitar jika tidak diperhatikan dapat masuk dalam aliran air tanah yang selanjutnya masuk dalam sumur warga. Efek bagi kesehatan di antaranya, dapat memunculkan penyakit kulit dan diare. Sedang efek jangka panjang dapat menyebabkan kelainan organ dalam hingga kanker.
Kata Maisari Utami, menjaga lingkungan agar tetap bersih menjadi tanggungjawab bersama. "Tanggung jawab setiap orang sama. Tetapi bentuknya bisa berbeda, ada yang sebagai pendidik, pembuat kebijakan, pelaksana di lapangan dan yang lain. Kita sebagai akademisi dan periset memiliki tanggungjawab dalam bentuk lain,” tandas Maisari Utami.
Berdasarkan temuan tersebut, kata Maisari Utami, tim berharap dua hal. Pertama, masyarakat semakin peduli terhadap kondisi lingkungan dengan meminimalisir atau mengolah limbah jenis apapun. Kedua, menumbuhkan kerjasama antara pelaku industri atau bahkan kelompok masyarakat dan perguruan tinggi, peneliti, atau industri untuk mengatasi masalah lingkungan sekitar.
Untuk implementasinya, terang Maisari Utami, tim akan melakukan pembinaan dan pendampingan kepada Paguyuban Batik Giriloyo, Imogiri. Langkah pertama akan melakukan pengenalan material fotokatalis untuk pengolahan limbah batik. Kedua, tim akan mendemonstrasikan teknik pengolahan limbah batik. Sehingga anggota Paguyuban Batik Giriloyo bisa mengolah sendiri limbahnya. (*)
BACA JUGA : Tips Rektor UII Hindari Kebocoran Manajemen
Ikuti informasi penting tentang berita terkini perguruan tinggi, wisuda, hasil penelitian, pengukuhan guru besar, akreditasi, kewirausahaan mahasiswa dan berita lainnya dari JURNAL PERGURUAN TINGGI. Anda juga bisa berpartisipasi mengisi konten di JURNAL PERGURUAN TINGGI dengan mengirimkan tulisan, foto, infografis, atau pun video. Kirim tulisan Anda ke email kami: [email protected].