Info Kampus

UNY dan UPM Kolaborasi PkM KI Tingkatkan Kompetensi Guru SD

Prof Edi Istiyono, dosen Prodi S3 PEP UNY. (foto : istimewa)

JURNAL PERGURUAN TINGGI -- Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Program Studi S3 Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (PEP) dan Universiti Putra Malaysia (UPM) Malaysia berkolaborasi melakukan Pengabdian kepada Masyarakat Kerjasama Internasional (PkM KI). Tim PkM KI ini membantu meningkatkan kompetensi Guru Sekolah Dasar (SD) di Indonesia dan Malaysia dalam menyusun instrumen asesmen dan analisisnya.

PkM KI ini mengangkat tema ‘Training on the Preparation of Non-Cognitive Instrument and Instrument Quality Analysis using Classical and Modern Test Theory for Elementary School Teachers in Indonesia and Malaysia.' Pelatihan ini menghadirkan nara sumber Prof Dr Edi Istiyono, MSi, Dr Risky Setiawan dari UNY; dan Prof Dr Tajularipin Sulaiman UPM.

BACA JUGA : Magister PEP UNY dan UPM Kolaborasi Tingkatkan Kompetensi Guru SD, Bidang Apa Saja?

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Edi Istiyono menjelaskan pelatihan dilaksanakan secara virtual atau dalam jaringan (Daring) selama dua hari, Jumat-Sabtu (27-28/10/2023). Peserta sebanyak 36 guru SD dari Indonesia, dan tiga Guru SD dari Malaysia.

Menurut Edi menyusun instrumen penilaian yang berkualitas dan melakukan analisis instrumen bukan tugas yang mudah bagi guru SD di Indonesia dan Malaysia. Guru SD mengalami kesulitan ketika menyusun instrumen penilaian. "Kebanyakan dari mereka membuat instrumen penilaian yang hanya berfokus pada aspek kognitif saja," kata Edi Istiyono.

Padahal, lanjut Edi, seharusnya guru menyusun instrumen penilaian dari tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotirik. Alasan guru hanya menyusun instrumen penilaian kognitif karena menyusun instrumen penilaian afektif dan psikomotorik tidak semudah aspek kognitif. "Jika penilaian hanya terfokus pada aspek kognitif saja, maka tujuan penilaian tidak akan tercapai," kata Edi.

BACA JUGA : Tim Dosen S2 PEP UNY Latih Guru SD Membuat Soal HOTS

Selain itu, kata Edi, untuk mencapai tujuan penilaian, guru tidak hanya fokus pada perancangan instrumen penilaian saja. Tetapi guru juga harus memastikan bahwa instrumen tersebut valid dan reliabel, dengan cara mengujicobakan instrumen tersebut.

Ada empat syarat agar instrumen dikatakan baik, yaitu valid, reliabel, praktis dan ekonomis. Namun tidak semua guru memahami hal tersebut. Sehingga masalah yang umum terjadi adalah instrumen tidak dapat melihat prestasi belajar secara komprehensif, karena instrumennya kurang baik.

Kelemahan lain, lanjut Edi, beberapa guru membuat instrumen penilaian dengan tergesa-gesa. Mereka tidak memperhatikan kaidah-kaidah penulisan instrumen yang baik. Ada juga yang hanya mengambil soal-soal dari buku teks dan lembar kerja siswa dengan tidak melakukan uji coba.

BACA JUGA : UNY Turunkan Dua Mobil di Kontes Mobil Hemat Energi 2023 di Jakarta

Kendala tersebut, kata Edi, menunjukkan masih rendahnya kemampuan guru SD di Indonesia dan Malaysia dalam menyusun instrumen penilaian dan analisis instrumen secara mandiri. "Berdasarkan analisis situasi dan permasalahan mitra serta hasil survei analisis kebutuhan guru SD di Indonesia dan Malaysia, maka perlu dilakukan upaya peningkatan kompetensi guru SD di Indonesia dan Malaysia agar output penyusunan instrumen asesmen bisa lebih baik," harap Edi.

Edi menambahkan guru SD tidak hanya fokus pada cara menyusun instrumen penilaian, tetapi juga pada proses analisis instrumen penilaian menggunakan teori tes modern atau Teori Respon Butir (TRB) atau Item Response Theory (IRT). "Teori tes modern memiliki sifat-sifat laten (latent trait model) yang mendasari kinerja (performance) atau respon subjek terhadap soal-soal tertentu," katanya.

Tim PkM KI juga memberikan pelatihan penyusunan instrumen penilaian khusus non kognitif (afektif dan psikomotorik) dan analisisnya menggunakan pendekatan teori tes modern. Pelatihan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman dan meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan teknis penyusunan instrumen penilaian dan analisis data dengan IRT yang akan berdampak pada peningkatan mutu pendidikan khususnya di sekolah dasar di Indonesia dan Malaysia. (*)

BACA JUGA : Dosen UNY: Permainan Tradisional Indonesia Dikenal di AS Sejak 1990

Ikuti informasi penting tentang berita terkini perguruan tinggi, wisuda, hasil penelitian, pengukuhan guru besar, akreditasi, kewirausahaan mahasiswa dan berita lainnya dari JURNAL PERGURUAN TINGGI. Anda juga bisa berpartisipasi mengisi konten di JURNAL PERGURUAN TINGGI dengan mengirimkan tulisan, foto, infografis, atau pun video. Kirim tulisan Anda ke email kami: [email protected].

Berita Terkait

Image

Mahasiswa UNY Manfaatkan Janggel Jagung Jadi Media Tanam Jamur

Image

Mahasiswa UNY Manfaatkan Serabut Kelapa Jadi 'Kokedama' Tanaman Hias

Image

UNY Buka Magister Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image