Ekstrak Daun Kopi Dapat Kendalikan Pembusukan Akar Cabai, Temuan Mahasiswa UNY

Teknologi  

Daun kopi mengandung alkaloid dapat berfungsi sebagai pengendali jamur phytophthora capsici. (foto : istimewa)

Untuk ujicoba, kata Ardian, tim mahasiswa mempersiapkan tanaman cabai dan dipilih dari populasi yang sehat serta homogen. Selanjutnya, tanaman cabai diberi perlakuan infeksi jamur phytophthora capsici.

Langkah berikutnya, setelah tanaman cabai terinfeksi jamur phytophthora capsici kemudian dibagi menjadi beberapa kelompok untuk diperlakukan berbeda-beda. Selanjutnya, nanoemulsi senyawa alkaloid ekstrak daun kopi diaplikasikan pada tanaman yang terinfeksi.

BACA JUGA : Mahasiswa UNY Ajari Ibu-ibu PKK Membuat Selai Kulit Semangka

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Penerapannya, alkaloid disemprotkan dan disiramkan ke tanaman. Kemudian dilakukan pengamatan kondisi tanaman setelah disemprot dan disiram alkaloid, diperhatikan tanda tanda pertumbuhan jamur seperti pembusukan atau kerusakan pada bagian tertentu.

Setelah itu, kata Ardian, dilakukan analisis dengan menghitung persentase penghambatan pertumbuhan jamur pada setiap kelompok tanaman cabai. Capaian dari prosedur ini adalah data hasil pengujian in vivo yang dianalisis statistik untuk mengetahui efektivitas sediaan nanoemulsi terhadap tanaman cabai yang terserang jamur phytophthora capsici.

Sementara Amelia Noormufida Widya Hartanti mengatakan berdasarkan risetnya, dapat disimpulkan nanoemulsi formulasi 1 memiliki ukuran partikel paling kecil sebesar 11 nm. Nilai turbiditas dipengaruhi oleh ukuran partikel di mana semakin besar ukuran partikel maka turbiditas nanoemulsi akan semakin meningkat.

BACA JUGA : Aplikasi Funarri Karya Mahasiswa UNY untuk Cegah Pernikahan Dini

Persentase transmitansi akan meningkat apabila jumlah fraksi senyawa alkaloid yang ditambahkan semakin rendah. Viskositas dari semua formulasi memiliki nilai yang relatif rendah sekitar 6,0-7,1 cP. Nanoemulsi yang terbentuk juga bersifat stabil dimana nilai transmitansi, turbiditas, dan viskositas tidak berbeda nyata sebelum dan setelah penyimpanan.

Pengujian antifungi menunjukkan bahwa formula 1 menghasilkan zona hambat paling besar yaitu sebesar 17,8 mm. Pengujian in silico menunjukkan bahwa ligan berinteraksi hidrogen dengan Asp485 dan Mse484 (atom yang berinteraksi N-O), dan ligan berinteraksi hidrofobik dengan Mse488, Lys452, Leu448, dan Gly45 pada protein jamur phytophthora capsici.

“Formulasi sediaan nanoemulsi senyawa alkaloid ekstrak daun kopi paling stabil menghasilkan zona daya hambat phytophthora capsici terbesar dan paling efektif menyembuhkan infeksi jamur pada tanaman cabai,” kata Amelia. (*)

Tim mahasiswa UNY yang berhasil ekstrak daun kopi jadi pengendali jamur. (foto : istimewa)

BACA JUGA : Laptop Shield untuk Reduksi Radiasi EMF Inovasi Mahasiswa UNY

Ikuti informasi penting tentang berita terkini perguruan tinggi, wisuda, hasil penelitian, pengukuhan guru besar, akreditasi, kewirausahaan mahasiswa dan berita lainnya dari JURNAL PERGURUAN TINGGI. Anda juga bisa berpartisipasi mengisi konten di JURNAL PERGURUAN TINGGI dengan mengirimkan tulisan, foto, infografis, atau pun video. Kirim tulisan Anda ke email kami: [email protected].

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image