Konsorsium Perguruan Tinggi Sosialisasikan Budaya Tangguh Bencana, Ini Maksudnya
JURNAL PERGURUAN TINGGI -- Perkumpulan Masyarakat Tangguh Tanggap Bencana (Matta Bencana) bekerjasama dengan Simpul Pemberdayaan Masyarakat untuk Ketangguhan Bencana, Universitas Islam Indonesia (SPMKB UII) menggelar Siaga Award bagi mahasiswa seluruh Indonesia. Program yang juga diinisiasi Erasmus+ BUiLD (Building Universities in Leading Disaster Resiliance) ini merupakan implementasi bagi Matta Bencana untuk membentuk Budaya Tangguh Bencana di masyarakat.
Demikian diungkapkan Dr Ir Dwi Handayani ST, MSc, IPM, Ketua Matta Bencana Indonesia kepada wartawan di sela-sela Seminar 'Tangguh Bencana, Tanggung Jawab Bersama' di Yogyakarta, Selasa (20/12/2022). Seminar menghadirkan pembicara Dwi Handayani yang juga Ketua SPMKB UII, Oktomi Wijaya, SKM, MSc, Ahmad Dahlan Disaster Management Center, dan Herry Prabowo, Non Governmental Organization (NGO) Infomitigasi.
BACA JUGA : Konsorsium Delapan Universitas Berhasil Bentuk Perkumpulan Masyarakat Tangguh Tanggap Bencana
Seminar ini diikuti mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Yogyakarta. Dwi Handayani mengangkat tema Manajemen Resiko Bencana; Oktomi Wijaya mengetengahkan tema Sisi Penguatan Status Bencana di Indonesia. Herry Prabowo menjelaskan tentang 'Isu Terbaru Penanggulangan Bencana (Manajemen Bencana) di Indonesia.'
Dijelaskan Dwi Handayani, Siaga Award 2022 merupakan lomba karya tulis ilmiah tentang ide-ide baru terkait inovasi kebencanaan. Ide tersebut berupa produk, jasa, maupun program kerja yang diinisiasi mahasiswa. Mahasiswa sebagai tonggak Budaya Sadar Bencana diharapkan mampu meneruskan kepada rekan-rekannya. Mahasiswa usianya relatif lebih muda sehingga range waktunya lebih panjang.
"Harapannya semoga Indonesia dapat lebih Tangguh Bencana, Matta Indonesia dapat memberikan manfaat lebih luas kepada dunia kebencanaan," kata Dwi Handayani yang juga Ketua SPMKB UII ini.
BACA JUGA : Rektor UGM Berencana Kurangi Beban Administrasi Dosen, Ini Tujuannya
Lomba ini diikuti 11 tim mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Namun hanya delapan tim yang berhasil masuk final yaitu berasal dari UII dan President University. Salah satu contoh dari finalis menuliskan ide bagaimana mengurangi dampak Post-traumatic stress disorder (PTSD) bagi anak-anak korban bencana dengan butterfly huck. Ini simple, tetapi manfaatnya mengena kepada korban bencana.
"Butterfly huck sebuah cara untuk menenangkan jiwa dari stres akibat bencana dengan cara menyilangkan kedua tangan di dada dan memotivasi dirinya untuk tetap tenang," kata Dwi Handayani.
Matta Bencana merupakan Perkumpulan Masyarakat Tangguh Tanggap Bencana yang dibentuk konsorsium delapan perguruan tinggi yang tergabung dalam Erasmus+ BUiLD, dan empat perguruan tinggi di Eropa. Peresmian Matta Bencana ditandai dengan penandatanganan memorandum of understanding (MoU) di University of Gloucestershire (UoG) Inggris, Senin (28/11/2022) lalu.
Delapan perguruan tinggi tersebut adalah Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Universitas Islam Indonesia (UII), Universitas Presiden, Universitas Andalas (Unand), Universitas Muhammadiyah Palu (Unismuhpalu), Universitas Surabaya (Ubaya), Universitas Khairun (Unkhair) Ternate, dan Universitas Lambung Mangkurat (ULM). (*)
BACA JUGA : Prodi IUP IE UII Gelar Kuliah untuk Mahasiswa NXU Cina, Ini Tujuannya
Ikuti informasi penting tentang berita terkini perguruan tinggi, wisuda, hasil penelitian, pengukuhan guru besar, akreditasi, kewirausahaan mahasiswa dan berita lainnya dari JURNAL PERGURUAN TINGGI. Anda juga bisa berpartisipasi mengisi konten di JURNAL PERGURUAN TINGGI dengan mengirimkan tulisan, foto, infografis, atau pun video. Kirim tulisan Anda ke email kami: [email protected].