Pusaka Tongkat Pedel Menambah Koleksi Museum UGM, Ini Keunikannya
JURNAL PERGURUAN TINGGI -- Pusaka Tongkat Pedel pertama Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menambah daftar koleksi Museum UGM. Tongkat Pedel yang dibuat di era tahun 1950-an ini diserahkan secara simbolis oleh Sekretaris Rektor UGM, Wirastuti Widyamanti, SSi, PhD, kepada Ketua pengelola Museum UGM, Dra Djaliati Sri Nugrahani, MA di kompleks Museum UGM, Blok D6-D7 Bulaksumur Yogyakarta, Kamis (29/12/2022).
Tongkat Pedel terbuat dari bahan kayu jati setinggi 195 cm dengan diameter tongkat lima sentimeter. Pada ujung tongkat terdapat lambang UGM bersisi dua yang terbuat dari perak dan kuningan dengan ukuran 26 x 30 cm. Tongkat Pedel ini digunakan pada upacara akademik seperti upacara wisuda, pengukuhan Guru Besar, Kegiatan Upacara Puncak Dies UGM dan penganugerahan gelar honoris causa.
BACA JUGA : Fakultas Pertanian UGM Wujudkan Tirtomulyo sebagai Desa Wisata Kuliner Gurami, Ini Jenis Masakannya
Dijelaskan Djaliati Sri Nugrahani, Tongkat Pedel menambah koleksi Museum UGM. Pada peringatan ulang tahun ke-9, Museum UGM memiliki 575 koleksi dari hasil kegiatan pendidikan, penelitian dan dokumentasi. “Tongkat Pedel ini akan mengisi tema terkait lambang pendidikan UGM yang dibuat di awal-awal pendirian kampus UGM. Tongkat Pedel dipajang bersama koleksi baju guru besar dan selongsong ijazah,” kata Djaliati.
Tongkat Pedel ini bisa disaksikan pengunjung Museum UGM. “Tongkat Pedel ini merupakan salah satu benda memorabilia yang sangat bersejarah dan kebanggan universitas,” tambah Djaliati.
Sedang Wirastuti Widyamanti mengapresiasi tim pengelola museum yang telah merawat benda-benda bersejarah milik UGM. Sehingga benda-benda tersebut bisa dinikmati civitas akademika dan pengunjung dari luar UGM. “Kita sangat mengapresiasi pada individu yang sudah memiliki komitmen dan passion yang kuat untuk menjaga dan mengelola museum ini,” kata Wirastuti.
BACA JUGA : Patung Craki, Apresiasi UGM pada Penjual Jamu Gendong, Ini Penjelasannya
Menurut Wirastuti, bangsa yang besar dan tangguh adalah bangsa yang tidak lupa dengan sejarah bangsanya sendiri. Ia mencontohkan Amerika, Cina dan Inggris bisa menjadi negara besar karena faktor sejarah. “Negara yang besar dan tangguh selalu menghargai sejarahnya. Itulah kenapa Cina, Amerika dan Inggris sangat besar dan tangguh, mereka sangat menghargai budaya mereka. Sejak kecil, anak-anak sudah diajak memahami perjuangan bangsa mereka,” jelasnya.
Mahasiswa baru UGM, tambah Wirastuti, perlu mengetahui keberadaan Museum UGM untuk mengenal lebih jauh soal sejarah pendirian UGM dan kegiatan Tri Dharma yang dilakukan UGM di masa lampau. “Kita ingin nantinya museum juga bisa diakses secara virtual dalam program PPSMB atau mereka wajib mengunjungi museum dalam rangka pengenalan nilai-nilai ke-ugm-an,” harapnya. (*)
BACA JUGA : Rektor UGM Berencana Kurangi Beban Administrasi Dosen, Ini Tujuannya
Ikuti informasi penting tentang berita terkini perguruan tinggi, wisuda, hasil penelitian, pengukuhan guru besar, akreditasi, kewirausahaan mahasiswa dan berita lainnya dari JURNAL PERGURUAN TINGGI. Anda juga bisa berpartisipasi mengisi konten di JURNAL PERGURUAN TINGGI dengan mengirimkan tulisan, foto, infografis, atau pun video. Kirim tulisan Anda ke email kami: [email protected].