Mahasiswa UGM Ekstrak Mikroalga untuk Obat Luka Penderita Diabetes
JURNAL PERGURUAN TINGGI -- Lima mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil membuat ekstrak mikroalga jenis Chlorella vulgaris sebagai obat luka penderita diabetes melitus (DM) tipe 2. Mikroalga sangat melimpah di Indonesia, produksinya mencapai 462.000 ton per tahun dan berada di 26 provinsi.
Lima mahasiswa UGM adalah Kusumaningdyah Retno Asrining P, Sofiana Aida Nurjanah, Gladys Rista Anggraini (Fakultas Kedokteran Gigi angkatan 2021), Atikah Nurunnissa' (Fakultas Biologi angkatan 2020), dan Nirvane Zefanya Kasih (Fakultas Farmasi angkatan 2021). Mereka di bawah bimbingan dosen Dr drg Archadian Nuryanti, MKes.
BACA JUGA : Inovasi Mahasiswa UI, Smartphone Photography Jadi Alat Deteksi Dini Karies Gigi
Kusumaningdyah menjelaskan salah satu jenis mikroalga yang melimpah di Indonesia adalah Chlorella vulgaris. Pemanfaatan mikroalga ini belum optimal. Padahal, mikroalga ini kaya akan pigmen dan senyawa fitokimia yang memiliki manfaat besar dalam bidang kesehatan.
"Chlorella vulgaris mengandung pigmen seperti chlorophyl dengan persentase 1-2%. Kandungan pigmen ini berguna untuk penyembuhan luka akibat penyakit diabetes melitus (DM) tipe 2," kata Kusumaningdyah di Kampus UGM, Senin (23/10/2023).
Sofia menambahkan tentang langkah-langkah pembuatan obat luka berbahan baku , Chlorella vulgaris. Langkah pertama, Chlorella vulgaris diekstraksi menggunakan metode maserasi untuk mendapatkan ekstrak kental. Langkah kedua, ekstrak tersebut diformulasikan ke dalam bentuk sediaan mucoadhesive patch yang memiliki daya rekat yang lebih kuat dibandingkan dengan sediaan gel.
Selanjutnya sediaan tersebut diujicobakan pada tikus wistar. Langkah pertama ujicoba, menyuntikan STZ 60 mg/kg BB kepada tikus untuk menciptakan kondisi DM tipe 2. Langkah kedua, dilakukan perlukaan pada bagian bawah mulut tikus.
BACA JUGA : Laptop Shield untuk Reduksi Radiasi EMF Inovasi Mahasiswa UNY
Untuk pengobatan, tambah Sofia, setiap hari, patch Chlorella vulgaris ditempelkan pada luka mulut tikus. Kemudian tikus dikorbankan pada hari ke-3, 5, 7, dan 14. Selanjutnya, jaringan mulut diambil untuk analisis histologi. “Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan makrofag, fibroblas, dan pembuluh darah pada luka yang diberi patch Chlorella vulgaris,” kata Sofia.
Menurut Sofia, meskipun penelitian ini masih dalam tahap uji praklinik, namun sudah menunjukkan keberhasilannya. Sehingga penelitian ini diharapkan dapat berkembang menjadi alternatif perawatan ulkus traumatikus pada penderita DM tipe 2. Selain itu, inovasi ini juga berpotensi meningkatkan pengolahan mikroalga di Indonesia dan menjadi sumber referensi untuk penelitian selanjutnya.
Di sisi lain, kata Sofia, Indonesia dihadapkan dengan kenyataan sebagai negara dengan penderita diabetes terbanyak kelima di dunia. Penderita DM tipe 2 sering mengalami lesi oral atau luka pada area rongga mulut dengan prevalensi tertinggi adalah ulkus traumatikus mencapai 16,4%.
Namun, proses penyembuhan ulkus traumatikus pada penderita DM tipe 2 sering mengalami perlambatan. Karena itu, temuan ini diharapkan dapat menjadi alternatif untuk pengobatan luka pada penderita diabetes. (*)
BACA JUGA : Tim Mahasiswa Unsoed Ekstrak Daun Kersen Jadi Obat Diabetes
Ikuti informasi penting tentang berita terkini perguruan tinggi, wisuda, hasil penelitian, pengukuhan guru besar, akreditasi, kewirausahaan mahasiswa dan berita lainnya dari JURNAL PERGURUAN TINGGI. Anda juga bisa berpartisipasi mengisi konten di JURNAL PERGURUAN TINGGI dengan mengirimkan tulisan, foto, infografis, atau pun video. Kirim tulisan Anda ke email kami: [email protected].