Info Kampus

Yuntik Rahayu Peraih IPK Tertinggi Wisuda Program RPL Desa UNY

Yuntik Rahayu. (foto : istimewa)

JURNAL PERGURUAN TINGGI -- Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mewisuda lebih dari 300 perangkat desa Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur yang telah lulus mengikuti pendidikan Program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) Desa, di Performance Hall Fakultas Bahasa Seni dan Budaya, UNY, Ahad (17/9/2023). Program RPL Desa merupakan kerjasama antara Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI dan UNY.

Hj Yuntik Rahayu, SAP, Kepala Desa Mojodelik menjadi wisudawati peraih Indek Prestasi Komulatif (IPK) tertinggi yaitu 3,81. Wanita kelahiran 6 Juni 1980 tersebut menceritakan awal mula mengikuti studi lanjut.

BACA JUGA : Putri Petani, Wisudawati Termuda UNY tak Minder Jadi Minoritas di Jurusan

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Pada Maret 2022, Yuntik Rahayu mendapatkan surat edaran dari Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur tentang beasiswa Program RPL Desa. Program ini dimaksudkan untuk peningkatan kapasitas perangkat desa dan elemen yang tergabung dalam pemerintahan desa seperti Kepala Desa, Perangkat Desa, BUMdes atau pengelola wisata serta Karang Taruna dan PKK. “Setiap desa mendapat kuota lima orang. Dari Desa Mojodelik ada empat orang termasuk saya” kata Yuntik Rahayu.

Wanita yang juga menjabat Kepala Desa Mojodelik, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro tersebut mendaftarkan diri. Ia diterima di Prodi Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial, Hukum dan Ilmu Politik UNY 2022. Ia mulai belajar 29 Maret 2022 secara online hingga Yudisium 8 September 2023. Yuntik Rahayu menyelesaikan studinya dalam waktu 1 tahun 6 bulan.

Pemilik PT Dwi Jaya Banyuurip dan CV Dwi Jaya tersebut menceritakan awal mengikuti perkuliahan terasa berat, karena kesibukannya sebagai kepala desa. Seharusnya Yuntik pulang dari Balai Desa pukul 15.00 WIB, namun masih harus kuliah hingga pukul 17.30 WIB. Setelah mandi, sholat Magrib dan sholat Isya’ disambung kuliah lagi hingga pukul 21.00 WIB bahkan kadang lebih.

BACA JUGA : Mahasiswa KKN UNY Bantu Pasarkan Batik UMKM via Digital Marketing

“Waktu yang biasanya longgar menjadi sangat padat. Pada awalnya saya mengeluh, namun setelah saya ikuti pembelajarannya makin menarik sesuai dengan pekerjaan yang saat ini saya emban, jadi semakin hari semakin menantang saya untuk belajar” cerita Yuntik.

Putri pasangan almarhum Sukaran dan almarhumah Rati tersebut mengaku hadir dalam setiap perkulihan secara on camera. Yuntik selalu aktif dalam perkuliahan. “Saya juga terpilih menjadi ketua kelompok di dalam Kelas RPL C. Dan mendapat julukan ‘bu guru’ karena saya selalu membantu, sekiranya rekan-rekan ada yang tidak bisa mengerjakan tugas yang telah diberikan, atau harus mengirim ke link mana tugas tersebut” ungkap Yuntik.

Setiap ada lokakarya Yuntik selalu hadir dan selalu berusaha bertanya. Semua kegiatan dan tugas yang diberikan dosen dikerjakan sendiri, walau sangat menyita waktu tenaga dan pikiran karena ingin mendapat nilai terbaik.

Istri Utomo tersebut berkisah, setelah lulus dari SMEA tahun 1998 tidak dizinkan ayahnya untuk melanjutkan kuliah. Sebab rumahnya di pelosok desa dan tidak ada perempuan yang kuliah pada saat itu.

BACA JUGA : Mahasiswa KKN UNY Latih Pengemasan Produk UMKM

Akhirnya Yuntik memutuskan untuk berwiraswasta mendirikan PT Dwi Jaya Banyuurip dan CV Dwi Jaya. Perusahaannya bergerak dalam bidang jasa persewaan gudang, alat berat, excavator, yap crane, dump truck, tanki trailer 40 feet dan sebagainya. Yuntik terpilih menjadi kepala desa sejak tahun 2014 hingga sekarang.

“Seandainya bapak ibu bisa melihat saya sekarang pasti senang dan bahagia karena anaknya mendapat nilai tertinggi seangkatan lulusan Universitas Negeri Yogyakarta. Anakmu sudah jadi sarjana bapak, ibu” katanya menahan haru.

Motivasi Yuntik ikut kuliah karena tidak mau ketinggalan zaman di era sekarang yang serba bisa dan teknologi sekaligus memotivasi anak-anak muda desa agar mau kuliah. “Selain itu dengan ilmu yang saya punyai ingin mengembangkan dan memajukan desa saya dengan lebih terarah kedepannya. Saya bersyukur memperoleh ilmu dari para dosen di UNY yang baik” kata Yuntik.

Harapannya setelah memperoleh gelar sarjana Yuntik dapat lebih bersemangat dalam mengemban amanah sebagai kepala desa, lebih enerjik dan berkualitas dalam menentukan arah kebijakan desa kedepannya.

Yuntik berharap Kepala Desa, Perangkat Desa, PKK, Karang Taruna, BUMDes dan elemen lainnya yang sudah lulus dan mendapat gelar sarjana, agar dalam menjalankan tanggungjawab dan tugasnya masing-masing harus lebih akuntabel. Selain itu, juga lebih semangat dalam memberikan pelayanan kepada warganya. (*)

BACA JUGA : Lembayung Pecahkan Stigma Jurusan Teknik Mesin Hanya untuk Laki-laki, Perempuan Juga Bisa

Ikuti informasi penting tentang berita terkini perguruan tinggi, wisuda, hasil penelitian, pengukuhan guru besar, akreditasi, kewirausahaan mahasiswa dan berita lainnya dari JURNAL PERGURUAN TINGGI. Anda juga bisa berpartisipasi mengisi konten di JURNAL PERGURUAN TINGGI dengan mengirimkan tulisan, foto, infografis, atau pun video. Kirim tulisan Anda ke email kami: [email protected].

Berita Terkait

Image

Rektor Unsoed : Masa Depan Penuh Ketidakpastian

Image

Mahasiswa UNY Manfaatkan Janggel Jagung Jadi Media Tanam Jamur

Image

Mahasiswa UNY Manfaatkan Serabut Kelapa Jadi 'Kokedama' Tanaman Hias

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image