Prof Salim Said Hibahkan 10.000 Buku pada Perpustakaan UII, Mengapa?
JURNAL PERGURUAN TINGGI -- Prof Salim Said menghibahkan 10.000 buku koleksinya kepada perpustakaan Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Selanjutnya, UII membuatkan Salim Said Corner di Perpustakaan Pusat Gedung Mohammad Hatta yang berisi buku-buku hibah dari Prof Salim Said.
Kamis (10/11/2022), dilakukan peluncuran Salim Said Corner dengan ditandai pengguntingan buntal dan penandatangan foto besar Salim Said oleh Salim Said. Peluncuran Salim Said Corner dihadiri Prof Dr Didik J Rachbini, Rektor Universitas Paramadina bersama isteri Prof Dr Ir Yuli Retnani; Dr Dipo Alam, Sekretaris Kabinet Periode 2010-2014; Prof Dr Muchtar Mas'oed dan tamu undangan lainnya.
BACA JUGA : Prof Rully Charitas Catat Rekor MURI, Guru Besar Termuda Indonesia
"Saat ini, saya sangat terharu. Buku-buku koleksi saya ada di sini. Puluhan tahun, sejak mahasiswa mengumpulkan buku-buku sampai sekarang. Saya senang buku-buku itu terawat baik," kata Salim Said.
Peluncuran Salim Said Corner ini bertepatan dengan hari ulang tahun Salim Said ke 79. "Kebetulan hari ini ulang tahun saya. Bukan itu yang kita rayakan. Tetapi yang kita rayakan buku-buku saya sudah ada di sini," tambah Salim Said.
Salim Said mewakili isteri mengucapkan terima kasih kepada Universitas Islam Indonesia. Sejak berkeluarga puluhan tahun yang lalu, isterinya yang merawat buku koleksinya. "Sebenarnya, dia harus berterima kasih kepada UII karena melepaskan beban beliau mengurus buku," kata Salim Said sambil menahan rasa haru.
Isteri, kata Salim, yang dibantu pembantunya mengatur dan membersihkan buku koleksinya. Bahkan melakukan injeksi pada rak agar buku-buku tidak dimakan rayap. "Pak Rektor, Anda telah membebaskan beban beliau dari pekerjaan merawat buku. Masih ada beberapa ratus lagi yang masih saya manfaatkan," katanya.
BACA JUGA : Sudut-Sudut Kampus UII Ternyata Indah Luar Biasa
Selain itu, Salim Said juga meminta kepada Rektor UII untuk merangsang orang-orang yang mempunyai buku dan tidak lagi memanfaatkannya, karena meninggal atau keluarganya tidak bisa merawat buku agar dihibahkan kepada lembaga-lembaga. "Ada dua pilihan, perpustakaan pribadi atau lembaga pendidikan. Saya berpikir, kalau buku-buku ini diserahkan kepada lembaga pribadi, tidak ada jaminan kelangsungan. Sehingga saya memilih lembaga universitas," katanya.
Sementara Rektor UII, Prof Fathul Wahid ST, MSc, PhD menjelaskan buku-buku koleksi Salim Said bisa sampai ke UII berawal dari sebuah Podcast tahun 2020. Saat itu, Salim Said yang diwawancarai Helmy Yahya menyatakan akan menghibahkan buku-bukunya.
"Podcast tersebut ditonton oleh seorang kolega anggota Senat UII, dan kemudian diposting di anggota grup Senat UII. Kami juga dikirimi pesan oleh Ketua Umum 'Pak Rektor, silakan ditindaklanjuti,'" jelas Fathul Wahid.
Kemudian Fathul Wahid yang belum kenal Salim Said berupaya untuk mencari informasi agar bisa menghubunginya. Selanjutnya, Fathul Wahid menghubungi almaghfurlah Prof Azyumardi Azra dan Prof Didik J Rachbini. Dari keduanya, Fathul Wahid mendapatkan nomor kontak Salim Said.
BACA JUGA : Banyak Hasil Penelitian Ilmiah Perguruan Tinggi Masuk The Valley of Death
"Tanggal 20 Desember 2020, saya memberanikan diri menghubungi Prof Salim lewat WA dan direspon. Akhirnya bertelepon menyatakan maksud kami dan Prof Salim berkenan diskusi melalui telepon awal sampai setengah jam. Beliau bercerita mengapa ingin menghibahkan bukunya ke UII," kata Fathul.
Bulan Januari 2021 ada kesepakatan antara Prof Salim Said dan UII. Fathul Wahid yang didampingi Prof Didik J Rachbini berkunjung ke rumah Salim Said untuk membuat naskah kontrak. Naskah tersebut berisi Salim Said akan menyerahkan 10 ribu buku kepada UII, secara bertahap.
Bulan Februari 2021, kata Fathul, Salim Said mengatakan buku siap diambil. Akhirnya, UII mengambilnya. Pengambilan pertama ada sekitar 500 buku. "Sampai hari ini pengambilan sudah kelima kali dan terdokumentasi ada 4.100 lebih buku. Insya Allah nanti kalau sudah terkumpul sampai 1.000 buku, kami akan dikontak lagi," katanya.
Menurut Fathul Wahid, hibah buku ini merupakan berkah bagi UII. Pertama, koleksi buku Salim Said sangat luar biasa, terpilih secara hati-hati, dan mewakili dari masa ke masa perhatian Salim Said, mulai dari film, militer, hingga Rusia.
"Terakhir beliau sedang menggeluti tentang peradaban dan buku itu masih berada di rumah beliau. Insya Allah kami akan mengambil menunggu perintah beliau," kata Fathul.
BACA JUGA : Prof Fathul Wahid : Pegang Teguh Nilai Abadi Saat Mengolah Big Data
Kedua, UII setuju dan mendukung penuh ikhtiar bagaimana para intelektual dengan koleksi buku yang luar biasa, bisa terketuk hatinya untuk menghibahkan kepada lembaga. "Ketika merasa tidak bisa merawat buku-buku koleksinya maka lembaga-lembaga pendidikan, lembaga riset bisa menjadi tujuan hibah," harap Fathul.
Menghibahkan buku, kata Fathul, khasanah yang sudah terakumulasi itu tetap akan berlangsung. Selain itu, buku ada yang merawat, dan implikasinya dampaknya akan sangat luar biasa, untuk mengedukasi anak bangsa Indonesia. "UII siap menampung buku-buku hibah dari bapak ibu dan akan merawat sebaik-baiknya," ujarnya. (*)
BACA JUGA : UGM Kembali akan Berikan HB IX Award, Silakan Usul dan Ini Syaratnya
Ikuti informasi penting tentang berita terkini perguruan tinggi, wisuda, hasil penelitian, pengukuhan guru besar, akreditasi, kewirausahaan mahasiswa dan berita lainnya dari JURNAL PERGURUAN TINGGI. Anda juga bisa berpartisipasi mengisi konten di JURNAL PERGURUAN TINGGI dengan mengirimkan tulisan, foto, infografis, atau pun video. Kirim tulisan Anda ke email kami: [email protected].