Info Kampus

Dosen UGM Raih Best Presenter di ICMMBT 2023

Pramaditya Wicaksono saat memaparkan hasil penelitiannya di Bali. (foto : istimewa)

JURNAL PERGURUAN TINGGI -- Dosen Fakultas Geografi UGM, Prof Pramaditya Wicaksono, SSi, MSi, terpilih sebagai 'Best Presenter' pada The 4th International Conference on Integrated Coastal Management & Marine Biotechnology (ICMMBT). Konferensi internasional ini dilaksanakan di Grand Inna Kuta, Bali, Indonesia Sabtu-Ahad (12-13/9/2023).

Dalam konferensi tersebut Pramaditya mempresentasikan hasil riset kolaborasi yang dilakukannya berjudul 'Initial Development of a Multitemporal Seaweed Production Mapping and Monitoring System using Deep Learning for the South Sulawesi Seaweed Industry.' Kajian risetnya fokus pada integrasi penginderaan jauh dengan memanfaatkan kecerdasan buatan (AI), khususnya deep learning untuk memetakan dinamika produksi rumput laut di sebagian provinsi Sulawesi Selatan.

BACA JUGA : Peneliti UGM Presentasikan Penelitian di Lindau Nobel Laureate Meeting 2023

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Prama menyampaikan hasil penelitiannya dalam sesi khusus yang diselenggarakan Australia-Indonesia Centre (AIC) sebagai bagian dari The 4th ICMMBT 2023. ICMMBT adalah konferensi internasional terkemuka yang mempertemukan para ahli, peneliti, dan pemangku kepentingan dari berbagai negara dalam bidang pengelolaan pesisir dan bioteknologi kelautan untuk membahas pendekatan dan praktik inovatif untuk pengelolaan pesisir dan laut berkelanjutan. Konferensi ini dikenal atas kontribusinya dalam memajukan pengetahuan dan solusi bagi ekonomi biru yang berkelanjutan.

Prama menjelaskan fokus utama penelitian adalah ekstraksi informasi temporal, spektral, dan spasial dari citra satelit. Dengan mengkarakterisasi wilayah pertumbuhan berdasarkan karakteristik produksinya, sistem inovatif ini memfasilitasi perencanaan dan perumusan kebijakan yang lebih baik untuk industri rumput laut.

“Hasil akhir dari prototype ini adalah kerangka pemetaan yang cepat, otomatis, dan hemat biaya yang menyediakan peta rumput laut multitemporal dan informasi status produksinya,” kata Prama di Yogyakarta, Jumat (22/9/2023).

BACA JUGA : Gisya Amanda, Mahasiswi Fast Track Teknik Industri UII dan Best Presenter, Ini Kiatnya

Prama mengatakan pemetaan budidaya rumput laut secara umum bergantung pada interpretasi visual dari data penginderaan jauh, yang dapat bersifat subyektif dan tidak konsisten karena faktor keahlian dari sumberdaya manusianya. Integrasi penginderaan jauh dengan kecerdasan buatan (AI), khususnya deep learning menjadi salah satu solusi yang menjanjikan untuk menjawab tantangan itu.

“Penelitian ini memperkenalkan penggunaan deep learning model untuk pemetaan budidaya rumput laut, dengan fokus khusus pada data satelit PlanetScope,” ungkap Guru Besar bidang Penginderaan Jauh Biodiversitas Pesisir di Fakultas Geografi UGM ini.

PlanetScope, lanjutnya, merupakan citra satelit multispectral dan memiliki resolusi temporal tinggi. PlanetScope merupakan sumber data utama untuk tujuan penelitian ini, meski kualitas spektral dan radiometriknya terkadang kurang konsisten. Tim peneliti pun memanfaatkan deep learning model untuk mengatasi keterbatasan kualitas data. Hal tersebut dilakukan dengan memanfaatkan data training dari berbagai kondisi lingkungan lokasi budidaya rumput laut.

BACA JUGA : Ahli Geografi UGM: Minim Pengetahuan Pentingnya Ekosistem Padang Lamun

“Ada tiga tujuan utama drai penelitian ini yakni untuk mengeksplorasi deep learning untuk pemetaan budidaya rumput laut. Lalu, menerapkan model yang dikembangkan pada citra PlanetScope multitemporal untuk memperoleh dinamika budidaya rumput laut, dan menilai kelayakan evaluasi produksi rumput laut berdasarkan data penginderaan jauh multitemporal,” papar pria berusia 35 tahun ini.

Penelitian yang dilakukan Prama merupakan hasil kolaborasi antara peneliti/dosen/mahasiswa/staf dari UGM. Di antaranya, Dr Sc Sanjiwana Arjasakusuma, SSi, MGIS, MSi; Setiawan Djody Harahap SSi; Iklila Rahmatika, SSi; Elyana Inggrid Widiastuti, SSi; Elkhan Baihaqi, dan Yanuar Sulistyaningrum MSc. Sedan dosen/peneliti dari The University of Queensland, Australia adalah Assoc Prof Ammar Abdul Aziz dan Dr Fathin Ayuni Azizah. Penelitian kolaboratif ini mendapat pendanaan dari The Partnership for Australia-Indonesia Research (PAIR).

The 4th ICMMBT 2023 diselenggarakan secara bersama oleh Center for Coastal and Marine Resources Studies (CCMRS) IPB University, the GEF/UNDP/PEMSEA Arafura and Timor Seas Ecosystem Action Phase 2 (ATSEA-2) Project, the Archipelagic & Island States (AIS) Forum, dan The German Academic Exchange Service (Deutscher Akademischer Austauschdienst, DAAD).

Konferensi yang diikuti tidak kurang dari 15 negara dunia ini mengusung tema 'Good Practices and Innovations Towards Blue Economy.' Forum ini diselenggarakan untuk mempromosikan solusi kreatif dan pendekatan praktis terhadap pengelolaan pesisir dan laut untuk mendukung ekonomi biru yang berkelanjutan dan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). (*)

BACA JUGA : Teknologi Artificial Intelligence Dapat Pantau dan Jaga Keanekaragaman Hayati

Ikuti informasi penting tentang berita terkini perguruan tinggi, wisuda, hasil penelitian, pengukuhan guru besar, akreditasi, kewirausahaan mahasiswa dan berita lainnya dari JURNAL PERGURUAN TINGGI. Anda juga bisa berpartisipasi mengisi konten di JURNAL PERGURUAN TINGGI dengan mengirimkan tulisan, foto, infografis, atau pun video. Kirim tulisan Anda ke email kami: [email protected].

Berita Terkait

Image

Kisah Wisudawan Berprestasi UGM, Kuliah Sambil Jalani Pengobatan

Image

UGM dan 13 BUMN Kerjasama Program Magang Eksklusif Bagi Mahasiswa

Image

UGM, Perguruan Tinggi Terbanyak Tambah Guru Besar Baru

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image