Teknologi

Cegah Kekeringan, UGM Pasang Geomembrane di Embung Selopamioro, Keren!

Sosialisasi pemasangan geomembrane sebagai teknologi untuk mencegah kekeringan. (foto : istimewa)

JURNAL PERGURUAN TINGGI -- Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) memasang geomembrame dan membuat desain jaringan long storage pada Embung Selopamioro, Kalurahan Selopamioro, Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Pemasangan geomembrane ini dimaksudkan agar air embung tidak meresap ke dalam tanah sehingga bisa digunakan untuk mencukupi kebutuhan pertanian.

Dalam pemasangan geomembrane, Fakultas Pertanian UGM bekerjasama dengan Balai Besar Wilayah (BBWS) Sungai Serayu Opak dan Kelompok Tani Lestari Mulyo Dusun Nawungan I. Wilayah Kalurahan Selopamioro, khususnya Dusun Nawungan memang rentan terhadap kekeringan.

BACA JUGA : Fakultas Pertanian UGM Wujudkan Tirtomulyo sebagai Desa Wisata Kuliner Gurami, Ini Jenis Masakannya

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

"Tidak hanya kekeringan meteorologis, melainkan juga kekeringan agronomis sehingga menjadi kendala bagi perkembangan lahan pertanian di Nawungan," kata Nur Ainun H.J.Pulungan, PhD, tim peneliti pada acara sosialisasi hasil kegiatan Kedaireka di Nawungan, beberapa waktu lalu.

Dijelaskan Nur Ainun, kegiatan tersebut merupakan penerapan inovasi teknologi antisipasi kekeringan di lahan pertanian yang merupakan implementasi konservasi sumber daya air melalui jaringan embung dan long storage. “Kita mencoba memberikan solusi atas permasalahan air pada lahan pertanian Dusun Nawungan melalui pemasangan geomembrane pada embung pertanian milik Kelompok Tani Lestari Mulyo,” kata Nur Ainun.

Tim peneliti terdiri dari dosen dan mahasiswa ini merupakan implementasi Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Penelitian meliputi pemotretan foto udara lahan pertanian Kelompok Tani Lestari Mulyo, interpretasi lokasi embung melalui foto udara, survei embung, pengukuran dimensi embung, hingga pemasangan geomembrane yang juga memberdayakan anggota kelompok tani.

"Apa yang kita lakukan mendapatkan respon yang sangat positif, terlihat dari besarnya antusiasme anggota kelompok tani dalam membersamai tahapan-tahapan kegiatan ini,” jelas Nur Ainun.

BACA JUGA : Aplikasi S-POND, Detektor Kualitas Air Kolam untuk Hindari Kematian Massal Ikan, Inovasi Mahasiswa UGM

Nur Ainun juga mengharapkan petani mulai membiasakan memanfaatkan air hujan untuk ditampung dalam embungnya. Cara ini diharapkan dapat mengurangi penggunaan air tanah demi keberlanjutan sumber daya air. Sebab penggunaan air tanah terus menerus dapat mengancam keberlanjutan sumber daya air di masa depan. “Kita mengajak bersama-sama menjaga kelestarian sumber daya air melalui pemanfaatan embung yang telah direvitalisasi,” katanya.

Sedang Shakti Rahadiansyah dari BBWS Serayu-Opak menjelaskan embung yang dasarnya berupa tanah dan batuan cenderung mengalami rembesan. Sehingga embung perlu direvitalisasi dengan memberi lapisan impermeable pada sisi-sisi embung seperti pemasangan geomembrane.

"Semua itu dilakukan agar dapat menampung air lebih banyak dan jumlah air yang dapat tertampung sesuai dengan volume ukuran dari embung tersebut, seperti yang diharapkan oleh petani,” kata Shakti Rahadiansyah.

Sementara, Chandra Setyawan, PhD, anggota tim peneliti dari Fakultas Teknologi Pertanian UGM menambahkan pelapisan geomembran pada embung Selopamioro, diharapkan petani dapat terhindar dari kerugian akibat kehilangan air yang rembes tersebut. Sehingga jumlah air yang tertampung sesuai dengan ukuran volume maksimal embung dan petani pun bisa memanfaatkan secara optimal.

Ketua tim pengusul, Dr Jamhari, SP, MP, mengatakan Kalurahan Selopamioro, khususnya dusun Nawungan I memiliki potensi pertanian yang baik. Salah satu produk unggulan daerah ini adalah bawang merah.

Produktivitas bawang merah, kata Jamhari, bisa mencapai 10 hingga 23 ton per hektare. “Hasil produktivitas bawang merah ini cukup baik, dan bisa mensejahterakan petani. Namun, permasalahan sumber daya air yang dihadapi petani juga cukup serius. Akan terjadi penurunan produktivitas yang signifikan manakala permasalahan air ini tidak segera diatasi," tandas Jamhari. (*)

BACA JUGA : Fakultas Pertanian UGM Konservasi Air di Agrowisata Gunung Gambar

Ikuti informasi penting tentang berita terkini perguruan tinggi, wisuda, hasil penelitian, pengukuhan guru besar, akreditasi, kewirausahaan mahasiswa dan berita lainnya dari JURNAL PERGURUAN TINGGI. Anda juga bisa berpartisipasi mengisi konten di JURNAL PERGURUAN TINGGI dengan mengirimkan tulisan, foto, infografis, atau pun video. Kirim tulisan Anda ke email kami: [email protected].

Berita Terkait

Image

Kisah Wisudawan Berprestasi UGM, Kuliah Sambil Jalani Pengobatan

Image

UGM dan 13 BUMN Kerjasama Program Magang Eksklusif Bagi Mahasiswa

Image

UGM, Perguruan Tinggi Terbanyak Tambah Guru Besar Baru

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image