45 Mahasiswa Asing Ikuti Summer Course Kedokteran Presisi di UGM
JURNAL PERGURUAN TINGGI -- Sebanyak 45 mahasiswa asing dan 43 mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) mengikuti Summer Course Kedokteran Presisi di Yogyakarta, Senin-Jumat (6-17/11/2023). Summer Course ini memperkenalkan kepada calon tenaga kesehatan tentang pentingnya pengobatan pasien dengan menggunakan data spesifik pasien, termasuk informasi genetik dan faktor gaya hidup.
Sehingga data tersebut bisa digunakan untuk mengidentifikasi risiko penyakit, memprediksi hasil pengobatan dan mengembangkan terapi target. Selain belajar di kelas, peserta Summer Course diajak melihat langsung praktek pelayanan kesehatan di Puskesmas dan pemeriksaan kesehatan siswa siswa sekolah dasar hingga pelayanan kesehatan Lansia di daerah Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
BACA JUGA : 50 Orang Ikuti International Summer Course Fakultas Pertanian UGM
Mahasiswa peserta Summer Course yang berasal dari Belanda, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, dan Myanmar. Selama di lapangan, mereka berinteraksi langsung dengan tenaga kesehatan dan ikut memberikan penyuluhan kesehatan gigi di SD Cebongan. Selain itu, mereka juga menyaksikan langsung rehabilitasi pasien gangguan jiwa dengan riwayat penyakit kambuhan di Puskesmas Mlati 2.
Psikolog Puskesmas Mlati 2 Sleman, Berta Devi Aryani mengatakan di tiga kalurahan yang ada di sekitar Puskesmas Mlati 2 terdapat 102 pasien Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Mereka perlu mendapat rehabilitasi dan perawatan yang intensif yang melibatkan tenaga kesehatan, pemerintah dan dukungan dari pihak keluarga pasien.
“Kita selalu rutin memberikan edukasi menyadarkan keluarga, tentang pentingnya kesehatan jiwa. Selain itu, ada juga penyuluhan dilakukan family gathering agar ada dukungan dari keluarga seperti apa,” kata Aryani.
BACA JUGA : UI Gelar Biology Summer School 2023 bagi Mahasiswa Asing
Untuk para ODGJ pasien yang sudah hampir sembuh, kata Aryani, mereka terus dipantau dan setiap minggu diundang ke Puskesmas. Mereka diajak melakukan berbagai aktivitas kegiatan seperti berkebun hingga melukis telur dan melukis gerabah keramik.
“Aktivitas ini melatih emosi mereka saat lagi kesal dan jengkel. Kasihan mereka jika harus konsumsi obat terus. Di sini mereka bisa ikut mewarnai dan menggambar. Menggambar telur asin dan hasilnya dijual ke konsumen dan mereka dapat uang,” kata Aryani seraya menyebutkan dua orang pasiennya yang berasal dari Kalurahan Tirtoadi yang rutin datang setiap pekan ke Puskesmas.
Sedang Joost Keijer dari VU University Medical Center (VUMC) Amsterdam, mengaku sangat senang diajak berinteraksi saat memberikan penyuluhan kesehatan ke siswa di sekolah dan berinteraksi langsung dengan tenaga kesehatan di Puskesmas. “Kami merasa senang karena bisa bisa bertukar pikiran apa yang penting untuk kami adopsi sistem kesehatan ke depan. Saat bisa bertemu dan berinteraksi langsung dengan masyarakat dan bertemu dengan pasien ODGJ di Puskesmas jadi pengalaman baru kami,” ujar Joost Keijer.
BACA JUGA : Teknik Sipil UII Miliki Program Unggulan, Summer School Kebencanaan