Teknologi

Aplikasi S-POND, Detektor Kualitas Air Kolam untuk Hindari Kematian Massal Ikan, Inovasi Mahasiswa U

Aplikasi S-POND saat diujicoba di kolam ikan. (foto : istimewa)

JURNAL PERGURUAN TINGGI -- Aplikasi SmartPond atau S-POND karya tim mahasiswa Sekolah Vokasi (SV) Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil mendeteksi kualitas kolam dan dapat menghindarkan kematian massal ikan. Akurasi hasil ujicoba SmartPond mencapai 99.986 persen dibandingkan dengan alat serupa berstandar Standar Nasional Indonesia (SNI).

Aplikasi S-POND dirancang untuk mendeteksi perubahan potencial of hydrogen (pH), suhu kolam, suhu lingkungan, kelembaban, oksigen terlarut atau dissolved oxygen (DO). Sehingga aplikasi S-POND ini bisa menghindarkan kematian ikan secara massal.

BACA JUGA : Dosen UMY Ajak Marbot Masjid Manfaatkan Potensi Sungai dengan Program 'Merti Kali', Ini Caranya

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Tim mahasiswa UGM terdiri lima mahasiswa yaitu Bintang Ramadhan, Saarah Khairunnisa, Kaisa Fadhilah dari Program Studi (Prodi) Teknologi Veteriner. Dua mahasiswa Rizky Nur dan Latief Hasyim dari Prodi Teknologi Rekayasa Instrumentasi dan Kontrol. Aplikasi dikembangkan melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) UGM bidang Karsa Cipta di bawah bimbingan drh Dela Ria Nesti MSc.

Dijelaskan Bintang, pengembangan aplikasi ini bermula dari keprihatinan mereka terhadap persoalan yang banyak dialami para petani atau pembudidaya ikan nila. Salah satunya, kematian ikan akibat perubahan kualitas air kolam. Sehingga mengakibatkan kerugian besar bagi petani ikan.

“Tindakan pencegahan berupa monitoring kondisi kolam. Selama ini, monitoring pada umumnya dilakukan secara langsung melalui pengamatan di kolam atau menggunakan alat ukur yang dioperasikan secara manual,” kata Bintang di Yogyakarta, Kamis (1/12/2022).

Karena itu, kelima mahasiswa ini berinisiatif mengembangkan alat berbasis internet of things (IoT) dan management data system. Tujuannya, untuk mendeteksi dan memonitor kualitas air, kematian ikan secara berkala, dan mengetahui kondisi cuaca disekitar kolam.

BACA JUGA : Inovasi Baru Cap Batik Kertas untuk Hemat Beaya Produksi, Ini Cara Membuatnya

Harapannya, alat tersebut bisa membantu dan memudahkan pembudidaya ikan mendapatkan informasi dengan cepat melalui smartphone. Petani ikan juga dapat melakukan penanganan dini apabila terjadi kematian ikan sehingga mencegah kerugian yang besar.

Prototipe SmartPond, tambah Bintang, dirancang dengan dimensi 40×28×15 cm, bobot 0,5 kg, dan body box terbuat dari aluminium. Prototipe menggunakan sumber daya listrik dengan input 220v pada AC current dan output 12v pada DC current.

Prototipe SmartPond dapat mendeteksi kualiatas air dan ikan mati menggunakan alat sensor yang dipasang pada tepi kolam dengan lima sensor, yaitu sensor ultrasonik, pH, suhu, dan dissolve oxygen. Sensor ultrasonik memiliki jangkauan 420 cm pada range 75˚ sehingga dapat maksimal pada kolam ikan dengan ukuran 3×4 m2.

“Aplikasi S-POND difungsikan untuk memonitoring parameter kondisi kolam dan kematian ikan. Parameter yang tertampil dalam aplikasi S-POND meliputi pH, suhu kolam, suhu lingkungan, DO, dan kelembapan lingkungan, serta lokasi keberadaan kolam,” urai Bintang.

Hasil pendeteksian disalurkan pada master control unit untuk selanjutnya dikirim pada aplikasi SmartPond. Informasi secara real time dapat diketahui melalui notifikasi yang akan muncul pada layar tampilan aplikasi yang ter-install di smartphone.

"Recording data akan disimpan selama seminggu melalui database dalam bentuk soft file di spreadsheet. Sehingga memungkinkan pemilik untuk melakukan evaluasi dan analisis kondisi kolam selama seminggu," katanya.

PrototIpe SmartPond, tambah Bintang, telah diujikan pada kolam ikan dalam laboratorium dan kolam ikan nila kelompok tani Mina Rukun Kuton, Tegaltirto, Berbah, Sleman. Pengujian juga membandingkan dengan alat serupa berstandar SNI sebagai kontrol dan penentu keakuratan prototipe SmartPond. Berdasarkan pengujian, prototIpe SmartPond telah mencapai 99.986% akurat saat dibandingkan dengan alat berstandar SNI.

“Sistematika pendeteksian ikan mati, yaitu ikan mati akan mengapung akibat pembusukan terjadi di saluran pencernaan, sehingga gas CO2 membuat perut ikan menggembung dan mengapung di permukaan air. Ikan akan terdeteksi sebagai ikan mati apabila tidak mengalami pergerakan aktif selama satu jam,” tambah Latief.

Latief mengatakan pengembangan prototipe SmartPond akan terus dilakukan terutama untuk mengoptimalkan parameter deteksi, durasi penyimpanan database serta intergrasi sistem prototIpe dengan treatment tools. Sejauh ini alat dapat terkoneksi dengan pompa oksigen sehingga apabila kadar oksigen di air berkurang di bawah batas normal maka sistem dapat mengaktifkan pompa oksigen secara otomatis melalui aplikasi.

“Ke depan pengembangan prototype akan terfokus pada parameter lainnya sehingga diharapkan alat ini menjadi early warning dan comprehensive monitoring system bagi petani ikan,” kata Latief. (*)

BACA JUGA : Tim Mahasiswa Wirausaha 'Ezparenting' UGM Raih Emas di KMI Expo XIII, Ini Bidang Usahanya

SmartPond karya mahasiswa Sekolah Vokasi UGM. (foto : istimewa)

Ikuti informasi penting tentang berita terkini perguruan tinggi, wisuda, hasil penelitian, pengukuhan guru besar, akreditasi, kewirausahaan mahasiswa dan berita lainnya dari JURNAL PERGURUAN TINGGI. Anda juga bisa berpartisipasi mengisi konten di JURNAL PERGURUAN TINGGI dengan mengirimkan tulisan, foto, infografis, atau pun video. Kirim tulisan Anda ke email kami: [email protected].

Berita Terkait

Image

Kisah Wisudawan Berprestasi UGM, Kuliah Sambil Jalani Pengobatan

Image

UGM dan 13 BUMN Kerjasama Program Magang Eksklusif Bagi Mahasiswa

Image

UGM, Perguruan Tinggi Terbanyak Tambah Guru Besar Baru

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image