Sosiolog UGM : Mudik Jadi Momentum Sosial Politik Jelang Pemilu

News  
Tradisi silaturahmi di Hari Idul Fitri. (foto : istimewa)

JURNAL PERGURUAN TINGGI -- Mudik di Hari Raya Idul Fitri 1444 H atau 2023 ini merupakan momentum sosial politik bagi masyarakat Indonesia. Tahun ini mudik tidak sekedar 'pulang' tapi mempunyai makna politis untuk menunjukkan hubungan harmonis masyarakat dan pemerintah.

Sosiolog UGM Derajat Sulistyo Widhyharto, SSos, MSi menilai pemerintah wajib memfasilitasi perjalanan para pemudik. "Mengingat tahun depan Pemilu. Citra lancar harus terlihat sejak tahun ini merupakan refleksi politis untuk menunjukkan keberhasilan pengelolaan even-even besar sosial di Indonesia. Mudik termasuk dalam event besar," kata Derajat di Yogyakarta, Selasa (18/4/2023).

BACA JUGA : UGM Bagi 110 Paket Sembako Lebaran ke Warga Sekitar Kampus

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Menurut Derajat, fasilitas yang harus disediakan pemerintah di antaranya, transportasi, infrastruktur jalan, dan kesehatan pemudik. Transportasi meliputi ketersediaan jumlah kendaraan umum yang nyaman dan aman. Infrastruktur jalan juga harus nyaman dan aman.

Kesehatan pemudik, kata Derajat, juga memiliki peranan yang penting dalam perjalanan pulang kampung. "Kondisi jalan jalan apapun jika kondisi pemudik capek atau lelah dan kesehatan menurun resiko kecelakan akan terjadi. Saya kira perlu kampanye kesehatan, berkendara aman, dan menyiagakan Puskesmas di jalan yang dilewati pemudik," katanya.

Bagi Derajat, berkendara aman dan menjaga kesehatan adalah hal penting bagi pemudik. Sebab untuk mengembalikan semangat bahwa mudik memperkuat relasi sosial dan menegaskan hubungan desa kota ataupun antar wilayah.

Derajat menilai ada benarnya pemerintah mengimbau pemudik tidak menggunakan kendaraan roda dua. Sebab pemudik menggunakan sepeda motor paling banyak resikonya.

BACA JUGA : Pakar UGM Berbagi Tips Atur Keuangan Jelang Lebaran

Namun, tambah Derajat, adanya larangan tersebut bukan berarti tidak ada yang mudik menggunakan motor. Sebab motor mewakili pemudik kelas menengah ke bawah dan mereka bisa lebih mobile di tempat tujuan..

Apalagi, tandas Derjat, pemudik belum sepenuhnya mendapat layanan angkutan umum yang nyaman dan murah. "Transportasi umum di daerah tujuan mudik berbeda-beda kondisinya. Sehingga tidak salah jika mereka masih ada yang menggunakan motor," tegasnya.

Hal yang tidak kalah lebih penting dan tidak bisa dihindari bagi pemudik adalah semangat untuk menunjukkan aktualisasi diri sebagai seorang perantau ketika kembali ke kampung halamannya. Salah satunya, pemudik sebaiknya tidak memamerkan harta kekayaannya.

Tetapi akan lebih baik, jika pemudik bisa berbagi ide usaha, pengetahuan dan kegiatan produktif lainnya. "Hal yang dipamerkan bukan kekayaannya, tapi usaha, pengetahuan, dan berbagai kegiatan produktif," katanya. (*)

BACA JUGA : Pakar Ergonomi UII: Wewangian Memberikan Perasaan Positif pada Pengemudi, Ini Tips Bagi Pemudik

Ikuti informasi penting tentang berita terkini perguruan tinggi, wisuda, hasil penelitian, pengukuhan guru besar, akreditasi, kewirausahaan mahasiswa dan berita lainnya dari JURNAL PERGURUAN TINGGI. Anda juga bisa berpartisipasi mengisi konten di JURNAL PERGURUAN TINGGI dengan mengirimkan tulisan, foto, infografis, atau pun video. Kirim tulisan Anda ke email kami: [email protected].

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image