Teknologi

Prof Anton Yudhana : Hilirisasi dan Komersialisasi Temuan akan Tingkatkan Reputasi Perguruan Tinggi

Prof Anton Yudhana saat menyampaikan pidato pengukuhan di Kampus UAD Yogyakarta. (foto : istimewa)

JURNAL PERGURUAN TINGGI -- Perguruan Tinggi merupakan institusi penyelenggara pendidikan tinggi yang memiliki potensi sangat besar dalam membantu terwujudnya pembangunan nasional yang merata. Kualitas perguruan tinggi tidak hanya dilihat pada megahnya bangunan, namun luaran inovasi dan produktivitas akademika dalam mendorong pertumbuhan ekonomi bangsa.

Di era globalisasi, perguruan tinggi diwajibkan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, kreatif, inovatif, dan adaptif terhadap perkembangan zaman. Karena itu, reputasi akademik tidak lagi dilihat dari publikasi dan jumlah kekayaan intelektual. Namun perguruan tinggi mampu memberikan dampak lebih besar dengan mendorong hilirisasi dan komersialisasi yang memberikan pengaruh positif kepada masyarakat.

BACA JUGA : Universitas Ahmad Dahlan Tambah Tiga Guru Besar, Kini Miliki 31 Profesor

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Prof Ir Anton Yudhana, ST, MT, PhD mengemukakan hal tersebut pada pidato pengukuhan Guru Besar di Sidang Senat Terbuka Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Senin (23/10/2023). Anton yang menjadi Guru Besar Bidang Ilmu Elektro mengangkat judul 'Kolaborasi Tiga Pilar untuk Meningkatkan Daya Saing Perguruan Tinggi melalui Inovasi Agri Precision dan Biomedical Instrumentation.'

Anton menjelaskan peningkatan daya saing perguruan tinggi merupakan suatu keharusan agar mahasiswa mampu bersaing di kancah nasional maupun internasional. Salah satu caranya, kata Anton, 'Kolaborasi Tiga Pilar' yang dilaksanakan di dalam kampus yang melibatkan mahasiswa, alumni, dan dosen bahkan kolaborasi ini dapat dilakukan antara lintas disiplin keilmuan.

"Tiga pilar ini memiliki peran yang krusial dan strategis dalam mendukung inovasi di tingkat perguruan tinggi. Kolaborasi ini merupakan kolaborasi pondasi dasar yang dilakukan perguruan tinggi sebelum melakukan kolaborasi dengan ekternal seperti industri, pemerintah dan dunia usaha," kata Anton.

BACA JUGA : Suami Istri, Amin Fatoni dan Mekar Dwi Anggraeni, Guru Besar Baru Unsoed

Anton menawarkan kolaborasi tiga pilar melalui dua bidang ilmu yang ditekuninya yaitu Agri Precision (presisi pertanian) dan Biomedical Instrumentation (instrumen biomedis). Kedua bidang ini memiliki relevansi yang erat dengan kebutuhan masyarakat.

"Pertanian dapat menghasilkan bahan pangan untuk kebutuhan masyarakat. Sedangkan kesehatan dapat menunjukkan kualitas hidup masyarakat. Keduanya, memiliki hubungan yang saling mempengaruhi antara pertanian dan kesehatan," kata Anton yang menjadi Guru Besar ke 12 di UAD.

Menurut Anton, Agri Precision akan mendapat peranan penting seiring dengan adanya perubahan iklim yang berdampak pada produktivitas pertanian di Indonesia. Selain itu, masih banyak petani yang menggunakan teknologi tradisional sehingga tingkat efisiensi yang masih minim dan membutuhkan waktu cukup lama dalam proses penanaman. Petani juga belum bisa melakukan uji pengamatan yang akurat pada kondisi nutrisi tanaman, kualitas udara, dan kualitas air.

"Untuk menjawab tantangan ini, kami melakukan pendekatan baru dalam dunia pertanian, Teknologi Agri Precision. Teknologi ini merupakan gabungan teknologi informasi, robotika, dan kecerdasan buatan untuk menciptakan sistem pertanian yang berkelanjutan dan efisien. Teknologi Agri Precision sangat memungkinkan membantu petani untuk membuat keputusan berdasarkan data yang akurat dan real-time," kata Anton.

BACA JUGA : UII Tambah Dua Guru Besar, Kini Miliki 37 dosen Bergelar Profesor

Berita Terkait

Image

Tahun 2023, UAD Jadi PTS Terbanyak Terima SK Guru Besar

Image

Prof Tri Untari Dikukuhkan sebagai Guru Besar Mikrobiologi FKH UGM

Image

Guru Besar Neurologi : Terapi Reperfusi, Metode Baru Mengobati Stroke

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image