Dadang, Alumni UWM : Jangan Minder Jadi Lulusan PTS tak Terkenal, Ini Success Storynya
"Janganlah pernah putus asa. Jangan minder bahwa jika kalian dari keluarga kurang mampu, kalian dari universitas swasta, dari universitas yang dianggap kurang dibanding universitas lain."
Itulah pesan Dadang Eko Ariyatmoko, ST, alumni Universitas Widya Mataram (UWM), Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Industri angkatan 1999 pada Wisuda ke 62 UWM yang berlangsung di Kampus Terpadu UWM Banyuraden, Gamping, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sabtu (11/3/2023). Kini Dadang Eko Ariyatmoko menjadi Manager Research and Development (R&D) Perusahaan Asing PT Ameya Livingstyle Indonesia di Bantul, DIY.
BACA JUGA : Rektor UWM : Softskills Memiliki Andil Besar pada Kesuksesan Karir Lulusan Perguruan Tinggi
Dadang melanjutkan nasehatnya agar lulusan perguruan tinggi yang tidak terkenal menyakinkan diri sendiri, terus berupaya menambah kemampuan dan ketrampilan atau softskills. Selain itu, juga bisa membuktikan mampu bersaing dengan mahasiswa lain dan dari perguruan tinggi yang memiliki nama. "Give your best effort and make it happen.....make your dream comes true!!!" tandas Dadang.
Dadang menceritakan tentang dirinya merupakan anak pertama dari tiga bersaudara yang tinggal di Semarang, Jawa Tengah. Ayahnya, berprofesi sebagai sopir bis malam dan ibunya seorang ibu rumah tangga. "Almarhum bapak hanyalah seorang driver/sopir bis malam yang mempunyai cita-cita anaknya bisa masuk kuliah. Walaupun disadari cita-cita itu sangat berat melihat kondisi ekonomi keluarga pada saat itu yang hanya mengandalkan gaji seorang sopir yang tidak seberapa. Serasa tidak mungkin untuk bisa menguliahkan anaknya," kenang Dadang.
Namun berkat kegigihan ayahnya, Dadang bisa menjadi mahasiswa di Universitas Widya Mataram (UWM) tahun 1999. Dalam perjalanan kuliahnya, karena orangtuanya kurang mampu, Dadang sering terlambat membayar uang semesteran.
BACA JUGA : Daje Motivator Tim D'Sava untuk Raih Gold International Award, Ini kiat-kiatnya
Untuk mengatasinya, Dadang memberanikan diri menghadap Dekan Fakultas Teknik, meminta penangguhan pembayaran uang semesteran dan diperbolehkan mengikuti ujian mata kuliah. "Meskipun sering terlambat membayar uang semesteran, alhamdulillah saya bisa menyelesaikan proses pembelajaran tepat waktu," kenang Dadang.
Saat kuliah, Dadang aktif mengikuti kegiatan organisasi kemahasiswaan. Dadang pernah menjabat sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknik Industri, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa. Ketua Steering Committee (SC) Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (Ospek) UWM. Juga menjadi anggota Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater Pendopo UWM.
"Saya juga pernah mengikuti lomba penelitian tingkat DIY. Alhamdulilah waktu itu bisa menjadi juara kedua tingkat Propinsi DIY. Dan ada beberapa beasiswa yang saya dapatkan pada saat berkuliah," katanya.
Dadang wisuda pada tahun 2003. Tetapi sebelum wisuda, Dadang sudah diterima kerja di Perusahaan Asing di Semarang, PT Unggaran Sari Garment. Pertama masuk kerja, Dadang sebagai staf Industrial Engeneering, sesuai dengan jurusannya.
BACA JUGA : Jundi Nourfateha, Mahasiswa IUP IE UII Presenter Pitch Deck Startup di Austria, Ini Ikhtiarnya
Dadang bekerja di PT Unggaran Sari Garment selama empat tahun. Selama bekerja di perusahaan tersebut, Dadang berhasil mendapatkan rekomendasi atau paper work untuk bekerja di Amerika Serikat. "Itu semua tidak direncanakan. Tapi memang itu kesempatan yang selalu ada. Kebetulan saya memiliki kapabilitas," katanya.
Setelah mendapatkan paper work, Dadang terbang ke Amerika Serikat dengan visa Temporary Worker. Kota pertama yang dituju South Dakota dan kemudian pindah ke beberapa kota lainnya, di antaranya, Florida dan Washington.
"Saya bekerja sebagai quality assurance atau quality control untuk memastikan kualitas produk. Perusahaan di Amerika berbeda-beda, ada perusahaan daging, perusahan roti, dan garment industri. Saya di Amerika selama empat tahun 2007-2011," jelasnya.
Dadang berhasil mendapatkan rekomendasi bekerja di Amerika Serikat karena ada seorang buyers di PT Unggaran Sari Garment yang berasal dari Amerika Serikat. Saat itu, Dadang dipercaya perusahaan untuk menemani pembeli asal Amerika Serikat tersebut ke mana pergi dan berdiskusi dengannya. Berkat kedekatan ini, Dadang mendapatkan rekomendasi untuk bekerja di Amerika Serikat.
BACA JUGA : Tips Roaida Yanti Menjadi Mahasiswa UII Berprestasi, Aktivis, Entrepreneur, dan Penulis
Sebelumnya, ada hal yang paling menarik bagi Dadang yaitu saat melamar kerja di PT Unggaran Sari Garment. Saat mendaftarkan diri di perusahaan tersebut, ada 90 orang calon yang melamar. Mereka berasal dari perguruan tinggi negeri (PTN) seperti Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Indonesia (UI), dan lain-lain. Tentu ini menjadi hal yang cukup 'mengkhawatirkan' bagi Dadang, sebab perusahaan hanya butuh tiga orang.
"Saya mengikuti tes seleksi tertulis dan interview. Saya pikir kuncinya di tes interview. Sebab saya mempunyai basic sebagai Ketua BEM UWM (softskills), sehingga lebih mudah menjawab pertanyaan dari pewawancara. Tiga orang yang lolos, saya, satu dari UGM dan satu UI," katanya bangga.
Saat itu, kata Dadang, belum banyak orang mengenal UWM. Bahkan di Yogyakarta saja, tidak banyak orang yang tahu, apalagi mereka yang ada di Semarang dan daerah lain. "Perusahaan pun menanyakan UWM itu di mana. Pertanyaan itu sempat membuat down. Tetapi saya jelaskan bahwa UWM merupakan salah satu kampus di Yogyakarta yang didirikan Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Baru mereka mengerti," pungkas Dadang. (*)
BACA JUGA : Gisya Amanda, Mahasiswi Fast Track Teknik Industri UII dan Best Presenter, Ini Kiatnya
Ikuti informasi penting tentang berita terkini perguruan tinggi, wisuda, hasil penelitian, pengukuhan guru besar, akreditasi, kewirausahaan mahasiswa dan berita lainnya dari JURNAL PERGURUAN TINGGI. Anda juga bisa berpartisipasi mengisi konten di JURNAL PERGURUAN TINGGI dengan mengirimkan tulisan, foto, infografis, atau pun video. Kirim tulisan Anda ke email kami: [email protected].